4 Catatan Saudi untuk Pelaksanaan Haji 2025, Nyaris Kuota Jemaah RI Dikurangi

Kabar Haji 2025

4 Catatan Saudi untuk Pelaksanaan Haji 2025, Nyaris Kuota Jemaah RI Dikurangi

Tim detikHikmah - detikHikmah
Kamis, 12 Jun 2025 17:01 WIB
Senyum para jemaah haji Indonesia yang telah tiba di Madinah (dok. Media Center Haji 2025)
Foto: Senyum para jemaah haji Indonesia yang telah tiba di Madinah (dok. Media Center Haji 2025)
Jakarta -

Penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M telah memasuki fase pemulangan jemaah ke Tanah Air. Arab Saudi memberi sejumlah catatan sampai berwacana memotong kuota haji Indonesia tahun depan.

Catatan ini disampaikan Arab Saudi dalam pertemuan antara Deputi Menteri Haji Arab Saudi dan Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) RI Mochamad Irfan Yusuf di Jeddah pada Selasa (10/6/2025) lalu.

Lewat pertemuan itu, kedua belah pihak membahas evaluasi penyelenggaraan haji 2025 dan kick-off persiapan musim haji 2026.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keterangan persnya, BP Haji menyebut Arab Saudi menyoroti kurangnya transparansi data kesehatan jemaah Indonesia hingga pengelolaan jemaah selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Berikut sejumlah catatan Arab Saudi untuk haji Indonesia 2025 yang dirangkum detikHikmah, Kamis (12/6/2025).

ADVERTISEMENT

Catatan Saudi untuk Pelaksanaan Haji RI 2025

1. Pengelolaan Haji Indonesia 2025 Dinilai Semrawut

Arab Saudi menyampaikan penyelenggaraan haji Indonesia tahun ini agak buruk. Pihaknya menilai pengelolaan haji semrawut.

"Mereka menyampaikan melalui Deputi Kerja Sama Lembaga dan Luar Negeri bahwa penyelenggaraan haji Indonesia tahun ini agak buruk," ungkap Wakil Kepala BP Haji Dahnil Anzar Simanjuntak saat konferensi pers di kantor BP Haji, Jl. Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025).

BP Haji menilai pernyataan itu merupakan peringatan keras bagi Indonesia hingga memunculkan wacana pemotongan kuota haji Indonesia untuk musim berikutnya.

"Itu yang bikin kami agak kaget. Wacana pemotongan ini muncul karena mereka melihat ada kesemrawutan dalam pengelolaan haji tahun ini," kata Dahnil.

2. Indonesia Dinilai Tak Transparan soal Data Kesehatan Jemaah

Arab Saudi menilai Indonesia tak transparan soal data kesehatan jemaah. Mereka protes kenapa Indonesia mengirim jemaah haji yang sudah mau meninggal, bahkan ada yang sudah meninggal saat di pesawat. Ini menjadi masalah serius bagi Arab Saudi.

Seperti diketahui, pengurusan jemaah wafat dilakukan oleh otoritas Arab Saudi. Seluruh jemaah akan dimakamkan di sana, tak dipulangkan ke negara asal.

3. Istitha'ah Haji

Arab Saudi juga memberi catatan tentang istitha'ah jemaah haji Indonesia. Istitha'ah dalam hal ini adalah kemampuan secara kesehatan. Banyak jemaah Indonesia sebenarnya tidak layak pergi haji.

Terkait hal ini, BP Haji mengatakan harus menjadi evaluasi serius bagi pemerintah Indonesia.

4. Masalah Jemaah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina

Masalah transportasi, konsumsi, dan akomodasi jemaah haji Indonesia di Arafah, Muzdalifah, dan Mina juga menjadi evaluasi penyelenggaraan haji tahun ini.

Sebelumnya diberitakan, bus yang melayani penjemputan jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina telat datang. Kondisi ini membuat banyak jemaah haji memutuskan jalan kaki. Sesampainya di Mina, banyak jemaah yang tak mendapat tenda untuk istirahat.

Jamaah haji dari berbagai negara termasuk Indonesia berjalan kaki di samping deretan bus yang tidak bisa bergerak karena terjebak kemacetan di Muzdalifah, Makkah, Arab Saudi, Jumat (6/6/2025). Sebagian jamaah haji memilih berjalan kaki dari Muzdalifah menuju Mina karena kepadatan lalu lintas yang sempat menghambat kelancaran operasional bus terutama penjemputan. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/foc.Jamaah haji dari berbagai negara termasuk Indonesia berjalan kaki di samping deretan bus yang tidak bisa bergerak karena terjebak kemacetan di Muzdalifah, Makkah, Arab Saudi, Jumat (6/6/2025). Sebagian jamaah haji memilih berjalan kaki dari Muzdalifah menuju Mina karena kepadatan lalu lintas yang sempat menghambat kelancaran operasional bus terutama penjemputan. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/foc. Foto: ANTARA FOTO/ANDIKA WAHYU

Catatan-catatan tersebut disinyalir memunculkan wacana Arab Saudi ingin memangkas 50 persen kuota haji Indonesia pada 2026. Hal ini diungkap Kepala BP Haji Mochamad Irfan Yusuf

"Ada wacana pengurangan kuota hingga 50 persen oleh pihak Saudi. Saat ini kami sedang melakukan negosiasi, karena manajemen haji untuk tahun depan akan beralih dari Kementerian Agama ke BP Haji, dan akan ada sistem manajemen baru yang kami sampaikan," kata Irfan dalam keterangannya, Selasa (10/6/2025).

Hingga saat ini belum ada kepastian jumlah kuota haji yang ditetapkan untuk Indonesia tahun depan. BP Haji berharap ada tambahan kuota.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads