Sholawat Burdah menjadi salah satu amalan bentuk kecintaan dan penghormatan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat ini telah dibaca selama ratusan tahun, dijadikan wirid, lantunan dalam majelis dzikir, hingga syair dalam perayaan Maulid Nabi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Asal-usul dan Sejarah Sholawat Burdah
Dikutip dari buku Rahasia Sehat Berkah Shalawat karya M. Syukron Maksum, dijelaskan Burdah artinya mantel dan juga dikenal sebagai Bur'ah yang berarti shifa (kesembuhan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syair ini ditulis oleh Imam al-Bushiri (nama lengkapnya: Syarafuddin Abu Abdullah Muhammad bin Sa'id al-Bushiri), seorang ulama dan penyair besar dari Mesir yang hidup pada abad ke-13 M (sekitar tahun 1212-1296 M).
Imam al-Bushiri dikenal sebagai penyair sufi yang sangat mencintai Rasulullah SAW. Namun, di masa tuanya, beliau mengalami penyakit lumpuh berat hingga sulit bergerak. Dalam kondisi tersebut, beliau menulis syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk doa dan permohonan pertolongan.
Dikisahkan, setelah menyelesaikan syairnya, beliau tertidur dan bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Dalam mimpinya, Nabi SAW mengusap tubuhnya dengan mantel (burdah) dan seketika penyakit beliau sembuh total.
Karena peristiwa itulah syair tersebut dinamakan "Qasidah al-Burdah", yang berarti "Syair Selendang".
Bacaan Sholawat Burdah Beserta Artinya
Berikut bacaan lengkap sholawat Burdah dalam tulisan Arab, latin dan artinya:
مَوْلَايَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا عَلىٰ حـَبِيْبِكَ خـَيْرِ الْخَلْقِ كًلِّهِمِ
Mawlaaya şalli wa sallim daa-iman abadan 'Alaa Ĥabiibika Khayril khalqi kullihimi
Artinya: Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat dan keselamatan atas kekasih-Mu yang terbaik di antara seluruh makhluk.
ِأَمِنْ تَذَكُّرِ جِيْرَانٍ بِذِی سَلَم ِمَزَجْتَ دَمْعََا جَرَی مِنْ مُّقْلَةِِ بِدَم
Amin tadzakkuri jîrônin bidzî salami Mаzаjtа dаm'ân jаrô min muԛlаtіn bіdаmі
Artinya: Aраkаh kаrеnа teringat tetаnggа уаng tіnggаl di "Dzі Salam". Sehingga engkau сuсurkаn airmata bеrсаmрur dаrаh уаng mеngаlіr dari matamu.
اَمْ هَبَّتِ الرِّيْحُ مِنْ تِلْقَاءِ گاظِمَةِِ ِوَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِی الظَّلمَاءِ مِنْ إِضَم
Am habbatir-rîhu mіn tilqô-i kâdhіmаtіn Wа awmadlol barqu fîdh-dhоlmâ-і mіn іdlоmі
Artinya: Ataukah kаrеnа tiupan angin kеnсаng уаng bеrhеmbuѕ dаrі аrаh "Kаzhіmаh". Atаu kаrеnа sinar kіlаt yang mеmbеlаh kеgеlараn mаlаm dari Gunung "Idhаm".
فَمَا لِعَيْنَيْكَ إِنْ قُلْتَ اكْفُفَاهَمَتَا ِوَمَا لِقَلْبِكَ إِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِم
Fa maa li ' aynayka in qulta kfufaa hamataa Wa maa li qalbika in qulta stafiq yahimi
Artinya: Mengapa saat kau tahan air matamu ia tetap basah? Dan mengapa pula saat kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah?
ٌأَيَحْسَبُ الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنْكَتِـم ِمَا بَيْنَ مُنْسَجِمِِ مِّنْهُ وَمُضْطَرِم
Ayahsabus sabbu annal hubba munkatimun Maa bayna munsajimin minhu wa mudtarimi
Artinya: Apakah sang kekasih mengira bahwa tersembunyi cintanya. Di antara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora.
لَوْلَا الْهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمعاً عَلٰى طَلَلٍ وَلَا أَرِقْتَ لِذِكْرِ الْبَانِ وَالْعَلَـمِ
Law lal hawaa lam turiq dam 'an 'alaa talalin Wa laa ariqta li dhikril baani wal 'alami
Artinya: Jika bukan karena cinta tidak akan kau tangisi puing-puing rumahnya. Dan tidak akan pula kau begadang untuk mengingat pohon Ban dan gunung, dekat rumah orang yang engkau cintai yakni Nabi Muhammad.
ْفَكَيْفَ تُنْكِرُ حُبًّا بَعْدَ مَا شَهِدَت بِهٖ عَلَيْكَ عُدُوْلُ الدَّمْعِ وَالسَّقَمِ
Fa kayfa tunkiru hubban ba'da maa shahidat Bihi 'alayka'uduulud dam'i was saqami
Artinya: Dapatkah engkau pungkiri cintamu, sedang air mata dan derita telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta?
وَأَثْبَتَ الْوَجد خَطَّيْ عَبْرَةٍ وَضَنَى ِمِثْلُ الْبَهَارِ عَلَى خَدَّيْكَ وَالْعَنَم
Wa athbatal wajdu khaţţay 'abratin wa dan mithlal bahaari 'alaa khaddayka wal 'anami
Artinya: Kesedihanmu menimbulkan dua garis tangis yang kurus lemah. Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah.
ْنَعَمْ سَرٰى طَيْفُ مَنْ أَهْوى فَأَرَّقَنِي وَالْحُبُّ يَعْتَرِضُ اللَّذَّاتِ بِالْأَلَمِ
Na'am saraa tayfu man ahwaa fa arraqanii Wal hubbu ya' taridul ladhdhati bil alami
Artinya: Benar! Ia terlintas di dalam mimpiku, hingga aku susah tidur. Cintaku menghalangiku dari berbagai bentuk kenikmatan karena rasa sakit yang ku derita.
ِيَا لَائِمِيْ فِى الْهَوَى الْعُذْرِيِّ مَعْذِرَة مني إليك ولو أنصفت لم تلمِ
Yaa laa- imii fil hawal 'udhriyyi ma 'dhiratan minniia ilayka wa law ansafta lam talumi
Artinya: Wahai para pencaci gelora cintaku! Izinkan aku memohon maaf kepadamu. Namun seandainya kau bersikap adil, niscaya engkau tidak akan mencela diriku.
عَدَتْكَ حَالِيَ لَا سِرِّيْ بِمُسْـتَتِرِِ عَنِ الْوُشَاةِ وَلَا دَائِيْ بِمُنْحَسِمِ
'Adatka haaliya laa sirriibi mustatirin 'anil wushaati wa laa daa - ii bi munhasimi
Artinya: Kini kau tahu keadaanku. Bahkan rahasiaku tidak bisa tertutupi lagi bagi para pemfitnah yang mau merusak cintaku. Sedangkan penyakitku tak juga kunjung sembuh.
مَحَضْتَنِى النُّصْحَ لٰكِنْ لَّسْتُ أَسْمَعُهٗ إنّ الْمُحِبِّ عَنِ الْعُذَّالِ فِيْ صَمَمِ
Mahhadtanin nusha laakin lastu asma 'uhu innal muhibba 'anil 'udhdhaali fii samami
Artinya: Begitu tulus nasihatmu, akan tetapi aku tak kan pernah mendengarnya karena telinga sang pecinta tuli bagi para pencaci.
إنِّى اؐتَّهَمْتَ نَصِيْحَ الشَّيْبِ فِيْ عَذَلِيْ وَالشَّيْبُ أبْعَدُ فِيْ نُصْحِِ عَنِ التُّهَمِ
Innit tahamtu nasiihash shaybi fii' adhalii Wash shaybu ab 'adu fī nushin 'anit tuhami
Artinya: Akupun menuduh ubanku turut serta mencercaku. Padahal ubanku pastilah tulus dalam memperingatkanku.
Keutamaan Sholawat Burdah
Masih merujuk buku karya M. Syukron Maksum, sholawat Burdah telah diamalkan oleh ulama dan umat Islam di berbagai negeri selama berabad-abad. Banyak riwayat dan pengalaman yang menunjukkan keberkahan dalam membacanya. Berikut beberapa keutamaannya:
1. Mendapat Syafa'at Rasulullah SAW
Sholawat Burdah berisi pujian dan doa yang penuh cinta kepada Nabi. Dalam hadits, Rasulullah bersabda,
"Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR Muslim)
2. Menumbuhkan Cinta dan Kerinduan kepada Nabi
Setiap bait Burdah menggugah hati pembacanya untuk semakin mencintai dan meneladani Rasulullah SAW.
3. Dibaca sebagai Doa Penyembuhan dan Perlindungan
Sejak kisah kesembuhan Imam al-Bushiri, banyak umat Islam yang membaca Burdah untuk memohon kesembuhan dari penyakit, perlindungan dari bala, dan ketenangan batin.
4. Mengandung Nilai Dakwah dan Pendidikan Akhlak
Sholawat ini tidak sekadar puisi pujian, tetapi juga sarana pembelajaran tentang akhlak, keimanan, dan perjuangan Rasulullah SAW.
(dvs/kri)












































Komentar Terbanyak
Pemerintah RI Legalkan Umrah Mandiri, Pengusaha Travel Umrah Syok
Umrah Mandiri Dilegalkan, Pengusaha Travel Teriak ke Prabowo
Rieke Diah Pitaloka Geram, Teriak ke Purbaya Gegara Ponpes Ditagih PBB