Istilah dekengan pusat viral di media sosial usai menyebarluasnya video singkat dakwah milik Gus Iqdam. Pendakwah muda Nahdlatul Ulama (NU) ini bahkan menjelaskan asal-usul istilah tersebut dalam salah satu kajiannya.
Menurutnya, konsep dekengan pusat pertama kali diterimanya dari sanad keilmuan selama menjadi santri di Pesantren Al-Falah Ploso Kediri. Kemudian, istilah tersebut kembali digunakannya secara spontan saat mengisi salah satu kajian.
Pengasuh Majelis Ta'lim Sabilut Taubah ini bercerita, saat itu pengajiannya dihadiri oleh ribuan jemaah, tidak terkecuali para pejabat. Gus Iqdam tengah menjelaskan keutamaan dari salat qabliyah Subuh, termasuk untuk menaikkan derajat manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lha dari situ tiba-tiba saya bilang, dekenganmu wes gak trimo pejabat (backingan kamu sudah tidak terima pejabat). Kalau kamu mau melakukan salat sunnah atau salat qobliyah atau salat rawatib apapun, dekenganmu pusat (backinganmu pusat)," jelasnya, dikutip dari laman NU Online Jawa Timur, Senin (28/8/2023).
Dekengan pusat yang dimaksud Gus Iqdam dalam konteks tersebut adalah Allah SWT yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam mengatur segala urusan di dunia ini. Gus Iqdam kembali menekankan bahwa istilah tersebut murni berasal dari spontanitasnya saat mengisi sebuah kajian.
Tidak hanya dekengan pusat, beberapa istilah dari Gus Iqdam yang juga ramai digunakan adalah ST Nyell yang berasal dari singkatan dari Sabilu Taubah (ST) dan nyell yang berarti total dalam bahasa Jawa. Selain itu, ada pula Wonge Teko? (Orangnya datang?) yang kerap dilontarkannya dalam kajian.
Lantas, siapakah Gus Iqdam dengan istilah-istilah dalam kajiannya yang unik tersebut?
Profil Gus Iqdam dan Dakwahnya
Gus Iqdam bernama asli Muhammad Iqdam, kemudian ia menyematkan nama Kholid di ujung namanya yang diambil dari nama almarhum ayahnya. Pendakwah muda NU ini lahir di Blitar, Jawa Timur pada 27 September 1994.
Ia dikenal sebagai pendakwah milenial yang mudah berbaur dengan segala kelompok usia. Tidak mengherankan bila beberapa spontanitasnya selama mengisi kajian menjadi viral dan menarik sejumlah kalangan.
Tidak hanya berdakwah, Gus Iqdam mendirikan sebuah majelis ta'lim yang bernama Sabilu Taubah pada 2018. Dikutip dari detikJatim, jemaahnya kini sudah mencapai 66.000 orang yang mulanya hanya terdiri dari 7 orang karena konsep berdakwahnya.
Ia mengusung konsep berdakwahnya sebagai tempat mengaji orang-orang yang berideologi jalanan, marginal, dan kerap berurusan dengan dunia kriminal. Dengan ciri khasnya tersebut, potongan video dakwah pengurus Pondok Pesantren Mambaul Hikam II ini juga sudah tersebar luas di berbagai laman media sosial seperti, TikTok, YouTube, Instagram, dan lainnya.
Latar Belakang Gus Iqdam
Gus Iqdam merupakan anak terakhir dari pasangan KH Kholid dan Lam'atul Walidah. Gelar Gus yang disematkan untuknya juga merupakan andil menjadi cucu seorang kiai yang bernama Romo Kiai Zubaidil Abdul Ghofur.
Kiai Ghofur yang merupakan pendiri Pesantren Mambaul Hikam Mantenan Blitar, salah satu pesantren tertua di Blitar barat sekaligus Mursyid Thoriqoh. Kiai ini kemudian memiliki keturunan yang merupakan ibu dari Gus Iqdam.
Dari situlah, Gus Iqdam mulai motivasi Gus Iqdam untuk belajar agama. Tujuannya untuk memantaskan diri atas gelar Gus yang diterimanya.
Ia pun belajar ilmu agama Islam bersama pamannya yaitu KH Dliyauddin Azzamzami. Kemudian Gus Iqdam melanjutkan pendidikan agamanya di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri di bawah asuhan Muhammad Abdurrahman Kautsar atau Gus Kautsar.
Pada 2021 lalu, Gus Iqdam menikah dengan Nilatin Nihayah yang merupakan anak dari salah satu kiai besar di Ponpes Lirboyo Kediri, almarhum KH Toha Widodo Zaini Munawwir. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Ahmad Novel Zubaidi Al Munawwir.
(rah/erd)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI