Muslim di dunia diprediksi akan bertemu dua kali dengan bulan suci Ramadan dalam jangka waktu setahun. Hal ini terjadi karena perbedaan perhitungan waktu antara kalender Masehi dan kalender Islam atau Qomariyah.
Prediksi dua kali Ramadan dalam setahun tersebut diungkap oleh Astronom asal Arab Saudi Khaleed Al Zaaq melalui akun Twitter pribadi miliknya yang diunggah pada 10 April 2022 lalu. Berdasarkan penuturannya, fenomena langka tersebut akan terjadi pada tahun 2030.
"Kita akan berpuasa dua kali Ramadan dalam satu tahun pada 2030. Hal ini terjadi pada kalender Masehi, bukan dalam kalender Hijriah," kata Al Zaqaq, dikutip dari AW Journal, Senin (27/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut penuturan Kepala Observatorium Penelitian Geofisika dan Astronomi Al-Zaqqa tersebut, momen datangnya bulan Ramadan dua kali dalam setahun merupakan fenomena ulangan yang terjadi setiap 33 tahun sekali.
Sebelumnya pernah terjadi pada tahun 1965 dan 1997 lalu. Kemudian, fenomena langka ini akan terjadi lagi di masa mendatang, tepatnya pada 2030 atau yang jatuh pada 1451 Hijriah.
"Pada kalender Hijriah (yakni) 1451 H, Ramadan akan dimulai sekitar tanggal 5 Januari 2030, dan pada tahun 1452 H jatuh sekitar tanggal 26 Desember 2030," demikian penjelasan Al Zaqaq yang dilaporkan Al Arabiya English.
Untuk itulah, umat muslim di dunia pada 8 tahun mendatang akan berpuasa selama sekitar 36 hari. Berpuasa penuh selama satu bulan untuk Ramadan 1451 H, kemudian dilanjutkan dengan puasa 6 hari saat Ramadan 1452 H.
Penyebab Terjadinya 2 Ramadan dalam Setahun
Mengutip Aljazeera, sistem penanggalan kalender Islam disandarkan pada siklus bulan. Hingga membutuhkan waktu 33 tahun untuk menyelesaikan satu siklusnya.
Sebaliknya, kalender Masehi ditandai dengan pergerakan bumi mengelilingi matahari. Perbedaan inilah yang kemudian memicu terjadinya 2 Ramadan dalam satu tahun.
"Tahun bulan (Hijriah) lebih pendek 11 hari dari kalender matahari (Matahari), hal ini berarti bahwa hilal Ramadan juga akan teramati dua kali pada tahun 2030," tulis Aljazeera.
Sebagai contoh, satu tahun dalam kalender Hijriah hanya berlangsung selama 354 hari, bukan 365 hari seperti dalam kalender Masehi. Fakta astronomis ini pula yang menyebabkan permulaan Ramadan selalu lebih awal 10-12 hari pada setiap tahunnya.
Seperti di Indonesia, 1 Ramadan 1444 H atau tahun ini jatuh pada 23 Maret 2023. Sementara Ramadan 2022 lalu, pemerintah menetapkan awal Ramadan jatuh pada 1 April 2022.
Ketetapan 1 Ramadan tersebut diambil berdasarkan penggabungan hasil dua metode penentuan awal bulan. Metode yang dimaksud adalah perhitungan hisab atau astronomis yang kemudian dikonfirmasi melalui rukyatul hilal atau pengamatan hilal.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim