Sangkakala ini sudah siap dalam posisi mengarah ke Arsy dan hanya menunggu waktunya kapan Malaikat Israfil mendapat perintah dari Allah SWT. Bahkan, disebut dalam salah satu hadits bahwa Malaikat Israfil tidak pernah berkedip sejak diberikan tugas ini kepadanya.
Rasulullah SAW bersabda,
إن طرْف صاحب الصور مذ وُكل به مستعد ينظر نحو العرش، مخافة أن يؤمر قبل أن يرتد إليه طرفه، كأن عينيه كوكبان دريان
Artinya: "Pembawa sangkakala tidak pernah berkedip sejak diberi tugas. Ia memandang terus ke arah Arsy karena khawatir diperintahkan sebelum matanya kembali berkedip. Kedua matanya laksana bintang bersinar." (HR Hakim)
Menurut Syaikh Abdul Aziz Marzuq Ath-Tharifi dalam buku Akidah Salaf Vs Ilmu Kalam Jilid 2, ada perbedaan pendapat yang menyebutkan bilangan tiupan sangkakala ini. Ada ulama yang meyakini sangkakala ditiup dua kali, ada pula yang menyebutnya tiga dan empat kali.
Namun, dijelaskan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, tiupan sangkakala dilakukan dua kali. Rasulullah SAW bersabda dari Abdullah bin Amru RA,
"Kemudian sangkakala ditiup, tidak ada seorang pun yang mendengarnya melainkan memiringkan dan mengangkat leher. Orang pertama yang mendengarnya adalah seseorang yang tengah memperbaiki telaga untuk minum untanya.
Ia mati dan orang-orang pun mati. Setelah itu, Allah mengirim--atau menurunkan--hujan seperti gerimis, kemudian jasad manusia bermunculan. Setelah itu sangkakala ditiup lagi maka tiba-tiba mereka berdiri melihat."
Jarak Antara Tiupan Sangkakala
Jarak antara tiupan sangkakala pertama dan kedua tersebut termaktub dalam riwayat hadits dari Ash Shahihin. Salah satunya bersumber dari Abu Hurairah RA yang pernah mengutip sabda Rasulullah SAW, "Jarak antara dua tiupan sangkakala adalah empat puluh."
Mendengar hal itu, Abu Hurairah RA pun ditanya, "Wahai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari?"
Abu Hurairah RA berkata, "Aku enggan menjawab,"
Mereka bertanya lagi, "Apakah empat puluh bulan?"
Abu Hurairah RA berkata, "Aku enggan menjawab,"
"Apakah empat puluh tahun?"
Abu Hurairah RA sebaliknya menjelaskan, "Aku enggan menjawab. Segala sesuatu dari tubuh seseorang akan hancur, kecuali 'Ajb Adz Dzanab (tulang ekor). Dari situlah, jasad manusia akan disusun kembali pada hari kiamat." (HR Bukhari)
Dalam riwayat lain dari Ibnu Wahab, dalam hadits tersebut juga ada pertanyaan yang diajukan pada Abu Hurairah RA yakni, "Apakah empat puluh Jumat?" Namun, Abu Hurairah RA lagi-lagi enggan menjawab.
Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam At-Tadzkirah Jilid 1 menafsirkan, ada dua makna yang menjelaskan jawaban dari Abu Hurairah RA tersebut. Pertama, jawaban tersebut dimaknai bahwa Abu Hurairah RA sebetulnya tahu dan mendengarnya dari Rasulullah SAW namun beliau enggan menjelaskannya.
Maksud yang kedua adalah Abu Hurairah RA benar-benar tidak tahu berapa jarak antara tiupan sangkakala tersebut.
Namun, Imam Syamsuddin Al-Qurthubi lebih meyakini pada pendapat pertama. Sebab menurutnya, tidak ada hajat yang mendesak Abu Hurairah RA untuk menjelaskan maksud jarak empat puluh tersebut dan hal itu juga bukan termasuk keterangan yang harus disampaikan.
Abu Hurairah RA sendiri pernah berkata dalam Shahih Al Bukhari, "Saya memelihara dua wadah ilmu. Salah satunya saya sebarkan. Dan yang lain, andaikan saya sebarkan, niscaya terputuslah kerongkonganku ini."
Sementara, ada satu riwayat yang mengatakan bahwa jarak antara tiupan sangkakala pertama dan kedua adalah 40 tahun. Namun, segala kebenaran hanyalah milik Allah SWT.
Dua Kali Tiupan Sangkakala
Dikutip dari buku Dahsyatnya Hari Kiamat karya Ibnu Katsir, tiupan pertama (nafkhatush sha'aqi) menyebabkan guncangan yang hebat sebagai tanda kehidupan di dunia berakhir.
Sementara, peristiwa yang terjadi ketika Malaikat Israfil membunyikan sangkakala yang kedua adalah kebangkitan manusia dari alam kubur untuk dihisab. Sekaligus dimintai pertanggungjawaban amalnya selama di dunia.
Menurut Ibnu Katsir, tiupan kedua ini terjadi sebelum api mulai menggiring manusia ke Padang Masyhar. Setelah Malaikat Israfil meniupkannya, Allah SWT memanggil seluruh ruh makhluk yang bernyawa, di antaranya ada yang bercahaya atau ruh dari orang-orang yang beriman.
Setiap ruh tersebut pun kembali ke jasad masing-masing dan memasuki jasadnya melalui lubang hidung. Hal ini pun yang membuat tanah-tanah kubur membuka dan seluruh manusia pertama hingga terakhir dibangkitkan dari kubur masing-masing.
Peristiwa inilah yang disebut dengan hari kebangkitan atau Yaumul Ba'ats, sebagaimana diterangkan dalam surah Yasin ayat 51-52,
(51) وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ
(52) وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ
Artinya: "Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada Tuhannya. Mereka berkata, "Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(Nya)."
Selain itu, disebutkan dalam surah An Naml ayat 87 bahwa tiap makhluk yang mendengar sangkakala dari Malaikat Israfil akan merasa terkejut pada saat itu,
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ
Artinya: "Dan (ingatlah) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, maka terkejutlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri."
(rah/nwk)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana