Nabi Yunus adalah putra dari seorang nabi, yaitu Ya'qub AS. Menurut buku Kisah dan Mukjizat 25 Nabi dan Rasul yang disusun oleh Aifa Syah, Nabi Yunus lahir pada tahun 820 SM.
Beliau berdakwah kepada penduduk Ninawa yang kala itu menyembah berhala. Sayangnya, pengikut Nabi Yunus hanya sedikit, kebanyakan dari mereka menolak dakwah yang disampaikan.
Meski begitu, Nabi Yunus tidak patah semangat dalam menyebarkan ajaran tauhid. Ia bahkan berkata kepada kaumnya jika mereka tidak berhenti menyembah berhala, Allah akan menurunkan azab-Nya.
Alih-alih bertobat, penduduk Ninawa justru tetap tidak bersikukuh dan menyembah berhala. Bahkan, mereka menantang azab yang akan Allah turunkan.
"Mana azab itu? Katanya Tuhanmu akan menurunkan azab," kata mereka.
"Tunggulah 30 hari lagi," ujar Nabi Yunus menanggapi.
Dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam Kitab Qashash Al-Anbiyaa terjemahan Saefullah MS, setelah lama berdakwah, Nabi Yunus merasa tidak tahan lagi. Hal ini lantaran kaumnya memilih untuk tetap berada di dalam kekafiran.
Usai memperingati penduduk Ninawa akan azab Allah, benar saja. Setelah kepergian Nabi Yunus AS, Allah SWT menurunkan azabnya.
Ketika pergi, Nabi Yunus AS menaiki kapal laut yang penumpangnya melebihi kapasitas maksimal. Karenanya, kapal menjadi oleng dan hampir tenggelam.
Orang-orang di atas kapal kemudian berunding untuk mengurangi jumlah beban. Mereka memiliki ide untuk melemparkan orang-orang tertentu melalui undian.
Nabi Yunus mendapat undian tersebut. Namun, karena beliau utusan Allah SWT maka pengundian itu diulang kembali.
3 kali mengundi, 3 kali pula nama Nabi Yunus AS yang muncul. Hal itu telah menjadi ketetapan Allah SWT.
Apa Mukjizat Nabi Yunus AS?
Di sinilah mukjizat Nabi Yunus AS ditunjukkan oleh Allah SWT. Atas izin-Nya, ketika Nabi Yunus dilempar ke laut ada seekor ikan besar yang diduga paus menelan beliau.
Tapi, Allah SWT memerintahkan ikan tersebut untuk tidak memakan dan menghancurkan tubuh Nabi Yunus AS. Alhasil. Nabi Yunus berada di dalam perut ikan dalam keadaan hidup.
Kisah mengenai mukjizat Nabi Yunus ini tertuang dalam surat As Saffat ayat 139-148.
"Sesungguhnya Yunus benar-benar termasuk para rasul. (Ingatlah) ketika dia berlari ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi, maka dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian). Dia kemudian ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Seandainya dia bukan golongan orang yang banyak bertasbih kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perutnya (ikan) sampai hari Kebangkitan. Kami kemudian melemparkannya (dari mulut ikan) ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kami kemudian menumbuhkan tanaman sejenis labu untuknya. Kami mengutusnya kepada seratus ribu (orang) atau lebih, lalu mereka beriman. Maka, Kami menganugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu," (QS As-Saffat: 139-148).
Terkait mukjizat Nabi Yunus ini, ada perbedaan pendapat dari kalangan ulama mengenai lama waktu beliau berada di dalam perut ikan paus. Sebagian ulama menyebut kurang dari sehari, ada juga tiga hari, tujuh hari, bahkan 40 hari. Hanya Allah SWT yang mengetahui secara spesifik durasi lamanya.
Saat berada di dalam perut ikan paus, Nabi Yunus menyebut dirinya mendengar ikan-ikan lain bertasbih dan memuji Allah SWT. Begitu pula dengan telur ikan di dalamnya.
Di dalam ikan besar itu, Nabi Yunus juga membaca sebuah doa yang diabadikan pada surat Al Anbiya ayat 87.
ΩΨ§Ω Ψ§ΩΩΩ°ΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨ§Ω Ψ§ΩΩΩΨͺΩ Ψ³ΩΨ¨ΩΨΩ°ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΨͺΩ Ω ΩΩΩ Ψ§ΩΨΈΩΩ°ΩΩΩ ΩΩΩΩΩ
Arab latin: LΔ ilΔha illΔ anta subαΈ₯Δnaka innΔ« kuntu minaαΊ-αΊΔlimΔ«n
Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim,"
Mengutip dari buku Kisah Teladan Menakjubkan 25 Nabi dan Rasul karya Lisdy Rahayu, para malaikat yang kala itu mendengar doa dan dzikir Nabi Yunus memohon pada Allah untuk mengampuni dan menyelamatkan beliau. Dengan kuasa Allah, diperintahkan ikan paus yang telah menelan Nabi Yunus untuk mengeluarkan dan melempar beliau ke daratan.
Dalam keadaan selamat, Nabi Yunus berhasil sampai di daratan. Ia kemudian kembali ke desanya dengan rasa bahagia ketika mendapati kaum Ninawa kini telah beriman.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana