Mati dalam keadaan syahid sering dihubungkan dengan berperang atas nama Allah atau meninggal di jalan-Nya. Pengertian ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA,
"Rasulullah SAW bersabda: 'Apa yang dimaksud orang yang mati syahid di antara kalian?' Para sahabat menjawab, 'Wahai Rasulullah, orang yang meninggal di jalan Allah itulah orang yang mati syahid.' Beliau ﷺ bersabda: 'Kalau begitu, sedikit sekali jumlah umatku yang mati syahid.' Para sahabat berkata, 'Lantas siapakah mereka wahai Rasulullah?' Beliau ﷺ bersabda: 'Barangsiapa terbunuh di jalan Allah maka dialah syahid, dan siapa yang mati di jalan Allah juga syahid, siapa yang mati karena penyakit kolera juga syahid, siapa yang mati karena sakit perut juga syahid.'" (HR Muslim)
Dalam Islam, mereka yang mati syahid tidak hanya bisa diraih oleh orang-orang yang berperang di jalan Allah. Dalam buku Kemuliaan Mati Syahid susunan Dr Ali Syariati, Nabi Muhammad SAW menyebut 5 kematian yang digolongkan syahid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bertanya (kepada sahabatnya), 'Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?' Mereka menjawab, 'Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah.' Rasulullah SAW menjawab, 'Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid.' Para sahabat bertanya 'Mereka itu siapa ya Rasul?' Rasulullah SAW menjawab, 'Orang yang gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan Allah (bukan karena perang) juga syahid, orang yang tertimpa tha'un (wabah) pun syahid, orang yang mati karena sakit perut juga syahid, dan orang yang tenggelam adalah syahid'." (HR Muslim)
Lebih jelasnya, berikut pembahasan lengkap seperti dinukil dari sumber yang sama.
5 Kriteria Mati Syahid Menurut Nabi SAW
1. Berperang
Mereka yang meninggal di medan perang saat memperjuangkan agama Allah dipastikan syahid matinya. Jenazah mereka memiliki kemuliaan yang tinggi dan dapat dikubur tanpa harus disalatkan atau dimandikan lebih dulu.
Dari Jabir bin Abdillah RA, Nabi SAW bersabda terkait jenazah korban perang Uhud:
لَا تُغَسِّلُوهُمْ، فَإِنَّ كُلَّ جُرْحٍ - أَوْ كُلَّ دَمٍ - يَفُوحُ مِسْكًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: "Jangan kalian mandikan mereka, karena setiap luka atau darah, akan mengeluarkan bau harum minyak misk pada hari kiamat." (HR. Ahmad 14189 dan dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth)
2. Jihad
Jihad atau meninggal karena membela dan memperjuangkan Islam termasuk ke dalam mati syahid. Namun, mereka tetap wajib dimandikan, dikafani, disalatkan serta dimakamkan. Mereka yang termasuk golongan ini antara lain meninggal saat menuntut ilmu, kecelakaan di perjalanan dakwah atau wafat ketika sedang dalam agenda dakwah.
3. Terkena Wabah
Ketiga ialah mereka yang terkena wabah. Meskipun bukan karena perang mereka tetap dianggap mati syahid. Jenazahnya ditangani sebagaimana umumnya jenazah umat muslim yakni dimandikan dan shalatkan sebelum dimakamkan.
4. Meninggal karena Sakit Perut
Orang-orang yang meninggal karena sakit perut juga termasuk golongan orang yang mati syahid. Dalam kitab Fathul Bari terdapat Bab: obat sakit perut dan terdapat hadits Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Barang siapa yang mati karena (ada penyakit) dalam perut maka ia syahid." (HR Muslim)
Imam An-Nawawi menyebutkan, orang yang meninggal karena penyakit di perutnya, baik karena tenggelam, melahirkan, atau yang lainnya diganjar dengan pahala syahid.
5. Tenggelam
Terakhir ialah orang-orang yang meninggal karena tenggelam. Saat mengalami tenggelam, orang tersebut akan merasakan sakit tak tertahankan dan penderitaan sebelum meninggal.
Mereka yang meninggal karena tenggelam di air tergolong mati syahid. Jika jenazah ditemukan maka harus dimakamkan sesuai syariat Islam yakni dengan dimandikan, dikafani dan disalatkan.
Demikian sejumlah kriteria mati syahid menurut Rasulullah SAW. Semoga bermanfaat.
(aeb/nwk)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026