Penyakit autoimun tidak selalu menghalangi seseorang untuk menunaikan ibadah haji. Seperti wanita penderita autoimun ini merasakan banyak kemudahan dan diberi kekuatan untuk berhaji.
Adalah Eka Oktavia yang mengetahui dirinya sakit autoimun di usia 47 tahun. Eka menunaikan ibadah haji di usia 56 tahun bersama suaminya.
Eka bersyukur bisa susah payah menabung untuk naik haji ONH Plus melalui travel Aida Tourindo Wisata. Dia sadar dengan kondisinya menderita autoimun akan lebih nyaman menunaikan ibadah haji jalur ONH Plus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada 2012 saya sudah mulai menyisihkan uang untuk ONH Plus. Saya sampai tiga kali ganti travel. Akhirnya saya pindah ke Aida, meskipun itu bukan jalan yang mulus. Saya baru bisa menyelesaikan pembayaran pada 2024 dan mendapat kepastian berangkat 2025," kisah Eka saat ditemui detikHikmah di Makkah beberapa waktu lalu.
Saat mengetahui dirinya akan berangkat haji pada 2025, Eka mengaku tak melakukan persiapan khusus. Dia hanya sempat disuntik secretome agar tubuhnya lebih kuat. Dia juga menjalani terapi akupunktur.
Saat berada di Tanah Suci, tantangan pun dirasakan Eka sebagai penderita autoimun. Dia akan merasakan nyeri pada seluruh tubuhnya saat merasa stres, kelelahan dan kepanasan. Cuaca panas di Tanah Suci membuat penyakit autoimunnya kerap kambuh.
"Kalau sudah kecapekan, saya hanya bisa tidur. Saya menyebutnya hibernasi dan itu benar-benar membantu saya pulih," tutur ibu tiga anak itu.
Eka bersyukur penyakit autoimunnya tidak kambuh saat rukun krusial haji yaitu Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Dia juga sangat bersyukur ada suami yang selalu mendukungnya dan mendapat berbagai kemudahan.
Beberapa kemudahan yang Eka rasakan adalah misalnya saja saat dia sudah tidak kuat untuk melaksanakan sai sebanyak tujuh kali, dia memilih menggunakan kursi roda. Begitu juga saat harus melempar jumrah yang pada saat itu autoimunnya kambuh, ibadah tersebut dibadalkan atau diwakilkan suaminya.
Eka mengakui kerap muncul rasa sedih saat autoimunnya kambuh. Dia ingin bisa ibadah dengan maksimal, namun apa daya tubuhnya tidak mampu. Jika sudah merasa demikian, wanita yang tinggal di Tangerang Selatan ini hanya bisa berdoa.
"Kayak kemarin ya semuanya kan berlomba-lomba untuk beribadah, aku sendirian di sini (di kamar-red), itu sedih kan. Aku cuma hibernasi aja. Ya aku berdoa, semoga rasa sakit yang aku derita jadi penggugur dosa dan besok aku bisa beribadah lagi seperti teman-teman," ujar Eka yang bersyukur karena setelah hibernasi kondisinya kembali fit untuk beribadah.
Menurut Eka, kunci dari kesiapannya berhaji sebagai penderita autoimun adalah acceptance. Eka sudah menerima dirinya menderita autoimun dan mengetahui kapan harus beristirahat saat sakitnya muncul.
"Sebagai Odamun, orang dengan auto imun, kita selalu minta sama Allah SWT dikuatkan, bisa menunaikan Ibadah haji ini dengan lancar dan jangan takut karena banyak kemudahan. Kita juga harus bisa mengukur diri. Misalnya nggak bisa mandiri, untuk buang air kecil harus dibantu dan nggak ada pendamping, ya sebaiknya jangan," pungkasnya.
(eny/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan