Dalam ilmu tasawuf, khauf diartikan sebagai rasa takut. Konteks dari rasa takut tersebut merujuk pada dosa dan siksa Allah SWT.
Menurut buku Terjemah Fiqhul Islam wa Adillathuhu Juz 2 susunan Prof Wahbah Az Zuhaili, ada sebuah amalan yang disebut sholat khauf. Ibadah tersebut disyariatkan menurut mayoritas ahli fiqih dan tergolong sebagai sunnah yang tercantum dalam Al-Qur'an dan hadits saat memerangi kaum yang enggan taat kepada Allah SWT.
Dalam surat An Nisa ayat 102, Allah SWT berfirman:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
وَإِذَا كُنتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَلْتَقُمْ طَآئِفَةٌ مِّنْهُم مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُوٓا۟ أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا۟ فَلْيَكُونُوا۟ مِن وَرَآئِكُمْ وَلْتَأْتِ طَآئِفَةٌ أُخْرَىٰ لَمْ يُصَلُّوا۟ فَلْيُصَلُّوا۟ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا۟ حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ ۗ وَدَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُم مَّيْلَةً وَٰحِدَةً ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن كَانَ بِكُمْ أَذًى مِّن مَّطَرٍ أَوْ كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَن تَضَعُوٓا۟ أَسْلِحَتَكُمْ ۖ وَخُذُوا۟ حِذْرَكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ أَعَدَّ لِلْكَٰفِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا
Artinya: "Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan sholat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (sholat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang sholat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu."
Nabi SAW sendiri pernah melakukan sholat khauf pada 4 tempat, yaitu ketika perang Dzatur Riqaa, di Bathn Nakhl (daerah Najad, kekuasaan Bani Ghathafan), di 'Usfaan, dan di Dzi Qarad. Rasulullah SAW melakukan sholat khauf sebanyak 24 kali.
Syarat Pelaksanaan Sholat Khauf
Merujuk pada sumber yang sama, Ibnu Abidin berpendapat bahwa rasa takut akan adanya serangan musuh menjadi sebab dilakukannya sholat khauf. Amalan tersebut tidak khusus hanya ketika perang, melainkan boleh dilakukan dalam keadaan tertentu.
Salah satu syarat sholat khauf ialah perang yang diperbolehkan. Maksudnya seperti memerangi kaum musyrik yang jahat, pemberontak dan semacamnya.
Kemudian, syarat lainnya ketika berhadapan dengan musuh atau binatang buas. Bisa juga ketika seseorang takut tenggelam atau terbakar.
Cara Mengerjakan Sholat Khauf
Ahli fiqih sepakat atas dua hal penting. Yang pertama, diperbolehkan bagi tentara untuk melaksanakan sholat khauf dengan dua imam, masing-masing kelompok jamaah dengan imamnya sendiri.
Kedua, ketika rasa takut mencekam dan sulit untuk melakukan sholat berjamaah maka diizinkan untuk sholat khauf secara munfarid atau sendiri-sendiri. Baik itu dalam keadaan menunggangi hewan atau berjalan di parit-parit.
Masih dari sumber yang sama, mereka cukup memberi isyarat ketika ruku dan sujud ke arah manapun, baik itu kiblat atau selainnya. Sholat tetap dimulai dengan takbiratul ihram dan menghadap kiblat jika bisa.
Al-Khaththabi menjelaskan bahwa Rasulullah SAW melakukan sholat khauf dengan berbagai cara, sesuai dengan keadaannya. Dari Al-Khaththabi rahimahullah, ia berkata:
"Sholat khauf banyak ragamnya. Nabi SAW pernah melakukannya pada keadaan dan cara yang berbeda-beda. Masing-masing disesuaikan agar sholat terlaksana lebih baik dan lebih mendukung untuk pengawasan musuh. Sekalipun tata caranya berbeda, namun intinya tetap sama." (HR. Muslim)
Mengutip Tafsir al-Munir Jilid 3: Aqidah, Syariah, Manhaj (Juz 5-6 an-Nisaa' - al-Maa'idah) oleh Prof Wahbah az-Zuhaili, berikut 3 cara melakukan sholat khauf.
1. Tata Cara Sholat Khauf yang Pertama
Ibnu Umar RA berkata,
"Rasulullah SAW melakukan sholat khauf satu rakaat bersama salah satu golongan, sementara golongan yang lain menghadap ke musuh. Kemudian golongan pertama berpaling dan menggantikan di tempat kawan-kawan mereka yang lain sambil menghadap ke arah musuh. Setelah itu, datanglah golongan kedua lalu sholat bersama SAW satu rakaat. Lalu Nabi SAW dan golongan kedua pun meneruskan satu rakaat, begitu juga dengan golongan yang pertama."
2. Tata Cara Sholat Khauf yang Kedua
Dari Sahl bin Abi Hatsmah RA, ia menjelaskan:
"Rasulullah SAW mengimami para sahabatnya pada waktu sholat khauf. Beliau membariskan mereka di belakangnya menjadi dua shaff. Kemudian beliau sholat satu rakaat bersama shaff yang dekat dengannya (shaf pertama). Setelah itu, beliau berdiri dan terus berdiri hingga para sahabat di shaf pertama merampungkan satu rakaat (yang tersisa secara sendiri-sendiri). Kemudian para Sahabat di shaf kedua maju, dan golongan yang berada di shaf pertama mundur ke belakang. Nabi SAW mengimami mereka (yang awal mulanya berada di shaf kedua) lalu duduk (dan menunggu) hingga mereka merampungkan satu rakaat (yang tertinggal). Kemudian beliau salam (beserta mereka)."
3. Tata Cara Sholat Khauf yang Ketiga
Jabir bin 'Abdillah RA berkata,
"Aku pernah sholat khauf bersama Rasulullah SAW Beliau membariskan kami dalam dua shaf. Satu shaf di belakang Rasulullah SAW. Sementara musuh berada di antara kami dan kiblat. Nabi SAW bertakbir, lalu kami semua bertakbir. Ketika beliau ruku', kami semua pun ruku', kemudian bangkit dari ruku', kami pun melakukannya bersama-sama. Kemudian beliau dan shaf terdepan menyungkur sujud. Sedangkan shaff terakhir tetap berdiri menghadap musuh. Tatkala Nabi SAW dan shaf terdepan selesai sujud lalu berdiri, shaf belakang pun sujud lalu berdiri. Kemudian shaff belakang maju ke depan dan shaff yang di depan mundur.
Nabi SAW rukuk, dan kami semua pun rukuk. Dan ketika bangkit dari rukuk, kami pun bangkit bersama-sama. Kemudian beliau dan shaf pertama yang sebelumnya pada rakaat pertama berada di belakang, menyungkur sujud. Sementara shaf kedua berdiri menghadap ke musuh. Saat Rasulullah SAW dan shaf di belakang beliau selesai sujud, shaf belakang pun menyungkur sujud. Lalu Nabi SAW dan kemudian kami pun salam bersama-sama."
(aeb/erd)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah