Umat Islam bisa menerapkan sunnah menerima tamu sesuai anjuran Rasulullah SAW. Di antara adab menerima tamu adalah menjamu dan menyuguhkan makanan.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamu." (HR Bukhari)
Mengutip buku 354 Sunnah Nabi Sehari-hari, Dr. Raghib As-Sirjani menjelaskan bahwa memuliakan tamu mencakup menerima tamu dengan baik, menghadirkan rona wajah yang berseri-seri, menyuguhkan makanan dan minuman, menyediakan tempat duduk yang baik dan mempersilahkan tamu bermalam jika hal itu dibutuhkan hingga tiga hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Syuraih Al-Adawi, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya dan jamuannya, "Para sahabat bertanya, "Berapa lama jamuannya wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Sehari semalam. Adapun bertamunya adalah tiga hari; maka lebih dari itu adalah sedekah dari pemilik rumah kepada tamu." (HR Bukhari)
Kemudian Malik bin Anas ditanya tentang maksud ucapan Rasulullah SAW, "Jamuannya," ia berkata, "jamuan maksudnya adalah memuliakannya, menyenangkannya dan menjaganya."
Adab Menerima Tamu Sesuai Sunnah
Merangkum buku Etika Bermuamalah: Berdasarkan Alquran dan Sunnah karya Haryanto Al-Fandi, ada beberapa adab yang bisa diterapkan ketika seorang muslim menerima tamu. Berikut diantaranya:
1. Sambut Tamu dengan Senyuman
Islam mengajarkan umatnya untuk menyambut tamu dengan menampakkan wajah cerah dan senang hati. Sikap ini adalah bentuk memuliakan dan menghormati tamu.
Sikap ini juga harus diperhatikan oleh orang yang bertamu. Tampakkan wajah yang ceria agar momen silaturahmi semakin hangat.
2. Sambut Tamu dengan Ramah
Adab menyambut tamu selanjutnya adalah dengan ucapan yang baik dan ramah. Ucapan yang baik, sopan dan ramah akan membuat tamu merasa dihargai dan dihormati.
3. Jangan Membedakan Tamu
Dilarang membedakan tamu, jadi siapapun yang datang berkunjung harus disambut dengan suka cita. Tidak diperbolehkan membedakan tamu, siapapun mereka, kaya, miskim, pejabat atau rakyat harus disambut dengan suka cita.
Umat Islam adalah umat yang satu, tidak ada yang membedakan antara satu orang dengan yang lainnya selain kualitas iman dan takwanya kepada Allah SWT.
4. Mempersilakan Tamu Masuk
Cara menghormati tamu selanjutnya adalah dengan mempersilahkan tamu untuk masuk dan duduk. Siapkan tempat yang baik. Tidak perlu bagus namun cukup nyaman untuk dijadikan tempat untuk duduk.
5. Sajikan Makanan dan Minuman
Dianjurkan menyajikan makanan dan minuman kepada tamu yang datang. Sajikan makanan yang baik namun sesuai dengan kemampuan diri sendiri.
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah diceritakan: "Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata, 'Sesungguhnya aku ini orang susah.' Beliau menyuruh ke rumah seorang istrinya, lalu istrinya itu berkata, 'Demi Dzat Yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak mempunyai apa-apa selain air.'
Kemudian beliau menyuruh lagi ke tempat istrinya yang lain, lalu ia pun berkata seperti itu. Hingga mereka semua berkata seperti itu, 'Tidak ada, demi Dzat Yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak punya apa-apa selain air.'
Lalu beliau bersabda, 'Siapakah yang mau menjamu orang ini malam ini?' Seorang laki-laki dari golongan Anshar berkata, 'Aku, ya Rasulullah.'
Orang itu berangkat dengan tamunya ke rumahnya, lalu berkata kepada istrinya, 'Muliakanlah tamu Rasulullah SAW ini."
Dalam riwayat lain disebutkan, "Orang itu berkata kepada istrinya, 'Apakah engkau mempunyai suatu jamuan?' Istrinya menjawab, 'Tidak ada, kecuali makanan untuk anak-anakku.'
Laki-laki itu berkata, 'Lalaikan anak-anakmu dengan suatu hal. Jika mereka ingin makan malam, tidurkanlah mereka. Jika tamu kita telah masuk rumah, padamkanlah lampunya dan perlihatkan kepadanya bahwa kita sedang makan.' Lalu mereka duduk, sementara tamu itu makan. Maka, kedua suami istri itu meringkuk semalam (lapar).
Ketika menjelang pagi harinya, orang itu pergi menemui Nabi SAW. Lalu beliau bersabda, 'Allah benar-benar kagum terhadap perbuatan kalian terhadap tamu kalian tadi malam." (HR Bukhari dan Muslim)
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Saat Perang Akhir Zaman Tiba, Sekutu Umat Islam Ini Akan Berkhianat