Surga yang Ditinggali Nabi Adam, Benarkah di Langit?

Surga yang Ditinggali Nabi Adam, Benarkah di Langit?

Kristina - detikHikmah
Kamis, 12 Jan 2023 12:15 WIB
Stairs in sky With Light
Ilustrasi surga yang jadi tempat tinggal Nabi Adam AS pertama kali. Foto: Getty Images/iStockphoto/RomoloTavani
Jakarta - Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Ia tinggal di surga sebelum akhirnya diturunkan ke bumi.

Kisah penciptaan Nabi Adam AS disebutkan dalam Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 30. Allah SWT berfirman,

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٣٠

Artinya: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Dalam surah Ali Imran ayat 59 Allah SWT juga berfirman,

اِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَ ۗ خَلَقَهٗ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ٥٩

Artinya: "Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah kemudian berfirman kepadanya, "Jadilah!" Maka, jadilah sesuatu itu."

Kisah tersebut turut dijelaskan dalam surah Al A'raf ayat 11-25, surah Thaha ayat 55, surah Al Hijr ayat 26-44, surah Al Isra' ayat 61-65. surah Al Kahfi ayat 50, dan surah Thaha ayat 115-126.

Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, Allah SWT memperbolehkan Nabi Adam AS dan istrinya, Hawa, untuk tinggal di surga dan memakan semua buah-buahan yang ada di dalamnya kecuali satu pohon. Sebagaimana Allah SWT berfirman,

وَيٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ١٩

Artinya: "(Allah berfirman,) "Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di surga (ini). Lalu, makanlah apa saja yang kamu berdua sukai dan janganlah kamu berdua mendekati pohon yang satu ini sehingga kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim." (QS Al A'raf: 19)

Ibnu Katsir mengatakan dalam Qashash Al Anbiyaa', jumhur ulama berpendapat bahwa surga yang ditinggali Nabi Adam AS adalah surga yang ada di langit. Surga tersebut bernama Surga Ma'wa atau surga keabadian.

Pendapat ini bersandar pada firman Allah SWT dalam surah Al A'raf ayat 19, "Wahai Adam! Tinggallah kamu dan istrimu di dalam surga." Menurut Ibnu Katsir, alif lam pada kata "al-jannah" (surga) tidak digunakan untuk menunjukkan makna umum dan tidak dikenali secara lafazzhh, namun dikenali secara akal, yakni Surga Ma'wa yang sering digunakan dalam syariat.

Hal itu diperkuat dengan salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahih-nya dari Abu Malik Al-Asyja'i, dari Abu Hazim Salamah bin Dinar, dan diriwayatkan juga dari Abu Hurairah dan Abu Malik, dari Rib'i, dari Hudzaifah, mereka berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Hari itu Allah akan mengumpulkan seluruh manusia. Kemudian orang-orang yang beriman berdiri ketika surga sudah semakin menjauh dari mereka, lalu mereka datang kepada Nabi Adam dan berkata, 'Wahai bapak kami, mintalah agar pintu surga dibukakan untuk kami.' Lalu Nabi Adam berkata, 'Apakah kalian dikeluarkan dari surga hanya karena kesalahan bapak kalian saja?'" dan seterusnya hingga akhir hadits.

Ibnu Katsir mengatakan, "Hadits ini sangat jelas menunjukkan bahwa surga yang dimaksud adalah Surga Ma'wa, namun tidak terlalu kuat untuk tidak diperdebatkan."

Sementara itu, ulama lain berpendapat bahwa surga yang ditempati Nabi Adam AS bukan surga keabadian atau Surga Ma'wa. Pendukung pendapat ini berargumen bahwa di surga tersebut Nabi Adam AS masih mendapat pelarangan, yaitu untuk tidak mendekati pohon terlarang.

Penafsiran tersebut disampaikan oleh Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Abbas, Wahab bin Munabbih, Sufyan bin Uyainah, dan diunggulkan oleh Ibnu Qutaibah dalam kitabnya, Al Ma'arif, serta oleh Al-Qadhi Mundzir bin Said Al-Baluthi dalam kitab tafsirnya. Pendapat ini populer di kalangan mazhab Hanafi.

Menurut Al-Mawardi dalam kitab tafsirnya sebagaimana dinukil Ibnu Katsir, pendapat yang menyatakan bahwa Nabi Adam AS tidak tinggal di surga keabadian ini karena surga tersebut diperuntukkan sebagai tempat ujian, bukan surga keabadian yang telah dikhususkan Allah SWT sebagai tempat ganjaran.

Adapun, ulama yang berpendapat demikian juga berbeda pendapat mengenai letak surga tersebut. Hasan mengatakan, surga ini terletak di atas langit karena Nabi Adam AS dan Hawa diperintahkan untuk "turun", sedangkan Ibnu Jubair berpendapat bahwa surga ini terletak di muka bumi karena keduanya masih diberi taklif (pembebanan) untuk tidak mendekati pohon terlarang.

Wallahu a'lam.

Simak Video "50 Cabai Rawit untuk Melengkapi Mi Neraka Level 10, Surabaya"
[Gambas:Video 20detik]
(kri/erd)