Munculnya hewan yang dapat berbicara merupakan salah satu tanda besar hari akhir. Hewan-hewan tersebut berbicara untuk memberi peringatan pada manusia.
Penjelasan tentang hewan tersebut telah dijelaskan dalam Al-Qur'an maupun hadits. Hewan yang dimaksud adalah hewan melata dan dikenal sebagai Dabbah.
Ibnu Abbas RA pernah menyebutkan ciri-ciri Dabbah sebagai hewan yang mampu berbicara dengan manusia. Berdasarkan penjelasanya, Dabbah juga disebut fasih berbicara dalam bahasa Arab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia memiliki semua warna hewan yang ada dan memiliki karakter setiap umat. Karakternya dari umat ini adalah berbicara dengan bahasa Arab yang fasih. Ad Dabbah itu berbicara dengan manusia dalam bahasa mereka masing-masing," kata Ibnu Abbas diterjemahkan Mahir Ahmad Ash Syufiy dalam buku Tanda Kiamat Besar.
Di samping itu, Ibnu Abbas juga mendefinisikan Dabbah sebagai hewan berambut dan bulu yang mengandung semua warna dan memiliki empat kaki. Bahkan bentuk ganjil Dabbah juga dijelaskan Ibnu Abbas sebagai hewan berwajah manusia.
"Ad Dabbah memiliki leher yang panjang, terlihat dari timur dan barat. Wajahnya seperti wajah manusia. Paruhnya seperti paruh burung," berikut keterangan Ibnu Abbas.
Apa yang Dikatakan Dabbah pada Manusia?
Kemunculan hewan yang bisa berbicara atau Dabbah menjadi pertanda bahwa hari akhir sudah dekat. Berdasarkan firmanNya, Dabbah akan berbicara dengan manusia untuk memperingati mereka tentang manusia yang mulai tidak meyakini isi Al-Qur'an.
Hal ini dijelaskan dalam surah An Naml ayat 82 yang mana Allah SWT berfirman,
وَاِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ اَخْرَجْنَا لَهُمْ دَاۤبَّةً مِّنَ الْاَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ اَنَّ النَّاسَ كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا لَا يُوْقِنُوْنَ ࣖ
Artinya: Apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami mengeluarkan makhluk bergerak dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia selama ini tidak yakin pada ayat-ayat Kami.
Abu 'Ubayyah dalam komentarnya pada Kitab an Nihayah/al Fitan wal Malahim karya Ibnu Katsir, Dabbah tersebut akan memberi nasihat pada manusia ketika dirinya melakukan kontak dengan manusia hingga meninggalkan penderitaan luar biasa.
"Ia membawa pesan berupa nasihat kepada manusia seandainya mereka memiliki hati yang bisa berpikir, sehingga mereka sadar untuk kembali kepada Allah SWT, kepada agamanya, dan menekan mereka untuk menerima hujjah," tulis Abu 'Ubayyah.
Di samping itu, Dabbah juga bertugas memberikan tanda pada manusia sebagai pembeda orang yang beriman dan kafir. Hal ini dijelaskan Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah yang kemudian diterjemahkan oleh Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam buku At Tadzkirah.
Saat keluar dari bumi, Dabbah akan mengebaskan debu dari kepalanya sembari membawa cincin Nabi Sulaiman dan tongkat Nabi Musa. Tongkat itulah yang digunakan Dabbah untuk memberi tanda pada manusia.
"Dengan tongkatnya, Dabbah akan menghancurkan hidung setiap orang kafir dan menorehkan 'kafir' di kening mereka. Ia akan menghiasi wajah setiap orang beriman dan menorehkan 'mukmin' di kening mereka," tulis Ibnu Katsir.
Hal itu dilakukannya pada kemunculan kedua Dabbah pada hari akhir yang beritanya tersebar di pelosok sampai ke Makkah. Rasulullah SAW bersabda, "Ketika orang-orang sedang berada di masjid yang paling agung, terbaik, dan paling mulia di sisi Allah yakni Masjidil Haram," (HR Ath Thaylisi dan Hakim).
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Acara Habib Rizieq di Pemalang Ricuh, 9 Orang Luka-1 Kritis