Lebaran 2023 tinggal menghitung hari. Arab Saudi baru-baru ini juga telah mengumumkan hari libur lebaran 2023.
Melansir Arabian Business, Selasa (11/4/2023), pengumuman libur lebaran 2023 di Arab Saudi disampaikan oleh Kementerian SDM dan Pembangunan Sosial (HRSD) Saudi melalui media sosialnya, Senin (10/4/2023) kemarin.
Kerajaan menetapkan hari libur lebaran 2023 pada sektor swasta dan nirlaba akan dimulai pada 20 April 2023 dan berlangsung selama empat hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkiraan Lebaran di Arab Saudi 2023
Ketua Dewan Direksi Emirates Astronomy Society, anggota Arab Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS), Ibrahim Al Jarwan, memprediksi puasa Ramadan 2023 akan berlangsung selama 29 hari dengan durasi sekitar 14 jam dan bervariasi sekitar 30 menit dari awal hingga akhir bulan, seperti dilansir dari Gulf News, Selasa (11/4/2023).
Puasa Ramadan 2023 di Arab Saudi sendiri dimulai pada Kamis, 23 Maret 2023. Sehingga, lebaran 2023 di Arab Saudi diperkirakan jatuh pada Jumat, 21 April 2023.
Al Jarwan menyampaikan prediksi tersebut pada awal November 2022 lalu, bersamaan dengan prediksi awal Ramadan 2023.
Perkiraan Lebaran 2023 di Indonesia
Adapun, di Indonesia, lebaran 2023 baru akan diketahui usai pemerintah menggelar sidang isbat penentuan 1 Syawal 1444 H. Sidang ini akan digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag) pada 29 Ramadan yang bertepatan dengan hari Kamis, 20 April 2023.
Di samping itu, PP Muhammadiyah telah menetapkan lebaran 2023, termasuk 1 Zulhijah dan Hari Raya Idul Adha.
Lebaran Muhammadiyah 2023 Jumat 21 April
Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.1/MLM/I.0/E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab, Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444 H, lebaran Muhammadiyah 2023 jatuh pada Jumat, 21 April 2023.
Disebutkan, pada 29 Ramadan, ijtimak jelang Syawal 1444 H terjadi pada pukul 11:15:06 WIB. Hilal sudah wujud ketika Matahari terbenam di Yogyakarta dan pada saat itu Bulan berada di atas ufuk di seluruh wilayah Indonesia.
Ada Potensi Perbedaan Lebaran 2023
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Syamsul Anwar mengatakan, ada potensi perbedaan dalam penetapan 1 Syawal 1444 H atau lebaran 2023. Ia menyebut, posisi hilal menurut kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yang menjadi pedoman Kemenag, belum terpenuhi untuk dapat dilihat.
"Karena belum dapat dilihat, maka menurut kriteria MABIMS keesokan harinya belum terpenuhi syarat memasuki bulan baru," ujar Syamsul dalam konferensi pers di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta yang turut disiarkan secara daring, Senin (6/2/2023) lalu.
"Sedangkan menurut syarat kriteria wujudul hilal yang tidak berpatokan kepada penampakan yaitu tidak terlihat dan terlihatnya maka keesokan harinya sudah dianggap masuk bulan baru yaitu untuk 1 Syawal (jatuh pada) 21 April 2023," imbuhnya.
Sebagai informasi, PP Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal dalam menentukan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Metode ini menitikberatkan pada posisi geometris benda langit.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Guru Madin Dituntut Rp 25 Juta, FKDT Sayangkan Sikap Wali Murid