Pedang Zulfikar, Senjata Warisan Rasulullah untuk Sayyidina Ali

Pedang Zulfikar, Senjata Warisan Rasulullah untuk Sayyidina Ali

Nilam Isneni - detikHikmah
Minggu, 30 Apr 2023 08:00 WIB
A selectively lit samurai sword on a cloth with yin-yang symbols. Light is reflecting off of the blade.
Ilustrasi pedang Zulfikar milik Rasulullah SAW yang diwariskan kepada Sayyidina Ali. Foto: Getty Images/iStockphoto/Fly_Fast
Jakarta -

Pedang Zulfikar adalah salah satu pedang Rasulullah SAW yang kemudian diwariskan kepada Ali bin Abi Thalib RA. Senjata ini menjadi saksi perjuangan kaum muslimin melawan kaum kafir Quraisy.

Sumber yang menyebut tentang pedang Zulfikar ini dikatakan dalam Tarikh Thabari, Kitab Majma' al-Zawaid, dan Kitab Bihar al-Anwar sebagaimana dinukil Sayid Mundzir al-Hakim dalam A'lam al Hidayah: Al Rasul al A'zham SAW.

Diceritakan, Ali RA menunjukkan keberaniannya yang tak ada duanya saat ia mencerai-beraikan siapa pun yang mencoba mendekati Nabi SAW. Ali RA menghantam mereka dengan pedangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu Malaikat Jibril turun kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Ya Rasulullah, ini adalah hiburan (bagimu)."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya ia (Ali) dariku dan aku darinya."

ADVERTISEMENT

Lalu Jibril berkata, "Dan aku dari kalian berdua."

Kemudian mereka mendengar suara yang berkata, "Tiada pedang seperti Zulfikar dan tiada pemuda seperti Ali."

Tidak ada sumber yang pasti terkait pedang Zulfikar milik Ali bin Abi Thalib RA. Namun, merujuk dari buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat Sejak Adam AS Hingga Muhammad SAW karya Usman bin Affan bin Abdul As bin Umayyah bin Abdu Syams menjelaskan mengenai hal tersebut.

Dikatakan, kemungkinan pedang Zulfikar diperoleh Nabi Muhammad SAW dari rampasan Perang Badar. Di mana barang jarahan yang diperoleh akan dibagikan secara adil kepada seluruh pasukan, setelah dikurangi dengan 1/5 yang diperuntukkan bagi Nabi Muhammad SAW.

Namun dalam riwayat lain, pedang itu dikatakan diberikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian beliau SAW mewariskannya kepada menantunya, Ali bin Abi Thalib RA.

Kisah Sayyidina Ali dan Pedang Zulfikar

Oktavia Rokhimaturrizki dalam buku Kisah dan Tauladan 10 Sahabat Nabi Muhammad yang Masuk Surga menceritakan sosok berani Ali bin Abi Thalib RA bersama dengan pedang Zulfikarnya.

Konon terdapat slogan yang selalu didengung-dengungkan oleh kaum muslimin ketika Perang Uhud yang amat dahsyat tengah berlangsung.

"Tidak ada pedang, setajam pedang Zulfikar dan tidak ada pemuda yang setangguh Ali bin Abi Thalib."

Dalam perang tersebut, Ali bin Abi Thalib RA memperlihatkan ketangguhannya sebagai seorang pahlawan Islam yang gagah perkasa. Ia dikenal sebagai bagian bangsa Arab yang mempunyai kemahiran memainkan pedang dengan tangguh.

Sementara itu, baju besi yang dimilikinya berbentuk tubuh bagian depan di kedua sisi, dan tidak ada bagian belakangnya. Ketika ditanya, "Mengapa baju besimu itu tidak dibuatkan belakangnya, hai Abu Husein?" Maka Ali bin Abi Thalib RA akan menjawabnya dengan mudah, "Kalau seandainya aku menghadapi musuhku dari belakang, niscaya aku akan binasa."

Zaid Malbar dalam buku Para Pendekar Muslim turut menceritakan mengenai kisah keberanian Ali bin Abi Thalib RA dan pedang Zulfikar.

Ali bin Abi Thalib RA yang merupakan sepupu dan menantu Rasulullah SAW yang sejak kecil berada dalam pengasuhan sang Nabi SAW sangat bak akhlaknya.

Bahkan, pada saat perang jika musuhnya terbuka pakaian bagian bawahnya, Ali RA akan berhenti dan tak akan melanjutkan pertempuran. Suatu saat setelah menikah dengan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad SAW Perang Badar pun pecah.

Pada pertempuran ini Ali bin Abi Thalib RA masih berusia 25 tahun telah berhasil menjadi ksatria utama dengan membunuh banyak orang dari kaum kafir Quraisy.

Tidak berhenti sampai di situ saja, kisah kepahlawanan Ali RA juga terus berlanjut pada perang Khandaq saat ia memerangi Amar bin Abdi Wud.

Hanya dengan satu kali tebasan, Ali RA bersama pedang Zulfikar itu mampu membelah langsung sang musuh menjadi dua bagian. Kemudian, pada saat meletusnya pertempuran Khaibar karena kaum Yahudi mengkhianati umat Islam dalam Perjanjian Hudaibiyah.

Ali bin Abi Thalib RA tampil kembali menjadi sosok pemberani yang telah didoakan oleh Rasulullah SAW bahwa ia akan mendapat kemenangan saat meruntuhkan benteng Khaibar.

Bahkan, Nabi Muhammad SAW menyebutnya sebagai seorang panglima yang dicintai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

Perang Khaibar pun dapat dimenangkan dan tentara yang dipimpin oleh Marhab dan Yasin juga mampu dikalahkan. Padahal kedua panglima Yahudi itu memiliki badan setinggi 5 hasta.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads