Puasa Ramadan wajib hukumnya bagi setiap muslim yang dikenai beban syariat. Namun, ada pengecualian bagi orang yang sakit dan tidak lagi mampu berpuasa.
Imam Ahmad, Abu Daud, dan Baihaqi dengan sanad shahih meriwayatkan dari Mu'adz, dia berkata bahwa sesungguhnya Allah SWT mewajibkan puasa kepada Rasulullah lantas menurunkan ayat:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣ اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗوَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗوَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ١٨٤
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS Al Baqarah: 183-184)
Ahli fikih Sayyid Sabiq mengatakan dalam Kitab Fikih Sunnah, bagi orang yang sakit dan tidak lagi mampu berpuasa, maka baginya diwajibkan untuk membayar fidyah atas puasa yang ditinggalkannya.
Hal ini berlaku apabila penyakit tersebut merupakan penyakit menahun dan tidak ada harapan untuk sembuh dan ia amat keberatan untuk melakukan puasa. Hukum ini sama halnya dengan orang yang tua renta.
Dengan demikian, kata Sayyid Sabiq, orang yang berat menjalankannya diperbolehkan untuk tidak berpuasa, namun diwajibkan untuk memberi makan satu orang miskin dan hal itu sudah sah baginya.
Namun, apabila penyakitnya itu bukan penyakit menahun dan ada harapan untuk sembuh, maka wajib baginya mengqadha puasa yang ditinggalkannya itu ketika sudah sehat.
Allah SWT menurunkan ayat yang lain terkait kewajiban puasa Ramadan dan hukum bagi orang meninggalkannya,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٨٥
Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur." (QS Al Baqarah: 185)
Dijelaskan lebih lanjut, Allah SWT menetapkan kewajiban berpuasa kepada orang yang mukim dan dalam keadaan sehat serta memberikan kepada orang sakit dan yang bepergian untuk tidak berpuasa.
Allah SWT juga mewajibkan fidyah bagi orang yang lanjut usia yang tidak mampu berpuasa lagi.
Kholilurrohman dalam buku Bekal Menyambut Bulan Suci Ramadhan menjelaskan bahwa fidyah berfungsi sebagai suatu hukuman baginya karena sudah melalaikan kewajiban mengqadha puasa.
Kriteria seseorang diwajibkan untuk membayar fidyah ini misalnya saja seseorang yang telah renta dan tidak sanggup berpuasa, orang yang sakit yang tidak diharapkan lagi kesembuhannya.
Kedua kriteria tersebut tidak wajib untuk berpuasa dan tidak wajib pula untuk mengqadha puasa yang ia tinggalkan. Namun, mereka wajib untuk membayar fidyah.
Fidyah yang dibayarkan berukuran satu mud yang takarannya sama saja sekitar 0,875 liter atau 0,625 kg). bentuk fidyah ini dapat disesuaikan dengan makanan pokok yang lazim dikonsumsi di tempat tersebut.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal