Benarkah Setan Turut Ganggu saat Seseorang Sakaratul Maut?

Benarkah Setan Turut Ganggu saat Seseorang Sakaratul Maut?

Rahma Harbani - detikHikmah
Rabu, 22 Feb 2023 05:00 WIB
Ilustrasi Setan
Ilustrasi setan yang bahkan masih menganggu manusia saat sakaratul maut. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ardasavasciogullari)
Jakarta -

Saat ajal manusia sudah dekat atau saat sakaratul maut pun, manusia tidak lepas dari gangguan setan. Keterangan ini didasarkan dari perkataan yang pernah disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya.

Bukti bahwa setan tidak pernah kehilangan kesempatan untuk mengganggu manusia dijelaskan pula dalam Shahih Muslim. Diceritakan dari Jabir ibn Abdullah yang mengutip sabda Rasulullah SAW, setan bahkan hadir saat seseorang meninggalkan remahan sisa dari makanan yang dimakannya.

"Sungguh setan mendatangi salah seorang kalian dalam setiap situasi dan kondisi bahkan pada saat makan. Dan jika kunyahan makanan salah seorang kalian jatuh, hendaklah ia membersihkan bagian yang kotor lalu memakannya, dan tidak membiarkannya dimakan setan. Jika ia telah selesai makan, hendaklah ia menjilat jari-jarinya, karena ia tidak tahu di makanan yang mana terdapat keberkahan."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ulama dalam buku Ensiklopedia Kiamat yang ditulis Dr. Umar Sulaiman al Asygar berpendapat, setan juga bahkan kerap kali mendatangi manusia pada saat-saat genting. Mereka bisa menyamar sebagai ayah, ibu, atau orang lain yang dinekal sembari memberi nasihat yang menyesatkan seorang muslim.

Kisah Setan Hadir saat Sakaratul Maut Seorang Muslim

Kisah pertama bahwa setan turut hadir saat seseorang menemui sakaratul mautnya diceritakan dalam Kitab At Tadzkirah oleh Al Qurthubi. Abdullah berkisah bahwa setelah mengusap jenggot ayahnya yang menemui ajal dengan kain kap, ayahnya mendadak sadar dan berkata,

ADVERTISEMENT

"Tidak, enyahlah! Tidak, enyahlah!" sambil menunjuk dengan tangannya secara berulang-ulang.

Abdullah pun bertanya pada ayahnya ada yang dilihat olehnya. Ayahnya menjawab, "Setan berdiri di terumpahku sambil menggigit ujung jari dan berkata, 'Hai Ahmad, ikutilah bujuk rayuku!'"

Dalam kitab yang sama juga disebutkan kisah serupa. Saat itu, Imam Abu al Abbas Ahmad pernah menyaksikan saudaranya yang bernama Syekh Abu Ja'far Ahmad ibn Muhammad Al Qurthubi sedang sekarat di Kordoba.

Saat ia tengah menuntun saudaranya untuk mengucapkan syahadat, namun yang keluar justru, "Tidak! Tidak!"

Saat siuman, saudaranya itu pun bercerita pada Imam Abu al Abbas Ahmad bahwa saat itu ada dua setan di kanan kirinya. Salah satunya berkata, "Matilah dalam keadaan beragama Yahudi, karena Yahudi adalah agama terbaik,"

Lalu, setan lainnya berkata, "Matilah dalam keadaan Nasrani karena Nasrani adalah agama terbaik,"

Ibnu Taimiyah dalam Majmu Al Fatawa menafsirkan kisah dari hadits di atas bahwa gangguan tersebut tidak berlaku sama bagi tiap orang. Menurutnya bahkan ada yang ditawarkan lebih dari dua agama oleh setan di saat-saat menjelang ajalnya.

Keadaan tersebut termasuk dengan fitnah kehidupan dan kematian. Sebab itu muslim dianjurkan untuk senantiasa memohon perlindungan dari hal itu dalam salat.

"Setan sering menggoda manusia pada saat sekarat karena saat itu adalah waktu hajat," demikian penjelasan Ibnu Taimiyah.

Keterangan tersebut didasarkan dari sabda Rasulullah SAW yang menyatakan dalam hadits bahwa amal seseorang bergantung dari amal yang dikerjakan di penghujung hayatnya (HR Bukhari). Untuk itulah, momen genting saat sakaratul maut bagi setan pun tidak begitu saja luput darinya.




(rah/erd)

Hide Ads