Para orang tua Muslim, pernahkan Anda mendengar istilah tahnik? Ini merupakan amalan sunnah dari Nabi Muhammad SAW ketika menyambut bayi baru lahir.
Pengertian Tahnik
Dilansir dari laman NU Online, tahnik adalah metode untuk memberikan makanan yang telah dikunyah, terutama makanan dengan rasanya manis, kepada bayi yang baru lahir. Pada masa Nabi, Beliau sendiri yang melakukan tahnik terhadap bayi dari kalangan sahabat beliau dan bayi-bayi yang lainnya.
Melansir dari buku Tausiyah Nabi untuk Para Bidadari karya Dar El-Irfan, tahnik merupakan kegiatan menyiapkan kurma yang telah dikunyah hingga halus kepada bayi. Sementara itu, menurut ulama Ibnu Hajar al-Asqalani, tahnik dilakukan agar bayi terlatih dengan makanan dan juga bisa dilakukan untuk menguatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah Tahnik
Berikut beberapa kisah tahnik dalam kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:
Ada beberapa bayi yang dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Beliau mendoakan mereka dan mengunyahkan makanan untuk mereka. Menurut riwayat yang lain Beliau mendoakan agar bayi-bayi tersebut mendapatkan keberkahan. (HR Abu Dawud dengan isnad shahih)
Dari Asma' binti Abu bakar radhiyallahu 'anha, ia berkata:
"Aku mengandung Abdullah bin Zubair saat masih berada di Makkah, maka aku pergi ke Madinah. Di Quba, aku berhenti lalu melahirkan. Kemudian bayi itu kubawa kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau meletakkannya di pangkuannya dan meminta dibawakan kurma lalu dikunyahnya kemudian dimasukkan ke mulut bayi tersebut. Maka yang pertama-tama masuk ke mulutnya adalah air liur Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian dikunyahkannya kurma dan Beliau berdoa memohonkan keberkahan baginya." (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
"Telah lahir bayi laki-laki yaitu anakku sendiri, lalu kubawa kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Beliau memberinya nama Ibrahim dan mengunyahkan tamr (kurma kering) kemudian dimasukkan ke mulutnya serta membacakan doa keberkahan," (Imam An-Nawawi, terjemah Al-Adzkar, PT Al-Maarif, Bandung, 1984: halaman 184-185).
Tata Cara Tahnik
Ada beberapa cara yang perlu diperhatikan saat melakukan tahnik. Merangkum dari buku Aqiqah karya Ahmad ibn Mahmud ad-Dib dan Pesan dari Nabi Tentang Anak karya Eva Rianty Lubis, berikut ini urutannya:
- Letakkan sedikit kurma yang sudah dikunyah sebelumnya di atas jari orang yang akan melakukan tahnik.
- Masukkan jari tersebut ke mulut bayi.
- Gerakan ke kanan dan ke kiri secara merata perlahan-lahan.
Sebaiknya mentahnik dengan kurma kering, apabila tidak ada maka dengan kurma basah. Kemudian kalau tidak ada maka dengan makanan yang manis yang tidak dibakar, seperti anggur kering (kismis) dan madu serta sejenisnya.
Ini disampaikan para Ulama Syâfi'iyah dan Hanabilah [Lihat al-Majmû' 4/434 dan Fathul Bâri, 9/588].
Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
"Yang lebih utama, mentahnîk dilakukan dengan kurma kering (tamr). Jika tidak mudah mendapatkan kurma kering (tamr), maka dengan kurma basah (ruthab). Kalau tidak ada kurma, bisa diganti dengan sesuatu yang manis. Tentunya madu lebih utama dari yang lainnya." (Fathul Bâri 9/588)
Sedangkan imam al-Mawardi rahimahullah berkata,
"Menurut Ulama yang membolehkan tahnik bayi, maka yang paling utama menurut mereka adalah menggunakan kurma. Jika tidak ada maka dengan sesuatu yang manis. Inilah pendapat Ulama Syâfi'iyyah dan Hanabilah." (Al Inshâf lil Mawardi, 4/104)
Tahnik dari Sisi Medis di Zaman Modern
Jika dari sisi medis, tahnik tidak dianjurkan untuk bayi yang baru lahir. Kerena faktanya, bayi belum bisa mengkonsumsi apapun selain ASI.
Hal ini dijelaskan oleh dokter spesialis anak, DR. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K). Tahnik dianggapnya kurang tepat jika dilakukan pada bayi yang baru lahir.
"Meskipun kurma sudah dikunyah sehalus-halusnya oleh orang tua, konsistensinya tentu tetaplah berupa makanan lunak, yang baru bisa dikonsumsi dan dicerna bayi pada usia 16 minggu," ujarnya seperti dikutip dari HaiBunda.
Karena sejatinya, ASI adalah sebaik-baiknya nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi. Beberapa penilitian mengungkapkan bahwa ASI memiliki banyak manfaat.
"Dari beberapa penelitian ASI memberikan banyak manfaat terhadap perkembangan bayi ke depannya. Pemberian makan harus sesuai dengan tumbuh kembang anak," jelas Ariani.
Demikian penjelasan mengenai tahnik yang merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW. Semoga dapat menambah pengetahuan detikers.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa