3 Aksi Bakar Al-Qur'an dalam Sebulan di Eropa, Dikecam 11 Negara Ini

3 Aksi Bakar Al-Qur'an dalam Sebulan di Eropa, Dikecam 11 Negara Ini

Rahma Harbani - detikHikmah
Selasa, 25 Jul 2023 11:45 WIB
Demonstran Pembakaran Al-Quran di Denmark
Demonstran pembakaran Al-Qur'an di Denmark pada Senin (24/7/2023). (Foto: Ritzau Scanpix/Thomas Sjoerup/via REUTERS)
Jakarta -

Tercatat, sudah terjadi tiga kali aksi pembakaran Al-Qur'an di tanah Eropa. Tindakan tersebut pun mengundang berbagai kecaman dari negara-negara lain.

Pada 28 Juni 2023 lalu, imigran Irak melakukan dua kali aksi pembakaran Al-Qur'an di kawasan masjid di Stockholm, Swedia. Baru-baru ini, pada Senin, 24 Juli 2023, dua orang demonstran di Denmark juga dilaporkan membakar Al-Qur'an di depan Kantor Kedutaan Besar Irak di Kopenhagen, Denmark.

Aksi keduanya sebetulnya juga dikecam oleh pemerintahan masing-masing. Pemerintah Swedia bahkan menyebutnya sebagai aksi Islamofobia dari seorang individu yang menyinggung umat Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mengutuk keras tindakan ini, yang sama sekali tidak mencerminkan pandangan pemerintah Swedia," demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billström, dikutip dari laman pemerintah Swedia, Selasa (25/7/2023).

Aksi di Denmark juga dikecam oleh Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen. Ia menyebutnya sebagai aksi kebodohan yang menghina agama Islam meski aksi tersebut bukan menjadi tindakan kriminal di Denmark.

ADVERTISEMENT

"Ini adalah tindakan tercela untuk menghina agama orang lain. Ini berlaku untuk pembakaran Al-Qur'an dan simbol agama lainnya. Tidak ada tujuan lain selain untuk memprovokasi dan menciptakan perpecahan," kata dia dalam siaran TV nasional.

Masyarakat dunia dari negara mayoritas muslim turut mengecam tindakan pembakaran kitab suci agama Islam tersebut. Berikut daftarnya.

11 Negara Kecam Aksi Pembakaran Al-Qur'an di Eropa

1. Uni Emirat Arab (UEA)

UEA mengutuk keras pembakaran salinan Al-Qur'an oleh ekstremis di Denmark. Kementerian Luar Negeri UEA meminta pemerintah Denmark untuk bertanggung jawab menghentikan tindakan tersebut.

"Kementerian menekankan pentingnya memantau ujaran kebencian yang berdampak negatif terhadap perdamaian dan keamanan. Lebih lanjut, Kementerian menyatakan penolakannya terhadap penggunaan kebebasan berekspresi sebagai pembenaran atas tindakan keji tersebut," bunyi pernyataan yang dikutip dari laman MOFA (Kementerian Luar Negeri) UEA.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri UEA juga memanggil Duta Besar Swedia untuk UEA, Liselott Andersson, untuk menyampaikan protes keras dan kecaman UEA terhadap pemerintah Swedia yang mengizinkan ekstremis membakar salinan Al-Qur'an di ibu kota, Stockholm.

2. Arab Saudi

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi melayangkan surat keberatan pada otoritas Swedia yang berulang kali mengizinkan pembakaran salinan Al-Qur'an. Pihak kementerian juga memanggil Kuasa Usaha Kedubes Swedia ke Riyadh untuk meminta penghentian aksi tersebut.

Hal itu diungkapkan Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataan resmi, seperti dilansir Saudi Press Agency pada Jumat (21/7/2023).

3. Iran

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, memanggil Duta Besar Swedia untuk Teheran guna menyampaikan kecaman Iran terhadap izin yang diberikan Swedia dalam protes tersebut. Pemerintah Iran juga memperingatkan Stockholm tentang konsekuensi dari tindakan tersebut.

"Kami mengutuk keras penodaan Al-Qur'an dan kesucian Islam yang berulang kali terjadi di Swedia dan meminta tanggung jawab penuh pemerintah Swedia atas konsekuensi menyinggung perasaan umat Islam di seluruh dunia," kata Kanani.

4. Irak

Pemerintah Irak melayangkan protes keras pada aksi pembakaran Al-Qur'an. Protes tersebut dilayangkan pada Swedia dengan menarik kembali duta besarnya di Swedia dan menangguhkan izin kerja perusahaan telekomunikasi milik Swedia, Ericsson, di Irak.

Untuk aksi di Denmark, pihak Iran juga tidak tinggal diam. Melalui Irak News Agency (INA), pihak Kementerian Luar Negeri Irak meminta otoritas negara-negara Uni Eropa untuk mempertimbangkan kembali apa arti kebebasan hak dan berekspresi bagi demonstran.

5. Yordania

Kerajaan Yordania mengutuk tindakan penistaan Al-Qur'an di Stockholm, Swedia. Dikutip dari Aljazeera, pihak Yordania menyebut aksi tersebut sebagai manifestasi Islamofobia.

"Sebagai tindakan sembrono yang mengobarkan kebencian, dan manifestasi Islamofobia yang memicu kekerasan dan penghinaan terhadap agama," kata Kementerian Luar Negeri Yordania pada Rabu, 20 Juli 2023

6. Oman

Kesultanan Oman mengecam pemberian izin dan perlindungan berulang kali oleh Swedia kepada para ekstremis untuk membakar dan menodai salinan Al-Qur'an. Pihak berwenang Oman meminta masyarakat internasional untuk mengambil sikap tegas dan mengkriminalisasi tindakan yang memicu kebencian.

7. Pakistan

Pakistan mengutuk keras kedua tindakan penodaan publik terhadap Al-Qur'an. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa izin untuk melakukan tindakan kebencian agama yang terencana dan provokatif tidak dapat dibenarkan dengan kedok kebebasan berekspresi, berpendapat, dan protes.

Juru bicara tersebut mengatakan, adanya hukum internasional mewajibkan sebuah negara untuk mencegah dan melarang hasutan yang disengaja untuk kebencian, diskriminasi, dan kekerasan atas dasar agama atau kepercayaan.

8. Mesir

Kementerian Luar Negeri Mesir juga mengutuk pembakaran salinan Al-Qur'an di ibu kota Swedia, Stockholm. Ia menggambarkan tindakan tersebut sebagai tindakan keterlaluan dan memprovokasi perasaan umat Islam di seluruh dunia, terutama karena dilakukan pada hari pertama Idul Adha.

9. Qatar

Pemerintah Qatar memanggil duta besar Swedia pada Jumat, 21 Juli 2023 lalu untuk memberikan surat keberatan atas peristiwa di Stockholm.

Kementerian luar negeri Qatar mengatakan dalam pernyataannya bahwa pihak berwenang Swedia harus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghentikan tindakan memalukan tersebut.

10. Turki

Turki melayangkan protesnya dan menyebut aksi bakar Al-Qur'an sebagai serangan tidak terhormat. Mereka juga meminta negara bersangkutan untuk mencegah aksi tersebut di masa mendatang.

11. Indonesia

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia itu melukai perasaan umat muslim. "Indonesia mengecam keras aksi provokatif pembakaran Al Quran oleh seorang warga negara Swedia di depan Mesjid Raya Södermalm, Stockholm saat Hari Raya Idul Adha," tulis Kemlu RI melalui akun Twitter resminya, Kamis (29/6/2023).

Kemlu mengatakan pembakaran Al-Qur'an itu tidak bisa dibenarkan. Kemlu menekankan kebebasan berekspresi harus menghormati nilai dan kepercayaan agama lain.

Sebelumnya, sebuah kelompok sayap kanan "Patriot Denmark" dilaporkan melakukan aksi pembakaran salinan Al-Qur'an dalam aksi protes terbaru di Denmark, Senin (24/7/2023). Mereka mengunggah aksi tersebut di media sosial dalam bentuk video seorang pria melecehkan kitab suci umat Islam dan menginjak bendera Irak.

Selama pertemuan dengan duta besar Uni Eropa pada Senin kemarin, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani menyatakan protesnya. "(Tindakan seperti itu) tidak ada hubungannya dengan kebebasan berekspresi," katanya, dikutip dari DW.

Aksi itu memicu protes yang diikuti ratusan orang di Baghdad yang berusaha menggeruduk Zona Hijau yang menjadi lokasi misi diplomatik asing di Irak.

Dilaporkan AFP, sekitar 1.000 demonstran di Baghdad, yang kebanyakan merupakan pendukung ulama Syiah terkemuka Irak Moqtada Sadr, menggelar aksi protes untuk menanggapi laporan aksi pembakaran Al-Qur'an untuk ketiga kalinya dalam sebulan, dengan dua aksi awal terjadi di Swedia.




(rah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads