Rayuan Iblis yang buat Nabi Adam Diturunkan dari Surga

Rayuan Iblis yang buat Nabi Adam Diturunkan dari Surga

Kristina - detikHikmah
Senin, 06 Mar 2023 14:01 WIB
kisah nabi adam
Ilustrasi Nabi Adam AS diturunkan dari surga karena terbujuk rayuan iblis. Foto: Mindra Purnomo
Jakarta - Nabi Adam AS awalnya tinggal di surga bersama istrinya, Hawa. Namun, ia diturunkan dari surga usai terbujuk rayuan iblis.

Kisah tinggalnya Nabi Adam AS dan Hawa di surga hingga akhirnya keduanya terbujuk rayuan iblis dan diturunkan dari surga termaktub dalam sejumlah ayat Al-Qur'an. Allah SWT berfirman dalam surah Al A'raf ayat 19,

وَيٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: "(Allah berfirman,) "Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di surga (ini). Lalu, makanlah apa saja yang kamu berdua sukai dan janganlah kamu berdua mendekati pohon yang satu ini sehingga kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim."

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, pada ayat tersebut Allah SWT telah memerintahkan kepada Nabi Adam AS untuk tidak mendekati suatu pohon yang ada di surga. Kemudian, iblis melancarkan tipu dayanya agar Nabi Adam AS mendekati pohon tersebut yang ia katakan sebagai pohon keabadian, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Taha ayat 120,

فَوَسْوَسَ اِلَيْهِ الشَّيْطٰنُ قَالَ يٰٓاٰدَمُ هَلْ اَدُلُّكَ عَلٰى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلٰى

Artinya: "Maka, setan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya. Ia berkata, "Wahai Adam, maukah aku tunjukkan kepadamu pohon khuldi (keabadian) dan kerajaan yang tidak akan binasa?"

Bisikan iblis itulah menjadi awal mula Nabi Adam AS dan Hawa diturunkan dari surga, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab tafsir dan kitab kisah para nabi.

Nabi Adam Diturunkan dari Surga karena Makan Buah Khuldi

Disebutkan dalam Qashash Al-Anbiyaa' karya Imam Ibnu Katsir, Nabi Adam AS diturunkan dari surga karena terbujuk rayuan iblis untuk memakan buah dari pohon terlarang. Menurut sejumlah ahli tafsir, pohon tersebut bernama khuldi.

Menurut Yusef Rafiqi dalam buku Nabi Adam Lahir di Nusantara, penamaan pohon khuldi (pohon kekekalan) adalah nama yang diberikan iblis dalam rangka menggoda Nabi Adam AS dan istrinya.

Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai jenis pohon itu. Ada yang meyakini bahwa pohon tersebut adalah pohon anggur yang memabukkan, ada pula yang menyebutnya sebagai pohon kurma.

Menurut sebuah riwayat yang berasal dari Abu Hurairah RA, pohon khuldi digambarkan sangat rindang dan bisa menaungi orang-orang di dalamnya. Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya, di surga terdapat pohon yang jarak tempuh di bawahnya bagi orang yang berkendaraan tanpa berhenti sama sekali bisa sampai seratus tahun. Nama pohon itu adalah pohon khuldi."

Hadits tersebut termuat dalam buku Ensiklopedia Kiamat yang disusun oleh Tim Gema Insani.

Kisah rayuan iblis kepada Nabi Adam AS tersebut termaktub dalam firman Allah SWT,

فَوَسْوَسَ اِلَيْهِ الشَّيْطٰنُ قَالَ يٰٓاٰدَمُ هَلْ اَدُلُّكَ عَلٰى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلٰى ١٢٠

Artinya: "Maka, setan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya. Ia berkata, "Wahai Adam, maukah aku tunjukkan kepadamu pohon khuldi (keabadian) dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (QS Thaha: 120)

فَاَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْءٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفٰنِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَّرَقِ الْجَنَّةِۚ وَعَصٰىٓ اٰدَمُ رَبَّهٗ فَغَوٰى ۖ ١٢١

Artinya: "Lalu, mereka berdua memakannya sehingga tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga. Adam telah melanggar (perintah) Tuhannya dan khilaflah dia." (QS Thaha: 121)

Disebutkan dalam Tafsir Kementerian Agama RI, setelah Nabi Adam AS dan istrinya menyadari bahwa telah melanggar perintah Allah SWT dengan memakan buah larangan itu, ia pun menyesalinya dan merasa kecewa karena membenarkan rayuan iblis dan terpedaya kata-kata manis musuhnya itu.

Tobat Nabi Adam usai Terbujuk Rayuan Iblis

Nabi Adam AS yang merasa berdosa kemudian minta ampun atas kesalahannya tersebut. Hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT,

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ ٢٣

Artinya: "Keduanya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." (QS Al A'raf: 23)

Nabi Adam Diturunkan dari Surga Hari Jumat

Dalam Kitab Shahih Muslim terdapat suatu riwayat yang menyatakan bahwa Nabi Adam AS diciptakan, dimasukkan ke surga, dan dikeluarkan dari surga pada hari Jumat.

Dari az-Zuhri, dari al-A'raj, dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

"Sebaik-baik hari yang padanya matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan. Pada hari itu juga beliau dimasukkan ke surga dan pada hari itu pula beliau dikeluarkan dari surga." (HR Muslim)

Ada sejumlah pendapat mengenai tempat turunnya Nabi Adam AS dan Hawa. Menurut arsip detikHikmah, menurut riwayat Ibnu Hatim yang berasal dari Ibnu Abbas, Nabi Adam AS mendarat di suatu tempat yang disebut Dahna. Tempat ini terletak di antara Kota Mekkah dan Thaif.

Sedangkan dalam riwayat yang berasal dari Hasan, dikatakan, "Nabi Adam AS mendarat di wilayah India, lalu Hawa di Jeddah, dan iblis di Dastimaisan, beberapa mil dari Kota Basrah, sedangkan ular di Asfahan." Pendapat ini turut diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim.

Sementara itu, Imam Ibnu Katsir juga menukil suatu riwayat dari Ibnu Umar yang menyebut bahwa Nabi Adam AS diturunkan di Bukit Shafa, sedangkan Hawa mendarat di Bukit Marwah. Atsar ini turut diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim.

Wallahu a'lam.


(kri/erd)

Hide Ads