Melalui riwayat hadits yang disabdakan Rasulullah SAW, ada larangan untuk mencela makanan bila tidak menyukai makanan tersebut. Hal ini bahkan sudah dicontohkan Rasulullah SAW sebagai salah satu akhlak mulia beliau.
Salah satu hadits yang menceritakan akhlak Rasulullah SAW tersebut bersumber dari kitab Para Nabi bab Sifat Nabi SAW (9/477) dan kitab Minuman bab Tidak Boleh Mencela Makanan (2064). Diceritakan oleh Abu Hurairah RA,
Ù ÙØ§ Ø¹ÙØ§ØšÙ Ø±ÙØ³ÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ ï·º Ø·ÙØ¹ÙØ§Ù ÙØ§ ÙÙØ·ÙÙ: Ø¥ÙÙÙ Ø§ØŽÙØªÙÙÙØ§Ù٠أÙÙÙÙÙÙÙØ ÙÙØ¥ÙÙÙ ÙÙØ±ÙÙÙÙÙ ØªÙØ±ÙÙÙÙÙ Ù ÙØªÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙÙÙÙÙ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Rasulullah saw. tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menyukai terhadap suatu makanan, maka beliau memakannya. Dan jika beliau tidak menyukainya, beliau meninggalkannya." (Muttafaq'alaih)
Imam an-Nawawi dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 2 menyebutkan, hadits tersebut menunjukkan bahwa mencela makanan termasuk dalam sifat sombong sekaligus penghinaan terhadap nikmat. Sebaliknya, memuji makanan menjadi bukti rasa suka dan bersyukur.
Melalui Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Imam Nawawi juga memberi contoh beberapa bentuk celaan terhadap makanan yang dimaksud dalam hadits sebelumnya. Celaan yang dimaksud di antaranya yakni, "Ini keasinan"; "Kurang asin"; "Kecut"; "Terlalu lembut"; "Masih kasar"; "Belum masak"; dan semisalnya.
Meski demikian, Syarh Riyadh Ash Shalihin menambahkan, memberi kritikan pada masakan berbeda dengan mencela makanan. Memberi kritikan memiliki tujuan agar masakan yang telah dibuat dapat diperbaiki.
"Misalnya dengan berkata, 'Hari ini masakanmu terlalu banyak garam, terlalu pedas, atau semacam itu.' Yang disebutkan ini bukan maksud menjelekkan makanan," bunyi keterangannya yang diterjemahkan H. Brilly El-Rasheed dalam Al-Anfal: Syarah Ijmal 300 Hadits.
Kenapa Dilarang Mencela Makanan?
Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub dalam Ringkasan Kitab Adab berpendapat, adanya larangan dari Rasulullah SAW tersebut karena makanan sejatinya adalah ciptaan Allah SWT khususnya bahan-bahan yang dikandungnya.
Selain itu, mencela makanan juga akan membuat sedih dan sakit hari orang yang menyajikan dan memasaknya. Untuk itu, menurutnya, Rasulullah SAW hendak menutup pintu kesedihan tersebut di tiap hari muslim yang sudah menyajikan makanan.
Sebaliknya, ada anjuran untuk memuji makanan meskipun makanan tersebut sederhana sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. Bersumber dari hadits dalam kitab Minuman bab Keutamaan Cuka (2052) diceritakan tentang Rasulullah SAW memuji makanan yang disajikan suatu keluarga meskipun hanya cuka.
ÙØ¹ÙÙÙ Ø¬ÙØ§ØšÙØ±Ù Ø±ÙØ¶ÙÙ٠اÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙÙ٠أÙÙÙ٠اÙÙÙÙØšÙÙÙÙ ï·º Ø³ÙØ£ÙÙ٠أÙÙÙÙÙÙÙ Ø§ÙØ£Ø¯Ù Ù ÙÙÙÙØ§ÙÙÙØ§: Ù ÙØ§ عÙÙÙØ¯ÙÙÙØ§ Ø¥ÙÙÙÙØ§ Ø®ÙÙÙØ ÙÙØ¯ÙØ¹ÙØ§ ØšÙ ÙÙØ¬ÙعÙÙÙ ÙÙØ£ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ: «ÙÙØ¹Ù٠٠اÙÙØ£ÙدÙ٠٠اÙÙØ®ÙÙÙÙ ÙÙØ¹Ù٠٠اÙÙØ£ÙدÙ٠٠اÙÙØ®ÙÙ
Artinya: Dari Jabir RA bahwa Nabi saw. meminta lauk kepada keluarganya, lalu mereka berkata, "Kami tidak punya apa-apa selain cuka." Lalu beliau memintanya dan memakannya. Beliau bersabda, "Sebaik-baik lauk adalah cuka. Sebaik-baik lauk adalah cuka." (HR Muslim)
Baca juga: Bolehkah Makan Sambil Berdiri dalam Islam? |
Adapun untuk sekadar memberi informasi bahwa muslim menolak karena tidak bisa atau tidak terbiasa memakan sesuatu yang disajikan pun tidak mengapa. Sebab, Rasulullah SAW melakukan demikian.
An Nawawi berkata dalam Syarh Muslim Jilid 7, "Hadits (Rasulullah SAW) tidak memakan biawak bukanlah termasuk mencela makanan tetapi itu pemberitahuan bahwa makanan yang khusus ini tidak beliau sukai."
(rah/erd)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina