Talbis iblis ditampakkan dalam rupa kebaikan padahal sebenarnya adalah kebatilan. Tugas iblis tersebut dijelaskan Muhammad Abduh Mughawiri dalam Hiwar Ma'a Iblish dan diterjemahkan oleh Wasith Fardas melalui penafsiran firman Allah SWT dalam surah Al A'raf ayat 14-18.
قَالَ اَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ ١٤ قَالَ اِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ ١٥ قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ١٦ ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ ١٧ قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْءُوْمًا مَّدْحُوْرًا ۗ لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ اَجْمَعِيْنَ ١٨
Artinya: "Ia (Iblis) menjawab, "Berilah aku penangguhan waktu sampai hari mereka dibangkitkan." Dia (Allah) berfirman, "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi penangguhan waktu." Ia (Iblis) menjawab, "Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." Dia (Allah) berfirman, "Keluarlah kamu darinya (surga) dalam keadaan terhina dan terusir! Sungguh, siapa pun di antara mereka yang mengikutimu pasti akan Aku isi (neraka) Jahanam dengan kamu semua."
Disebutkan dalam Kitab Talbis Iblis karangan Ibnul Jauzi, ada sejumlah talbis iblis terhadap para pemimpin atau penguasa. Berikut 12 di antaranya.
1. Iblis membisikkan kepada para penguasa bahwa Allah SWT mencintai mereka.
Ibnul Jauzi menjelaskan, jika Allah SWT benar mencintai para penguasa tersebut dan mereka itu benar-benar wakil-Nya, maka mestinya mereka akan menerapkan hukum-hukum-Nya dan mencari keridhaan-Nya. Namun, apabila yang terjadi sebaliknya dalam artian penguasa tersebut adalah orang yang justru dibenci-Nya, maka kekuasan tersebut merupakan dosa bagi mereka.
Sebagaimana Allah SWT berfirman,
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ خَيْرٌ لِّاَنْفُسِهِمْ ۗ اِنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ لِيَزْدَادُوْٓا اِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ ١٧٨
Artinya: "Jangan sekali-kali orang-orang kafir mengira bahwa sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepadanya baik bagi dirinya. Sesungguhnya Kami memberinya tenggang waktu hanya agar dosa mereka makin bertambah dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan." (QS Ali 'Imran: 178)
2. Iblis mengatakan bahwa kekuasaan itu memerlukan pamor.
Talbis ini membuat para penguasa bersikap takabur, tidak mau mencari ilmu, duduk bersama para ulama, dan mengamalkan pendapat para ulama dan agama.
3. Iblis membuat para penguasa takut terhadap musuh, memerintahkan agar mengokohkan pertahanan agar apa yang ada di tangan tidak bisa terjarah.
Abu Maryam Al-Asadi meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Barang siapa yang diangkat Allah menjadi waliyul-amri dan sebagian urusan orang-orang muslim, lalu dia tidak memenuhi kebutuhan keperluan dan kefakiran mereka, maka Allah Azza wa Jalla tidak akan memenuhi kebutuhan, keperluan, dan kefakirannya." (HR Abu Dawud, Al-Hakim, dan Ath-Thabrani)
4. Pemimpin mengangkat orang-orang yang tidak mumpuni dan mereka tidak mempunyai ilmu dan tidak kuat, lalu dia menguasai mereka dan berbuat zalim.
Di antara talbis iblis lainnya adalah membisiki para penguasa agar mengangkat orang-orang yang tidak mumpuni dan tidak memiliki ilmu dalam hal itu. Para pembantu penguasa ini juga memberi gaji dari hasil yang haram, bersikap keras kepada orang yang seharusnya tidak diperlakukan seperti itu, dan mengira akan terbebas dari hukuman Allah SWT karena hanya sebagai pembantu penguasa.
5. Iblis membujuk para penguasa untuk bertindak menurut pikirannya.
Talbis iblis ini disebut bisa mengarah sebagai tipu daya yang paling buruk. Ibnul Jauzi menjelaskan, para penguasa akan memberikan bagian kepada orang yang sebenarnya tidak boleh mendapatkan bagian, membunuh orang yang sebenarnya tidak boleh dibunuh, lalu mereka beranggapan bahwa semua ini untuk kepentingan publik.
Lebih jauh lagi, para penguasa akan beranggapan bahwa syariat Islam masih ada kekurangan, sehingga perlu dilengkapi. Hal ini uang kemudian memunculkan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari para penguasa.
6. Iblis membisikkan kepada para penguasa untuk menguasai harta dengan anggapan bahwa semua harta ada dalam kekuasaannya.
Ini merupakan talbis iblis yang bisa disingkap dengan kebiasaan manusia untuk bersikap ekonomis dalam membelanjakan uangnya. Ibnu Aqil mengatakan bahwa telah diriwayatkan dari Hammad, bahwa dia pernah melantunkan beberapa bait syair di hadapan Al-Walid bin Yazid.
Lalu, Al-Qalid memberinya lima puluh ribu dirham dan dua budak. Dia berkata, "Ini terjadi karena dia menyampaikan pujian terhadap Al-Walid, yang sebenarnya merupakan celaan baginya, sebab dia telah menghambur-hamburkan uang yang diambil dari Baitul-mal milik orang-orang muslim."
7. Iblis membisikkan kepada para penguasa untuk melakukan kedurhakaan dan memperdayai mereka bahwa tindakan mereka yang mengamankan keadaan negara bisa mencegah dari hukuman macam apa pun.
Menurut Ibnul Jauzi, untuk menanggapi hal ini dapat dikatakan, "Kalian diangkat sebagai waliyul-amri agar kalian menjaga stabilitas negara dan mengamankan jalan-jalan. Itu merupakan kewajiban kalian, kedurhakaan yang kalian lakukan tetap dilarang dan hal ini tidak ada keringanan bagi kalian."
8. Iblis memperdayai mayoritas di antara pemimpin bahwa mereka telah melaksanakan apa yang diwajibkan.
Tipu daya iblis ini akan membuat seolah semua persoalan sudah berjalan sebagaimana mestinya. Padahal, kata Ibnul Jauzi, jika disimak lebih lanjut, di sana masih banyak terdapat celah yang harus dibenahi.
9. Iblis menjadikan para penguasa memandang bagus tindakan mereka yang merampas harta, memerintahkan untuk mengeluarkan harta lewat pajak yang mencekik, lalu mengangkat orang yang suka berkhianat.
Ibnul Jauzi meriwayatkan dari Umar bin Abdul-Aziz, bahwa ada seorang pemuda yang menulis surat kepadanya, "Sesungguhnya ada beberapa orang yang berkhianat dalam mengurus harta Allah. Aku tidak sanggup lagi meminta kembali apa yang ada di tangan mereka, kecuali dengan cara kekerasan."
Lalu, Umar bin Abdul-Aziz menulis surat balasan yang isinya, "Andaikata orang-orang itu bertemu Allah dalam keadaan berkhianat, itu lebih kusukai daripada aku menemui mereka, sedang mereka dalam keadaan berlumuran darah."
10. Iblis menjadikan para penguasa memandang bagus tindakan mereka yang mengeluarkan uang setelah marah-marah.
Ibnul Jauzi menerangkan, tipu daya iblis ini akan membuat para penguasa beranggapan bahwa membagikan uang dapat menghapus apa yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Iblis berkata, "Sedekah senilai satu dirham dapat menghapus dosa sepuluh kali marah."
11. Iblis menjadikan para pemimpin memandang bagus kedurhakaan yang dilakukan terus-menerus dengan cara mengunjungi orang-orang saleh dan meminta doa kepada mereka.
Talbis iblis ini akan membuat para penguasa berpikir bahwa mengunjungi orang-orang saleh dan meminta doa kepadanya bisa meringankan dosa karena kedurhakaan yang pernah mereka lakukan. Menurut Ibnul Jauzi, kebaikan semacam ini tidak bisa menghapus kejahatan.
12. Iblis memperdayai penguasa yang bertindak demi atasannya untuk berbuat zalim.
Dalam hal ini, iblis akan membisikkan kepada para pembantu penguasa itu dengan ucapan, "Dosanya akan ditanggung atasanmu dan bukan ada di pundakku."
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana