10 Tradisi Sambut Tahun Baru Islam, Santap Bubur Suro-Pawai Obor

10 Tradisi Sambut Tahun Baru Islam, Santap Bubur Suro-Pawai Obor

Devi Setya - detikHikmah
Sabtu, 15 Jul 2023 12:00 WIB
Sejumlah bocah mengikuti pawai obor dan takbir keliling di Molosifat U, Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (21/4/2023). Pawai yang diikuti oleh ratusan warga tersebut dilakukan dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri 1444 hijriah. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/YU
Ilustrasi pawai obor tradisi Tahun Baru Islam Foto: ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin
Jakarta -

Ada banyak tradisi yang digelar masyarakat Indonesia dalam menyambut Tahun Baru Islam. Setiap tradisi ini memiliki makna dan harapan agar di tahun mendatang dapat membawa keberkahan.

Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H diperkirakan jatuh pada 19 Juli 2023. Oleh masyarakat Indonesia, pergantian tahun dalam kalender Hijriyah ini dianggap sebagai salah satu momen penting. Oleh karenanya banyak masyarakat yang menggelar tradisi sebagai ungkapan syukur penuh suka cita.

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Ada banyak dalil yang menjelaskan keutamaan bulan Muharram. Salah satunya disebutkan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat At Taubah ayat 36:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah itu ada dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa."

ADVERTISEMENT

Tradisi Tahun Baru Islam di Indonesia

Dilansir dari berbagai sumber, berikut tradisi Tahun Baru Islam yang kerap dimeriahkan masyarakat Indonesia. Semua tradisi ini semata-mata bertujuan untuk mengharapkan ridho Allah SWT.

1. Mabit di Masjid

Tradisi mabit di masjid menjadi salah satu kegiatan rutin yang digelar masyarakat Jakarta saat menyambut tahun baru Islam 1 Muharram.

Mabit sendiri merupakan singkatan dari Malam Bina Taqwa. Biasanya kegiatan Tahun Baru Islam ini diisi dengan ceramah agama dengan tujuan untuk melakukan refleksi diri selama berdiam di masjid. Masyarakat juga bisa memperbanyak ibadah saat di masjid seperti mendirikan sholat sunnah, sholat fardhu berjamaah dan juga memperbanyak zikir.

2. Pawai Obor

Di sebagian besar daerah di Indonesia, kegiatan Tahun Baru Islam dimeriahkan dengan pawai obor. Masyarakat dari berbagai kalangan akan kompak mengenakan pakaian muslim sambil berpawai memegang obor.

Kegiatan ini dilakukan keliling desa atau kampung untuk merayakan tahun baru hijriyah. Biasanya masyarakat akan melakukan pawai sambil melantunkan sholawat dan pujian kepada Rasulullah SAW.

3. Membuat Bubur Suro

Masyarakat Jawa Barat dan beberapa daerah di Jawa Tengah menyambut Tahun Baru Islam dengan Upacara Bubur Suro. Upacara ini dilakukan untuk menyambut datangnya tahun baru Islam.

Biasanya, masyarakat secara bergotong royong menyiapkan bubur merah dan bubur putih. Dua bubur ini disajikan secara terpisah lalu dibawa ke masjid. Nantinya bubur akan disantap bersama-sama. Makna dari acara ini adalah untuk mempererat tali silaturahmi.

4. Kirab Kebo Bule

Sebagian besar orang Jawa menyebut 1 Muharram dengan 1 Suro. Di sejumlah daerah di Jawa digelar tradisi 1 Suro, termasuk di Solo.

Tradisi 1 suro di Jawa berawal dari Sultan Agung yang menyebarkan Islam melalui ajaran dengan tradisi Jawa. Di Keraton Surakarta, Solo, Jawa Tengah setiap malam 1 Suro digelar kirab kebo bule menjaga pusaka milik Kiai Slamet, tradisi ini juga sering disebut Kirab Muharram.

5. Tapa Bisu

Berbeda dengan di Solo, untuk masyarakat di daerah Yogyakarta ada tradisi Tapa Bisu yang digelar pada 1 Muharram. Tradisi Tapa Bisu merupakan ritual keliling benteng keraton.

Ritual ini dinamakan tapa bisu karena dilakukan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun saat mengelilingi benteng keraton sejauh 7 Km. Ritual ini diprakarsai oleh paguyuban abdi dalem keprajan keraton Yogyakarta.

Merangkum arsip detikEdu, ritual Tapa Bisu dimulai dari halaman Keben melewati beberapa ruas jalan di Yogyakarta.

6. Sedekah Gunung Merapi

Warga Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, punya tradisi unik yang digelar setiap tahun bertepatan dengan tanggal 1 Muharram. Tradisi dilakukan dengan melarung kepala kerbau di wilayah puncak gunung.

Masyarakat biasanya bersama-sama mengarak kepala kerbau dan berbagai hasil bumi. Puncak kegiatan ini adalah dengan makan dan berdoa bersama agar di tahun baru ini mendapat keberkahan dari Allah SWT.

7. Tradisi Ngadulang

Ada tradisi Ngadulang yang digelar oleh masyarakat Sunda saat pergantian tahun baru Islam. Salah satu daerah yang menggelar tradisi ini adalah Sukabumi.

Ngadulang sendiri merupakan acara yang diselenggarakan oleh pemerintah Sukabumi untuk merayakan tahun baru Islam. Kegiatannya meliputi aksi menabuh bedug. Saat momen ini juga digelar lomba tabuh bedug yang bisa diikuti masyarakat.

8. Berziarah di Gunung Tidar

Kebun Raya Gunung Tidar, Magelang, lekat dengan kebiasaan masyarakat di sekitar lokasi wisata tersebut tiap malam 1 Suro. Masyarakat akan beramai-ramai menyambangi makam para leluhur untuk berziarah.

Masyarakat biasanya mendaki gunung tersebut untuk berziarah di makam Syekh Subakir, Kyai Sepanjang, dan Kiai Semar yang dulu ikut menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

9. Tradisi Tabuik

Kearifan lokal masyarakat dalam menyambut Tahun Baru Islam juga dapat dirasakan di Pariaman, Sumatra Barat. Masyarakat akan menyambut Tahun Baru Islam melalui gelaran upacara yang dikenal dengan sebutan Tabuik atau Tabut.

Tradisi ini memperingati hari Asyura pada 10 Muharram. Upacara ini dilakukan untuk mengenang gugurnya Imam Husain Cucu, Nabi Muhammad SAW.

Dilansir dari CNN, tradisi serupa juga terdapat di Bengkulu yang dikenal dengan nama Tabot. Tabuik diambil dari bahasa Arab yang berarti peti kayu.

Tradisi tersebut dilakukan dengan serangkaian pembuatan tabuik dari 1 Muharram hingga 10 Muharram. Pada 10 Muharram, tabuik diarak bersama masyarakat dan kemudian dibuang ke laut.

10. Tradisi Nganggung

Beralih ke kawasan Pangkalpinang, Bangka. Di sini masyarakat memiliki keseruan tersendiri dalam menyambut 1 Muharram. Dalam acara Nganggung, masyarakat datang ke masjid dan membawa dulang berisi makanan dan lauk pauk untuk dinikmati bersama.

Selain sebagai ungkapan rasa syukur, tradisi ini juga sekaligus untuk mempererat tali silaturahmi dan kekeluargaan. Dengan momen makan bersama, masyarakat bisa sekaligus berbincang soal banyak hal.

Itulah beberapa tradisi yang digelar masyarakat Indonesia dalam menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram.




(dvs/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads