Di Mana Keberadaan Manusia saat Bumi yang Satu Diganti yang Lain di Hari Kiamat?

Di Mana Keberadaan Manusia saat Bumi yang Satu Diganti yang Lain di Hari Kiamat?

Kristina - detikHikmah
Rabu, 30 Agu 2023 06:30 WIB
Shot of a dramatic thunderstorm over a mountainhttp://195.154.178.81/DATA/i_collage/pi/shoots/783670.jpg
Ilustrasi keberadaan manusia saat bumi diganti bumi yang lain saat kiamat. Foto: iStock
Jakarta -

Sejumlah peristiwa yang akan terjadi saat hari kiamat telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadits. Dikatakan, Allah SWT akan mengganti bumi yang satu dengan bumi lainnya dan manusia akan berada di suatu tempat.

Bergantinya bumi yang satu dan bumi lainnya disebutkan dalam surah Ibrahim ayat 48. Allah SWT berfirman,

يَوْمَ تُبَدَّلُ الْاَرْضُ غَيْرَ الْاَرْضِ وَالسَّمٰوٰتُ وَبَرَزُوْا لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ ٤٨

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "(yaitu) hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit. Mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa."

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, bentuk bumi pengganti yang disebut dalam ayat tersebut tidaklah seperti bumi yang dikenal seperti sekarang ini. Dalam kitab ash-Shahihain terdapat sebuah hadits Abu Hazim dari Sahl ibnu Sa'd yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

ADVERTISEMENT

يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ، كَقُرْصَةِ النَّقِيِّ، لَيْسَ فِيهَا مَعْلَمٌ لِأَحَدٍ

Artinya: "Kelak manusia di hari kiamat akan dihimpunkan di bumi yang putih lagi tandus seperti perak yang putih bersih, tiada suatu tanda pun bagi seseorang padanya."

Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar turut meriwayatkan dari jalur Abdullah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Bumi yang putih, tidak pernah dialirkan darah pada­nya, tidak pernah pula dilakukan suatu dosa pun padanya."

Rasulullah SAW dalam hadits lain menjelaskan keberadaan manusia saat bumi diganti dengan bumi yang lain. Dikatakan, manusia akan berada di atas sirat. Sirat merupakan sebuah jembatan yang terbentang di atas neraka. Hal ini bersandar pada riwayat Imam Ahmad,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ دَاوُدَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ: أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ: {يَوْمَ تُبَدَّلُ الأرْضُ غَيْرَ الأرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ} قَالَتْ: قُلْتُ: أَيْنَ النَّاسُ يَوْمَئِذٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "عَلَى الصِّرَاطِ".

Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Addi. dari Daud, dari Asy-Sya'bi, dari Masruq, dari Aisyah yang mengatakan bahwa ia adalah orang yang mula-mula bertanya kepada Rasulullah SAW tentang makna firman-Nya berikut ini: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (begitu pula) langit. (Ibrahim: 48) Ia bertanya kepada Rasulullah SAW "Di manakah manusia pada saat itu, wahai Rasulullah?" Rasulullah SAW menjawab, "Di atas sirat."

Keberadaan manusia saat penggantian bumi ini turut dijelaskan Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam kitab At-Tadzkirah melalui riwayat Muslim dari Tsauban. Dia berkata,

"Saya pernah berdiri di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Maka datanglah seorang pendeta Yahudi seraya berkata, 'Salam kepadamu, hai Muhammad.' dan seterusnya Tsauban menuturkan hadits selengkapnya, antara lain dia mengatakan,

"Maka kata Yahudi itu, 'Di mana manusia, pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit?'

Rasulullah SAW menjawab, "Mereka berada dalam kegelapan, di depan jembatan." (Shahih Muslim)

At-Tirmidzi turut meriwayatkan dari Mujahid, dari Ibnu Abbas RA, ia bertanya, "Tahukah kamu, berapa luas neraka Jahannam?"

Ia menjawab, "Tidak."

"Baiklah," kata Ibnu Abbas. "Demi Allah, kamu tidak tahu dari Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah tentang firman Allah Ta'ala dalam Az Zumar: 67. Kata Aisyah, 'Saya bertanya di manakah manusia?'

Rasulullah SAW menjawab, "Di atas jembatan Jahanam." (HR At-Tirmidzi dan ia mengatakan dilihat dari sanadnya ini hasan shahih gharib).

Dalam kitab Rihlah Ila Ad-Dar Al-Akhirah karya Mahmud Al-Mishri Abu Ammar dikatakan, dalam hal ini ada pemisah antara orang-orang munafik dan orang-orang mukmin. Tempat mereka juga berbeda. Penulis Syarh Ath-Thahawiyah mengibaratkan layaknya orang berjalan, orang-orang mukmin telah mendahului orang-orang munafik, dan di antara mereka ada sesuatu yang menjadi penghalang untuk saling berjumpa.

Wallahu a'lam.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads