Sababul Wurud atau istilah jamaknya "Asbabul Wurud" adalah peristiwa yang melatarbelakangi timbul hadits. Dengan mengetahui latar belakang timbulnya hadits, maka penerapannya akan lebih tepat.
Menurut Imam As Suyuthi dalam bukunya yang berjudul Asbabul Wurud: Sebab-sebab Munculnya Hadits Nabi menyebutkan bahwa para ahli bahasa mengartikan sabab dengan fathah pada sin dan ba' sebagai tali. Dalam kitab Lisan Al-Arab disebutkan bahwa penggunaan kata ini untuk makna tersebut merupakan dialek Hudzail. Ibnu Manzhur memilih makna sebagai segala sesuatu yang dijadikan perantara kepada yang lain.
Adapun mengenai wurud, para ulama mengatakan, bahwa lafazh wurud dan mawarid berarti pancaran atau air yang dialirkan. Tidak ada penuturan tentang definisi kata ini dari para ahli hadits.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir pada Jurnal Ilmiah Sintesa, hadits merupakan salah satu sumber ajaran Islam yang menduduki posisi sanngat signifikan, baik secara struktural maupun fungsional. Apabila memahami sebuah hadits, tidak cukup apabila hanya melihat teks haditsnya saja, khususnya ketika hadits tersebut mempunyai asbabul wurud, maka kita harus melihat konteksnya.
Artinya, apabila seorang muslim ingin menggali pesan moral dari suatu hadits, maka hendaknya untuk memperhatikan konteks historisnya kepada siapa Nabi SAW menyampaikan hadits tersebut. Hal ini berkitan dengan asbabul wurud.
Menurut Said Aqil Husin Munawar yang dikutip dari Jurnal Ilmiah Sintesa, asbabul wurud merupakan susunan idhafah yan berasal dari kata asbab dan al-qurud. Kata asbab adalah bentuk jamak dari kata sabab yang berarti sesuatu yang dapat menghubungkan kepada sesuatu yang lain atau penyebab terjadinya sesuatu. Sedangkan kata wurud memiliki arti datang atau sampai. Maka apabila disimpulkan, asbabul wurud diartikan bahwa asbabul wurud adalah sebab-sebab datangnya sesuatu.
Secara singkat, asababul wurud al-hadits merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang sebab-sebab Nabi Muhammad SAW menuturkan sabdanya dikarenakan adanya peristiwa atau pertanyaan dari para sahabat.
Urgensi Mempelajari Asbabul Wurud
Dalam menetahui peristiwa yang menjadi latar belakang wurudnya suatu hadits tergolong penting karena dapat membantu memahami makna yang terkandung dalam hadits secara penuh atau sempurna. Urgensi mempelajari asbabul wurud antara lainnya adalah:
1. Menentukan adanya takhshish hadits yang bersifat umum.
2. Membatasi pengertian hadits yang masih mutlak.
3. Mentafshil (memerinci) hadits yang masih bersifat global.
4. Menentukan ada atau tidak adanya naskh-mansukh dalam suatu hadits.
5. Menjelaskan 'Illat atau sebab-sebab yang ditetapkan suatu hukum.
6. Menjelaskan maksud suatu hadits yang masih musykil atau sulit dipahami.
Contoh mengenai fungsi asbabul wurud hadits yaitu untuk menentukan adanya takhsish terhadap suatu hadits yang 'am misalnya hadits yang berbunyi:
"Sholat orang yang sambil duduk pahalanya separoh dari orang yang sholat sambil berdiri." (HR. Ahmad).
Pengertian "sholat" dalam hadits tersebut masih bersifat umum. Artinya dapat berarti shalat fardhu dan sunnah. Jika ditelusuri melalui asbabul wurudnya, maka akan dapat dipahami bahwa yang dimaksud "shalat" dalam hadits itu adalah sholat sunnah, bukan sholat fardhu. Inilah yang dimaksud dengan takhshish, yaitu menentukan kekhususan suatu hadits yang bersifat umum dengan memperhatikan konteks asbabul wurud.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana