Arab Saudi memperbarui kecamannya atas aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia dan Denmark. Pernyataan ini dikeluarkan dalam sesi mingguan Dewan Menteri Arab Saudi yang diketuai Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).
Dilansir Arab News, Rabu (26/7/2023), Kabinet menegaskan, aksi pembakaran salinan Al-Qur'an di Swedia dan Denmark sebagai pelanggaran mencolok terhadap semua hukum dan adat istiadat. Tindakan tersebut juga bertentangan langsung dengan upaya internasional yang berusaha menyebarkan nilai-nilai toleransi dan moderasi. Pihaknya mengecam keras aksi tersebut.
Selama pertemuan berlangsung, Kabinet juga meninjau keikutsertaan Kerajaan dalam konferensi internasional Italia tentang migrasi yang diadakan pada Minggu (23/7/2023) lalu untuk membahas krisis migrasi dan dukungan Riyadh dalam upaya bersama PBB untuk mengatasi tantangan keamanan dan seruan masyarakat dunia untuk bersama-sama dalam solidaritas dan kerja sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Saud bin Naif menghadiri konferensi tersebut atas nama putra mahkota di Roma.
Arab Saudi baru-baru ini juga berpartisipasi dalam Forum Politik Tingkat Tinggi PBB 2023 yang diadakan pada 10-19 Juli di New York dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Diberitakan sebelumnya, Arab Saudi dan sejumlah negara mayoritas muslim lain mengecam aksi pembakaran Al-Qur'an yang dilakukan oleh aktivis Salwan Momika di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm, Swedia tepat Hari Raya Idul Adha 2023. Aksi tersebut telah mendapat izin resmi dari pengadilan Swedia pada Rabu (28/6/2023).
Aksi pembakaran Al-Qur'an kembali terjadi dalam kurun waktu sebulan terakhir. Terbaru, sekelompok kecil aktivis anti-Islam membakar Al-Qur'an di depan kedutaan Mesir dan Turki di Kopenhagen pada Selasa (25/7/2023) lalu , setelah protes serupa di Denmark dan Swedia selama beberapa pekan terakhir yang menyulut kemarahan umat Islam.
Demonstrasi pada Selasa di Kopenhagen yang menamai dirinya sebagai "Patriot Denmark" ini sebelumnya melakukan aksi serupa pada Senin dan minggu lalu di depan kedutaan Irak. Dua insiden serupa telah terjadi di Swedia selama sebulan terakhir.
Denmark dan Swedia mengaku menyesalkan aksi pembakaran kitab suci umat Islam, tetapi mereka tidak bisa mencegahnya karena adanya aturan yang melindungi kebebasan berpendapat, lapor Arab News, Selasa (25/7/2023) siang.
(kri/nwk)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!