- Waktu Mustajab Mengirim Al-Fatihah untuk Orang Meninggal Waktu-waktu Mustajab untuk Mengirim Doa 1. Sepertiga Malam Terakhir (Saat Qiyamul Lail) 2. Antara Adzan dan Iqamah 3. Saat Sedang Sujud 4. Setiap Selesai Salat Fardhu 5. Pada Hari Jumat (Saat Khatib Duduk di Antara 2 Khutbah)
- Cara Mengirim Al-Fatihah kepada Orang yang Sudah Meninggal
- Bacaan Surah Al-Fatihah
Ada banyak cara yang bisa dilakukan umat Islam untuk mendoakan orang yang sudah meninggal. Selain mengirim Yasin, bisa dengan mengirim Al-Fatihah.
Mendoakan orang yang sudah meninggal juga menjadi pahala yang terus mengalir baginya, dan mampu menolong orang tersebut dari siksa di dalam kubur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
إذا مات الإنسان انقطع عمله إلا من ثلاث: ولد صالح يدعو له، أو صدقة جارية من بعده، أو علم ينتفع به
Artinya: "Tatkala manusia meninggal maka putuslah segala amalnya, kecuali tiga macam, yaitu anak soleh yang berdoa untuknya, atau sedekah jariyah setelahnya, atau ilmu yang bermanfaat karenanya." (HR Muslim)
Lantas kapan waktu mustajab untuk mengirim Al-Fatihah kepada orang yang sudah meninggal?
Waktu Mustajab Mengirim Al-Fatihah untuk Orang Meninggal
Tidak terdapat hadits yang membahas terkait waktu mustajab untuk mengirim Al-Fatihah kepada orang meninggal dunia. Pada dasarnya setiap waktu baik untuk berdoa. Namun, kita dapat memanjatkan doa pada waktu-waktu utama, sehingga peluang doa kita dikabulkan menjadi semakin besar.
Waktu-waktu Mustajab untuk Mengirim Doa
Mengirimkan doa pada waktu-waktu mustajab diyakini menjadi peluang terkabulnya doa. Berikut waktu-waktu mustajab untuk mengirim doa yang dinukil dari buku Agar Doa Selalu Dikabulkan Allah susunan Muhammad Syafi'ie el-Bantanie.
1. Sepertiga Malam Terakhir (Saat Qiyamul Lail)
Abu Hurairah RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Pada setiap malam Allah turun ke langit dunia saat tersisa sepertiga malam yang terakhir. Dia berfirman, 'Siapa yang memohon kepada-Ku, Aku akan penuhi permohonannya, dan siapa yang memohon ampunan-Ku, Aku akan mengampuninya'." (HR Bukhari dan Muslim)
2. Antara Adzan dan Iqamah
Anas RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan ditolak doa yang dipanjatkan antara adzan dan iqamah." (HR Ahmad dan Dawud)
Dijelaskan dalam riwayat lain, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW salat sunnah empat rakaat sebelum Dzuhur (setelah adzan dan sebelum iqamah). Lalu beliau bersabda, "Inilah waktu saat pintu langit terbuka, dan pada waktu seperti ini aku suka berbuat amal saleh agar naik sampai ke langit." (HR Tirmidzi dan Ahmad)
3. Saat Sedang Sujud
Pada saat sujud, baik dalam salat maupun di luar salat, adalah waktu yang mustajab untuk berdoa, karena pada saat itu kita berada pada jarak yang paling dekat dengan Allah SWT.
4. Setiap Selesai Salat Fardhu
Umamah Al-Bahili pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, doa pada waktu apakah yang akan didengar?" Rasulullah menjawab, "Pada sepertiga malam terakhir dan setelah selesai salat fardhu." (HR. Tirmidzi dan Nasa'i)
5. Pada Hari Jumat (Saat Khatib Duduk di Antara 2 Khutbah)
Abu Burdah bin Abu Musa Al-Asy'ari menuturkan, "Abdullah bin Umar berkata kepadaku, 'Apakah engkau mendengar dari ayahmu yang diceritakan oleh Rasulullah tentang hari Jumat, yaitu waktu diterimanya doa?' Abu Burdah menjawab, 'Ya, aku mendengar beliau berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Yaitu antara duduknya imam hingga selesai salat.' Abu Dawud berkata, 'Yaitu duduk di atas mimbar'." (HR Muslim dan Abu Dawud)
Cara Mengirim Al-Fatihah kepada Orang yang Sudah Meninggal
Dikutip dari buku Jalan ke Hadirat Allah karya Syamsul Rijal Hamid, Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur Rahimahullah menukil dari Fatawa Sayyid Al-Allamah Abdullah bin Husein Bilfaqih, menyatakan: "Bagi orang yang membacakan Fatihah untuk ruh seseorang sebaiknya mengawalinya dengan, 'kepada ruh si Fulan bin Fulan'.
Ibnu Umar RA mengatakan, Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang dari kalian meninggal dunia janganlah kalian tahan, segeralah antarkan kuburnya, dan bacakanlah di dekat kepalanya surah Al-Fatihah." (HR Baihaqi dan Thabrani)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa kita boleh mengirim Al-Fatihah kepada orang yang sudah meninggal. Inilah yang menjadi landasan bagi sebagian besar ulama untuk mengirim bacaan Al-Fatihah kepada Rasulullah SAW dalam setiap membuka suatu acara.
Bacaan Surah Al-Fatihah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm(i). Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn(a). Ar-raḥmānir-raḥīm(i). Māliki yaumid-dīn(i). Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn(u), Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm(a). Ṣirāṭal-lażīna an'amta 'alaihim, gairil-magḍūbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn(a).
Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat." (QS Al-Fatihah: 1-7)
(kri/kri)












































Komentar Terbanyak
Penjelasan Kemenag soal Penetapan Waktu Subuh di Indonesia
Hukum Memelihara Anjing di Rumah Menurut Hadits dan Pendapat 4 Mazhab
7 Adab terhadap Guru Menurut Ajaran Rasulullah dan Cara Menghormatinya