6 Adab Menerima Tamu dalam Islam, Seperti Apa?

6 Adab Menerima Tamu dalam Islam, Seperti Apa?

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Sabtu, 30 Sep 2023 15:00 WIB
Adab menyuguhkan makanan dan bertamu dalam Islam
Ilustrasi menerima tamu (Foto: iStock)
Jakarta -

Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap santun dan berakhlak mulia terhadap sesama manusia, termasuk ketika ada yang datang berkunjung. Memuliakan tamu merupakan anjuran dari Nabi SAW sebagaimana sabdanya dalam sebuah hadits,

"Barang siapa beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia mempererat hubungan kekeluargaannya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia mengucapkan yang baik ataupun berdiam diri saja." (Muttafaq 'Alaih, HR Bukhari dan Muslim)

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa kesempurnaan memuliakan tamu yang dianjurkan seperti; menyambutnya dengan wajah berseri dan bibir tersenyum, bersegera dalam memberi suguhan dan menjamunya, berbuat dan bertutur baik, juga mengucapkan selamat tinggal dengan hangat saat tamu hendak pulang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kaitannya, ada juga sejumlah adab yang dapat dilakukan oleh kaum muslimin ketika menerima tamu. Mengutip dari Buku Pintar 50 Adab Islam oleh Arfiani, berikut bahasannya.

5 Adab ketika Menerima Tamu

1. Menerima Tamu dengan Baik

Adab pertama ketika menerima tamu ialah terimalah dengan baik. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyambut mereka dengan wajah berseri dan mengucapkan kata-kata selamat datang.

ADVERTISEMENT

2. Menyuguhkan Hak Tamu dan Memuliakannya

Tuan rumah hendaknya menyuguhkan hak tamu seperti memberi minuman atau makanan. Jangan terlambat atau menunda-nunda hingga tamu tersebut pulang.

3. Menempatkan Tamu di Tempat Layak

Salah satu adab tamu lainnya yang tak kalah penting ialah menempatkan tamu pada tempat yang layak. Maksudnya, jangan sampai tamu tidak merasa nyaman karena tempatnya kotor, beraroma tidak sedap, dan lain sebagainya.

4. Tidak Berlebihan dalam Menjamu

Meski dianjurkan untuk menjamu, hendaknya seorang muslim tidak berlebihan. Tuan rumah harus memperhatikan kemampuannya dalam menjamu, jangan sampai hal tersebut justru memberatkannya.

5. Berbuat Baik kepada Tamu Selama Tinggal di Rumah

Ketika seseorang bertamu ke rumah, kita harus berbuat baik. Terlebih jika mereka memutuskan untuk menginap di rumah kita.

6. Tidak Mengunci Pintu Kecuali setelah Tamu Pergi

Tuan rumah yang baik tidak masuk dan mengunci pintu rumahnya ketika ada tamu. Hal ini dinilai kurang sopan, kecuali apabila tamu tersebut sudah pergi.

Keutamaan yang Terkandung dari Memuliakan Tamu

Merujuk Kitab Ihya Ulumuddin, keutamaan memuliakan tamu tercantum dalam salah satu hadits Rasulullah SAW yang berbunyi,

"Sesungguhnya orang yang berakhlak baik dalam memuliakan tamu, akan mendapat derajat kemuliaan orang yang banyak berpuasa dan mendirikan salat sunnah." (Hadits Shahih)

Dalam hadits lain riwayat Abu Hurairah diceritakan: "Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata, 'Sesungguhnya aku ini orang susah.' Beliau menyuruh ke rumah seorang istrinya, lalu istrinya itu berkata, 'Demi Dzat Yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak mempunyai apa-apa selain air.'

Kemudian beliau menyuruh lagi ke tempat istrinya yang lain, lalu ia pun berkata seperti itu. Hingga mereka semua berkata seperti itu, 'Tidak ada, demi Dzat Yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak punya apa-apa selain air.'

Lalu beliau bersabda, 'Siapakah yang mau menjamu orang ini malam ini?' Seorang laki-laki dari golongan Anshar berkata, 'Aku, ya Rasulullah.'

Orang itu berangkat dengan tamunya ke rumahnya, lalu berkata kepada istrinya, 'Muliakanlah tamu Rasulullah SAW ini."




(aeb/kri)

Hide Ads