Bulan Safar akan jatuh pada 26 Juli 2025. Dalam khutbah Jumat kali ini, mari kita renungkan keutamaan bulan Safar menurut Al-Qur'an dan Sunnah.
Mengutip laman Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), berikut naskah khutbah Jumat bulan Safar yang telah ditulis ulang sesuai kebutuhan.
Khutbah Pertama
Sidang Jumat rahimakumullah,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam, yang telah menganugerahkan kepada kita nikmat iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Kita akan memasuki bulan Safar, bulan kedua dalam kalender Hijriah. Namun, tak jarang di tengah masyarakat kita masih beredar keyakinan dan mitos-mitos terkait bulan Safar. Ada anggapan bahwa bulan ini adalah bulan kesialan, bulan turunnya musibah, atau bahkan bulan yang perlu dihindari untuk melakukan hal-hal penting.
Keyakinan semacam ini sejatinya merupakan warisan dari tradisi Arab Jahiliah di masa lampau. Mereka menghubungkan berbagai kejadian buruk dengan bulan Safar, hingga menganggapnya sebagai bulan yang penuh kesialan. Namun, sebagai muslim, kita wajib meluruskan pandangan ini dengan berlandaskan pada ajaran Islam yang murni.
Rasulullah SAW, junjungan kita, telah dengan tegas membantah kepercayaan-kepercayaan takhayul semacam itu. Beliau bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ahmad: "Tidak ada penyakit, tidak ada kesialan, tidak ada pengaruh buruk dari burung hantu."
Hadits ini sangat jelas menunjukkan bahwa dalam pandangan Islam, tidak ada bulan yang membawa kesialan, termasuk bulan Safar. Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, baik kebaikan maupun musibah, semuanya adalah atas izin dan kehendak Allah SWT. Tidak ada satu pun makhluk atau waktu yang memiliki kekuatan untuk mendatangkan kebaikan atau keburukan tanpa campur tangan Allah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah ayat 36: "Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan..." Ayat ini menegaskan bahwa semua bulan, dari Muharram hingga Dzulhijjah, memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah. Tidak ada bulan yang lebih mulia atau lebih hina, tidak ada bulan yang membawa keberuntungan atau kesialan secara inheren.
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa memperkuat tawakal kita kepada Allah. Iman kita haruslah kokoh bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman-Nya. Jangan biarkan keyakinan-keyakinan tak berdasar merusak akidah kita dan mengikis kepercayaan kita kepada takdir Allah.
Bulan Safar, seperti bulan-bulan lainnya, adalah ciptaan Allah. Ia adalah bagian dari waktu yang diberikan-Nya kepada kita untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Maka, daripada disibukkan dengan ketakutan akan kesialan, marilah kita manfaatkan bulan Safar ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas amal ibadah kita.
Ya Allah, berilah kami kekuatan untuk selalu berpegang teguh pada kebenaran, jauhkanlah kami dari segala bentuk kesyirikan dan takhayul. Amin ya Rabbal Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Latin: Barakallahu li walakum fil Quranil Adzim, wa nafa'ani wa iyyakum bima fihi min ayaati wa dzikril hakim. Aqulu qauli hadza fastaghfirullahal adzim li walakum wa li sa'iril muslimin wal muslimat, wal mu'minin wal mu'minat, fastaghfiruhu innahu huwal ghafurur rahim.
Khutbah Kedua
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah,
Melanjutkan khutbah pertama, hendaknya kita memahami bahwa bulan Safar adalah kesempatan emas untuk terus meningkatkan kedekatan kita dengan Allah SWT. Tidak ada ibadah khusus yang diwajibkan di bulan Safar, namun sebagai seorang Muslim, kita dianjurkan untuk senantiasa memperbanyak amal kebaikan di setiap waktu dan kesempatan.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah harian kita adalah hal yang utama. Mari kita jaga shalat lima waktu kita, tunaikan shalat sunnah seperti rawatib dan tahajud, perbanyak puasa sunnah seperti Senin Kamis, luangkan waktu untuk membaca dan mentadaburi Al-Qur'an, serta basahi lisan kita dengan dzikir dan doa. Setiap amal kebaikan yang kita lakukan akan menjadi bekal di akhirat kelak.
Selain ibadah mahdhah, bulan Safar juga menjadi pengingat bagi kita untuk meningkatkan amal sosial. Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kasih sayang, kepedulian, dan tolong-menolong. Mari kita wujudkan dengan bersedekah, membantu saudara-saudari kita yang membutuhkan, menjenguk yang sakit, menyantuni anak yatim, dan berbuat baik kepada tetangga serta seluruh manusia. Ini adalah bentuk implementasi nyata dari ajaran agama kita yang mengutamakan kebermanfaatan bagi sesama.
Sidang Jumat rahimakumullah,
Sejarah Islam mencatat beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Safar. Salah satunya adalah dimulainya Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, sebuah peristiwa monumental yang menjadi titik balik bagi dakwah Islam. Peristiwa ini mengajarkan kita tentang kesabaran, keimanan yang kokoh, dan pentingnya berkorban demi tegaknya agama Allah. Selain itu, Perang Khaybar yang dimenangkan oleh umat Islam juga terjadi pada bulan Safar tahun 7 Hijriyah, menunjukkan kekuatan dan pertolongan Allah bagi hamba-Nya yang berjuang di jalan-Nya.
Peristiwa-peristiwa ini bukanlah tanda kesialan, melainkan pelajaran berharga bagi kita untuk mengambil hikmah dan motivasi dalam beribadah serta berjuang di jalan Allah.
Sebagai penutup, marilah kita tinggalkan jauh-jauh segala mitos dan takhayul tentang kesialan bulan Safar. Bulan Safar, seperti halnya bulan-bulan lainnya, adalah anugerah dari Allah SWT, waktu yang diberikan-Nya kepada kita untuk terus meningkatkan ketakwaan dan memperbanyak amal shalih. Mari kita gunakan setiap detik waktu yang Allah berikan untuk senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya, karena sesungguhnya keberkahan itu ada pada ketaatan kita kepada-Nya, bukan pada penanggalan bulan tertentu.
Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang senantiasa bersyukur, istiqamah dalam iman dan amal shalih, serta selalu berada dalam lindungan dan rahmat-Mu di setiap waktu.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Latin: Innallaha wa malaikatahu yusholluna alan Nabi. Ya ayyuhalladzina amanu shollu alaihi wa sallimu taslima.
Allahumma sholli ala Muhammad wa ala ali Muhammad, kama shollaita ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim, innaka hamidum majid. Wa barik ala Muhammad wa ala ali Muhammad, kama barakta ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim, fil alamina innaka hamidum majid.
Allahummaghfir lil muslimina wal muslimat, wal mu'minina wal mu'minat, al-ahya'i minhum wal amwat, innaka sami'un qaribum mujibud da'wat ya qadhiyal hajat.
Rabbana atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qina adzaban nar.
Walhamdulillahi Rabbil alamin.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!