Tak terasa bulan Ramadan segera tiba. Ketika memasuki bulan penuh keberkahan ini, sering kali kita mendengar ucapan Marhaban ya Ramadan. Apa artinya?
Quraish Shihab dalam bukunya Shihab & Shihab Edisi Ramadhan memaparkan mengenai terjemahan dari Marhaban ya Ramadan. Marhaban biasa diterjemahkan "Selamat datang" namun pada dasarnya Marhaban memiliki dua makna.
Pertama, Rahba berarti tempat yang luas. Seseorang yang disambut dengan baik, dia dipersilakan masuk ke tempat yang luas dan tidak merasa sempit. Tempat yang luas itu menggambarkan jiwa, perasaan, begitu lega, begitu lapang menyambut suatu tamu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, kesimpulannya Marhaban ya Ramadan mengisyaratkan bahwa kedatangan bulan Ramadan ini disambut dengan lapang dada. Tidak ada kekesalan dalam hati yang mengatakan "Kok puasa lagi, ya!". Namun Marhaban ya Ramadan diartikan bahwa hati kami menyambutmu dengan penuh kegembiraan tanpa kekesalan dan lain sebagainya.
Kedua, Marhab yang berarti stasiun tempat kendaraan mengambil bekal sekaligus memperbaiki apa yang rusak dari kendaraan itu. Sehingga, kalau kita berkata, "Marhaban ya Ramadan," dalam pengertian yang kedua ini mengartikan bahwa "Wahai Ramadan, selamat datang. Kami akan mengambil bekal darimu, dalam melanjutkan perjalanan kami menuju Allah SWT.
Jadi, pada intinya kata Marhaban ya Ramadan ialah menyambut Ramadan dengan gembira, bersedia untuk memperbaiki apa yang kurang baik dan mengambil bekal dalam perjalanan menuju Tuhan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "marhaban" dijelaskan sebagai kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang berarti selamat datang).
Menurut Kholid A Harras dalam buku Catatan Ramadhan kata tersebut sepadan dengan kata Ahlan wa Sahlan yang juga diartikan "Selamat datang". Meskipun, keduanya memiliki arti yang sama yakni "Selamat datang", tetapi dalam budaya masyarakat Arab masing-masing penggunaannya berbeda.
Ucapan Ahlan wa Sahlan digunakan untuk menyambut tetamu pada umumnya. Sedangkan Marhaban ya Ramadan memiliki arti untuk menyambut tetamu istimewa atau tamu khusus. Lalu, sebagian umat Islam di Indonesia, ritual pembacaan Al-Barzanji kerap disebut dengan istilah 'marhabanan'.
Kitab Al-Barzanji berisi sirah nabi atau sejarah Nabi Muhammad SAW yang dimulai dari silsilah beliau hingga masa kerasulannya. Istilah Marhabanan juga oleh sebagian umat Islam digunakan saat ritual aqiqah kelahiran seorang anak yang juga kerap dibacakan Kitab Al-Barzanji tersebut.
Dijelaskan dalam buku tersebut bahwa pada dasarnya belum ada yang menegaskan mengenai kalimat arti Marhaban ya Ramadan yang didasarkan oleh Rasulullah SAW. Walaupun demikian, memang terdapat satu hadits yang sangat terkenal yang hanya bisa dijumpai pada Kitab Durrotun Nashihin, karya Utsman bin Hasan al-Khubawi. Namun, tidak ditemukan di kitab-kitab hadits yang lain, akan tetapi banyak dikutip oleh kalangan Nahdhiyyin. Berikut ini haditsnya,
مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النَّيْرَانِ
Artinya: "Sesiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka."
Selain ucapan Marhaban ya Ramadan, ada juga sebagian kalangan ketika menyambut bulan Ramadan memberikan ucapan Ramadan Karim yang artinya Ramadan yang pemurah. Biasanya dilakukan oleh umat Islam di negara-negara Eropa dan Amerika.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026