Kenali Apa Itu Futur, Penyakit yang Harus Dijauhi Muslim

Kenali Apa Itu Futur, Penyakit yang Harus Dijauhi Muslim

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 01 Agu 2023 11:00 WIB
seorang pria tidur siang di pipa
Ilustrasi futur. (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Mungkin kita masih asing dengan istilah futur. Padahal banyak umat Islam yang sering kali mengalami futur.

Pakar bahasa mendefinisikan futur dengan definisi yang beragam, namun berdekatan makna. Di dalam Mukthar Ash-Shihah tertulis pecah, lemah dan lemas.

Futur (hilangnya gairah) adalah penyakit yang sangat berbahaya, yakni mulai melepasnya ikatan agama (ibadah) satu persatu hingga terlepas semua. Contohnya seperti yang dahulu rajin ibadah, dekat dengan agama, alim dan tekun tiba-tiba berubah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebab Futur

Dalam Kitabul Ilmi karangan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, futur atau rasa malas dalam melakukan kebaikan adalah penyakit. Futur bisa saja menjangkit orang yang kuat imannya, rajin beribadah bahkan seorang pendakwah.

Ada banyak sebab yang membuat seseorang menjadi futur. Di antaranya adalah:

ADVERTISEMENT
  1. Hilangnya keikhlasan,
  2. Lemahnya ilmu Syar'i,
  3. Kecintaan hati yang besar kepada dunia dan banyak melupakan akhirat,
  4. Fitnah (cobaan) berupa istri dan anak,
  5. Hidup di tengah masyarakat yang rusak,
  6. Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dalam meraih kebaikan,
  7. Melakukan dosa serta memakan makanan yang haram,
  8. Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun berdakwah),
  9. Lemahnya iman,
  10. Menyendiri dan tidak mau bergabung dengan saudara seiman yang lainnya, saling tolong menolong dalam kebaikan,
  11. Lemahnya pendidikan (tarbiyyah) imaniyyah dan seterusnya.

Macam-macam Futur

Nashir bin Sulaiman Al-Umar dalam bukunya yang berjudul 'Melejitkan Semangat Ibadah', menjelaskan ada berbagai macam futur. Yang paling penting antara lain:

1. Malas dan futur dalam segala bentuk ketaatan disertai dengan rasa tidak suka kepada ketaatan itu

Ini adalah keadaan orang-orang munafik. Mereka adalah manusia paling malas, paling futur, dan paling jauh dari ketaatan Allah SWT.

Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 142 yang berbunyi,

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ

Artinya : Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.

2. Malas dan futur pada sebagian bentuk ketaatan dengan disertai rasa suka kepadanya atau sedikit rasa suka kepadanya

Inilah keadaan sebagian besar orang-orang fasik dan orang-orang yang memperturutkan syahwat dari kaum Muslim. Kedua macam futur di atas disebabkan oleh sakit hati.

Sakit hatinya orang munafik lebih parah daripada orang yang fasik. Orang-orang munafik itu bersenang-senang dengan sehatnya jasmani dan badan mereka.

3. Malas dan futur disebabkan oleh faktor fisik

Orang yang tertimpa penyakit ini sebenarnya senang beribadah dan melakukannya. Inilah keadaan banyak kaum muslimin yang tertimpa penyakit ini.

Diantara mereka ada orang-orang shalih, orang-orang yang memperturutkan syahwatnya dan orang-orang yang fasik. Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 38,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَا لَكُمْ اِذَا قِيْلَ لَكُمُ انْفِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اثَّاقَلْتُمْ اِلَى الْاَرْضِۗ اَرَضِيْتُمْ بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا مِنَ الْاٰخِرَةِۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا قَلِيْلٌ

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu, "Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah," kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.

4. Futur dan malas yang muncul dirasakan oleh seseorang di sebagian harinya

Hanya futur ini yang tidak melekat pada diri seseorang dan muncul tidak dalam waktu yang lama. Demikian juga futur ini tidak membuat seseorang melakukan kemaksiatan dan meninggalkan ketaatan.

Aisyah pernah menasehati Abdullah bin Qais sebagai berikut,

"Janganlah kamu meninggalkan qiyamullail! Sesungguhnya Rasulullah tidak pernah meninggalkannya. Apabila belia sakit atau malas, beliau mengerjakan salat sambil duduk."

Cara Mengatasi Futur

Setiap orang pasti merasakan pasang surut dalam melaksanakan ibadah. Berikut adalah cara mengatasi futur yang dikutip dari buku 'Seni Menjaga Kewarasan Hidup' tulisan Sebastian Wahyu.

1. Ikhlaskan Niat

Jika seseorang melakukan sesuatu dengan niat yang ikhlas maka semangat akan bangkit. Sebab jika seseorang ikhlas dalam berbuat baik, ia akan mendapat ganjaran pahala.

Tanyakan kepada Anda, untuk siapa Anda beramal saleh, sholat, bersedekah, dan lain-lain? Jika jawabannya adalah agar disanjung dan dihormati oleh orang lain, pantas saja futur berhasil menggerogoti hati.

2. Tetap Bersama Orang-orang Saleh

Rasulullah SAW mengingatkan agar umatnya berkawan dengan orang-orang yang saleh. Beliau bersabda: "Seseorang itu mengikuti din (agama; tabiat; akhlaq) kawan dekatnya. Oleh karena itu, hendaknya seseorang di antara kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan kawan dekat."

Teman-teman dapat membantu seseorang yang terkena futur dalam berdiskusi dan meneliti masalah agama. Jangan condong untuk meninggalkan kebersamaan bersama mereka selama mereka senantiasa membantu dalam mengerjakan kebaikan.

3. Bermuhasabah

Muhasabah atau introspeksi diri adalah kegiatan merenungkan hal-hal baik atau buruk yang telah dilakukan. Waktu terbaik untuk melakukan hal ini saat malam hari.

4. Berdoa

Umat Islam sepatutnya berdoa kepada Allah SWT untuk meminta keteguhan hati agar istiqamah di jalan-Nya. Doa yang paling sering Rasulullah SAW panjatkan yaitu,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik

Artinya: "Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu"




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads