Taif menawarkan sesuatu yang benar-benar berbeda dibanding kota lain di Arab Saudi. Percaya atau tidak, kota ini punya hawa sejuk. Katanya, sih, mirip di Puncak.
Saat detikHikmah bersama jemaah haji Maktour berkunjung ke Taif pekan ini, udaranya sebenarnya tidak bisa dikatakan sejuk. Namun suhu 33 derajat yang tercatat di sana pada siang pukul 13.00 jelas jauh lebih baik dibanding suhu 42 derajat celsius yang tercatat di Kota Makkah pada waktu yang sama.
Kalau Taif disebut sebagai kota yang sejuk, sebenarnya itu benar adanya. Kota tersebut rata-rata suhu sepanjang tahunnya adalah 23 derajat celsius. Lebih adem dibanding suhu DKI Jakarta, lho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Oleh karena itu, Taif menjadi tujuan wisata utama Arab Saudi terutama di musim panas. Orang-orang kaya ramai-ramai berkunjung ke sana untuk menikmati suasana yang lebih sejuk.
Bahkan keluarga raja dan kerabatnya dikabarkan banyak membangun tempat-tempat peristirahatan di wilayah ini. Ini membuat Taif dapat julukan Qaryah Al Mulk alias desa para raja.
Taif sebenarnya masih merupakan bagian dari pemerintahan Kota Makkah. Berada di ketinggian 1.879 m dan menjadi bagian dari lereng Pegunungan Hijaz, wilayah ini bisa ditempuh dalam waktu sekitar 90-120 menit menggunakan bus dari Kota Makkah.
Jika harus dibandingkan dengan Makkah, Taif jauh lebih hijau. Tak salah kalau banyak orang Indonesia membandingkan dengan Puncak, Bogor, yang bersebelahan dengan Jakarta.
Di sepanjang jalan raya menuju Taif, banyak pohon berukuran besar berjejer di tepi jalan. Bukan cuma 1-2, namun bergerombol lebat membentuk kumpulan warna hijau yang terlihat mencolok di tengah gersangnya mayoritas wilayah Arab Saudi.
Banyak rumah, villa, dan bangunan di Taif yang juga terlihat ditanami tumbuhan lebat di pekarangannya. Sementara di sudut-sudut kotanya bisa ditemui taman-taman kota yang rindang.
Taif juga merupakan kota penghasil pertanian, bahkan kerap dianggap sebagai pusat pertanian di Arab Saudi. Hasil utama kota ini di antaranya adalah anggur, delima, buah ara, madu, dan mawar.
Kisah Nabi Muhammad Ditimpuki sampai Berdarah di Taif
Taif menjadi salah satu kisah pahit dari perjuangan Nabi Muhammad SAW menyiarkan Islam. Banyak dikisahkan, beliau mendapat perlakuan kasar dari warga kota tersebut.
Nabi Muhammad SAW pergi ke Taif dalam salah satu periode terberat hidupnya, yakni setelah ditinggal Siti Khadijah pada 619 Masehi dan Abu Thalib pada 620 Masehi.
Ditinggal dua orang terdekatnya membuat Nabi Muhammad SAW makin sering diganggu kaum Quraish. Rasulullah SAW mencoba pergi ke Thaif untuk meminta pertolongan dan perlindungan. Rasulullah SAW tinggal di Thaif selama sepuluh hari untuk berdakwah dan meminta perlindungan. Namun, ternyata penduduk Thaif melakukan penolakan dan memperlakukan Rasulullah SAW dengan kasar.
Dikisahkan, kaum Tsaqif melempari Rasulullah SAW hingga membuat kakinya terluka. Tindakan kasar penduduk Taif membuat Zaid bin Haritsah membela dan mencoba melindungi Rasulullah SAW. Tapi dia malah ikut jadi korban karena kepalanya juga terluka akibat terkena lemparan batu. Akhirnya, Rasulullah SAW berlindung di kebun milik 'Utbah bin Rabi'ah.
Meski dapat perlakuan sangat buruk dari penduduk Taif, Rasullulah SAW kemudian justru mendoakan orang-orang Kota Taif.
"Bahkan aku menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka generasi yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya, dengan sesuatu pun," kata Rasulullah SAW ketika Jibril mengatakan bisa saja membalik gunung dan menimpakannya ke penduduk Taif.
***
Liputan haji ini didukung oleh Kafh dan Wardah
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Hukum Merayakan Maulid Nabi Menurut Pandangan Ulama