Ketentuan Puasa Sunnah yang Dianjurkan Rasulullah SAW

Ketentuan Puasa Sunnah yang Dianjurkan Rasulullah SAW

Nilam Isneni - detikHikmah
Rabu, 01 Mar 2023 12:45 WIB
Fresh date fruits with almonds on a table
Ilustrasi ketentuan puasa sunnah. Foto: iStock
Jakarta -

Puasa sunnah merupakan amalan yang bisa dikerjakan umat Islam sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW. Terdapat dua ketentuan pokok dalam berpuasa sunnah.

Dua ketentuan puasa sunnah tersebut adalah harus dilaksanakan dengan ikhlas dan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana dijelaskan dalam buku Minhajul Muslimah karya Muhammad Syafii Masykur.

Dijelaskan lebih lanjut, ketentuan pertama dimaksudkan agar orang yang berpuasa senantiasa ikhlas, hanya mengharap ridha Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنَّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئَ مَا نَوَى

Artinya: "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niat dan sesungguhnya seseorang mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR Muslim)

ADVERTISEMENT

Muhammad Syafii Masykur menjelaskan, bagi orang-orang yang melaksanakan ibadah puasa sunnah, namun dalam niatnya hanya menginginkan agar tubuhnya menjadi ramping, lebih irit dalam hal pengeluaran serta mendapat pujian dari orang lain, maka tidak akan mendapatkan pahala dari Allah atas puasa yang telah dikerjakannya.

Selanjutnya, ketentuan puasa yang kedua ialah harus dikerjakan sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana Allah SWT berfirman,

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣١

Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali 'Imran: 31)

Ketentuan puasa sunnah lainnya yaitu seseorang yang berpuasa sunnah diperbolehkan untuk membatalkan puasa atau meneruskannya tanpa akan memperoleh konsekuensi untuk qadha.

Misalnya saja, puasa sunnah tersebut dibatalkan karena ada tamu yang datang ke rumah dan untuk menghormati tamu tersebut dengan menjamunya kita diperbolehkan untuk membatalkan puasa tersebut. Namun, ada baiknya jika tidak ada uzur yang mendesak maka akan lebih baik untuk diteruskan.

Terakhir, mengenai ketentuan puasa sunnah yaitu apabila seorang istri jika ingin menjalankan ibadah puasa sunnah harus meminta izin kepada suaminya terlebih dahulu, jika suaminya ada di rumah. Apabila suaminya tidak mengizinkan maka ia tidak boleh untuk berpuasa.

Bahkan apabila ternyata seorang istri tersebut sudah terlanjur untuk berpuasa tanpa sepengetahuan suaminya lalu sang suami memintanya untuk membatalkan puasa, hukumnya wajib bagi istri tersebut untuk membatalkan puasa.

Selain ketentuan di atas, berikut beberapa ketentuan puasa sunnah lainnya dalam hal syarat puasa, rukun puasa, sunnah puasa, termasuk hal-hal yang membatalkannya.

Ketentuan Puasa Sunnah

Disebutkan dalam buku Fikih karya Yusak Burhanudin dan Muhammad Najib, ketentuan puasa sunnah hampir sama dengan ketentuan puasa Ramadhan atau puasa wajib lainnya. Perbedaan antara keduanya terletak pada niat. Berikut ketentuan puasa sunnah selengkapnya.

1. Syarat Puasa

Syarat puasa sunnah terdiri dari dua, yaitu syarat wajib dan syarat sah puasa. Syarat wajib puasa meliputi beragama Islam, berakal sehat, baligh, dan mampu melaksanakan puasa. Adapun, syarat sah puasa meliputi beragama Islam, baligh, suci dari haid dan nifas bagi perempuan, dan dilakukan pada waktu diperbolehkan berpuasa.

2. Rukun Puasa

Rukun puasa sunnah sama halnya dengan puasa wajib. Rukun ini terdiri dari niat dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Menurut sebuah hadits, niat puasa sunnah boleh dilakukan setelah fajar terbit asalkan belum makan, minum ataupun melakukan hal lain yang dapat membatalkan puasa. Aisyah RA berkata,

دخل على النبيُّ صلى الله عليه وسلم ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ عندكم شيء فقلنا لا .قال فإني إذا صائم ». ثم أتانا يؤن ما آخر فعلنا يا رسول اللأهدى لنا حيس. فقال أرينيه فلقدْ أصْبَحَتْ صَائعِ فَأَكل

Artinya: "Pada suatu hari, Nabi SAW menemuiku dan bertanya, "Apakah kamu mempunyai makanan?" Kami menjawab, "Tidak ada." Beliau berkata, "Kalau begitu, saya akan berpuasa." Kemudian beliau datang lagi pada hari yang lain dan kami berkata, "Wahai Rasulullah, kita telah diberi hadiah berupa Hais (makanan yang terbuat dari kura, samin dan keju)." Maka beliau pun berkata, "Bawalah kemari, sesungguhnya dari tadi pagi aku berpuasa." (HR Muslim)

3. Sunnah Puasa

Beberapa hal sunnah yang bisa dilakukan saat puasa sunnah antara lain:

  • Sahur di akhir waktu
  • Menyegerakan berbuka puasa
  • Berdoa terlebih dahulu sebelum berbuka puasa
  • Memperbanyak sedekah
  • Memperbanyak membaca Al-Qur'an

4. Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Beberapa hal yang membatalkan puasa antara lain:

  • Makan dan minum dengan sengaja
  • Muntah dengan sengaja
  • Mengalami haid dan nifas bagi perempuan

Itulah sejumlah ketentuan puasa sunnah termasuk hal-hal yang membatalkannya.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads