Dosa Kecil Bisa Berubah Jadi Besar, Ini Sebabnya

Dosa Kecil Bisa Berubah Jadi Besar, Ini Sebabnya

Kristina - detikHikmah
Sabtu, 17 Des 2022 13:30 WIB
A realistic Arabian interior miniature with window and columns. Silhouette of muslim praying on carpet near window. Festive greeting card, invitation for Muslim holy month Ramadan Kareem. Selective focus
Ilustrasi dosa kecil yang berubah jadi dosa besar. Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeferli
Jakarta -

Dosa kecil bisa berubah menjadi dosa besar. Para ulama menyebut, hal ini terjadi karena beberapa sebab.

Disebutkan dalam buku The Power of Tobat oleh Moh. Abdul Kholiq Hasan, dosa kecil adalah dosa yang tidak sampai pada ukuran dosa besar, atau dosa yang pelakunya tidak dikenai hukuman dunia (had) atau hukuman akhirat (wa'id). Dosa kecil juga dikenal dengan istilah shagha'ir.

Di antara perilaku yang termasuk dosa kecil adalah membuka aurat, bergaul bebas antara lelaki dan perempuan, bergurau berlebih-lebihan, memubazirkan sesuatu, dan lain sebagainya. Ada pendapat lain yang menyebut contoh dosa kecil adalah zina mata dan zina hati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada beberapa hal yang menyebabkan dosa kecil berubah menjadi dosa besar. Mengutip Kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin karya Ibnu Qudamah, berikut penjelasan selengkapnya.

Penyebab Dosa Kecil Menjadi Dosa Besar

1. Dilakukan Terus-menerus

Menurut Ibnu Qudamah, dosa kecil bisa membesar salah satunya karena dosa itu dilakukan secara terus-menerus. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang berasal dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

ADVERTISEMENT

"Tak ada dosa kecil selagi terus dikerjakan dan tak ada dosa besar selagi dimohonkan ampunan." (HR Ad-Dailami)

Dalam hal ini Ibnu Qudamah menerangkan, dosa besar yang pernah dilakukan lalu tidak dikerjakan lagi, lebih bisa diharapkan ampunannya daripada dosa kecil tetapi dilakukan terus-menerus. Sebab, Rasulullah SAW pernah bersabda,

"Amal yang paling disukai Allah ialah yang terus-menerus sekalipun sedikit." (HR Bukhari dan Muslim)

2. Menganggap Dosanya Remeh

Selain karena dilakukan terus-menerus, dosa kecil juga bisa berubah menjadi dosa besar karena menganggap remeh dosa tersebut. Menurut Ibnu Qudamah, selagi suatu dosa dianggap besar oleh hamba, maka dosa itu menjadi kecil di sisi Allah SWT, begitu pula sebaliknya.

Mengenai hal ini, Ibnu Mas'ud mengatakan, "Sesungguhnya orang mukmin itu melihat dosa-dosanya seakan-akan dia sedang berada di kaki gunung. Dia takut itu akan menimpa dirinya, dan sesungguhnya orang yang durhaka itu melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di hidungnya, lalu dia berkata, 'Cukup begini saja.' Maksudnya cukup dengan menepiskan tangannya."

Perkataan Ibnu Mas'ud tersebut ditakhrij dalam Ash-Shahihain.

Dalam riwayat yang berasal dari Anas dikatakan, "Sesungguhnya kalian benar-benar melakukan berbagai macam perbuatan, yang dalam pandangan kalian lebih kecil daripada sehelai rambut. Andaikan kami mempertimbangkannya pada Rasulullah SAW, maka perbuatan-perbuatan itu termasuk dosa besar." (HR Bukhari)

3. Merasa Senang dan Membanggakannya

Ibnu Qudamah juga mengatakan, seseorang yang merasa senang karena berbuat dosa kecil dan membanggakannya juga bisa membuat dosa itu menjadi besar. Hal ini dapat dijumpai dalam aktivitas sehari-hari.

Contohnya ketika seorang pedagang mengatakan, "Tidakkah engkau tahu bagaimana aku dapat menawarkan barang yang sebenarnya palsu kepada pembeli itu, bagaimana aku menipu dan membuatnya tampak bodoh?"

4. Menceritakan Dosanya kepada Orang Lain

Menceritakan dosa kecil yang telah dilakukan kepada orang lain juga bisa menyebabkan dosa itu menjadi besar. Dalam Ash-Shahihain disebutkan hadits dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda,

"Setiap umatku diberi afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Sesungguhnya yang termasuk terang-terangan ialah jika seseorang melakukan suatu amalan pada malam hari, kemudian tiba pagi hari, sementara Allah sudah menutupi amalnya itu, lalu dia berkata, 'Hai Fulan, semalam aku telah berbuat begini dan begini', padahal pada malam itu Allah tetap menutupi amal itu baginya, namun pagi harinya dia justru menyingkap tutupan Allah pada dirinya." (HR Bukhari dan Muslim)




(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads