Tukang Cukur Jemaah Haji Raup Rp 1,5 Miliar Sehari

Tukang Cukur Jemaah Haji Raup Rp 1,5 Miliar Sehari

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 09 Jun 2025 15:00 WIB
Tahalul
Tukang cukur di Mina (Foto: Iqbal Ismail/detikcom)
Jakarta -

Ibadah haji membawa keberuntungan bagi tukang cukur di Mina, Arab Saudi. Salah satunya bahkan disebut bisa mengantongi omzet hingga Rp 1,5 miliar dalam sehari.

Dilansir Khaleej Times dari AFP, Senin (9/6/2025), ribuan jemaah haji dari berbagai penjuru dunia mulai memadati kawasan Mina. Bukan hanya untuk melontar jumrah, tapi juga menunaikan salah satu sunnah penting yaitu tahallul (mencukur rambut).

Di kompleks jamarat, tempat berlangsungnya ritual "rajam iblis", deretan tukang cukur terlihat sibuk usai puncak ibadah haji di Arafah. Para jemaah haji yang masih menggunakan pakaian ihram mengantre rapi untuk mencukur atau memotong rambut mereka sebagai tanda penyempurna ibadah haji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manajer salon cukur jamarat, Imad Fawzi, menyebut dalam satu hari, tepatnya saat puncak Idul Adha, sedikitnya 6.000 jemaah dilayani di tempatnya. Dengan tarif 60 riyal Saudi atau sekitar Rp 260 ribu per kepala, pendapatan salon bisa menembus Rp 1,5 miliar dalam sehari.

"Saya telah bekerja di haji sejak saya berusia tujuh tahun," kata Fawzi, seorang pejabat yang dipekerjakan oleh organisasi haji.

ADVERTISEMENT

Meski sangat terburu-buru dan saking banyaknya pelanggan sampai butuh seorang petugas untuk mengatur antrean, para tukang cukur seperti Ahmed (28) dari Mesir mengaku senang dengan pekerjaannya.

"Ini adalah hal yang sangat sederhana untuk dilakukan, tetapi itu membawa kita begitu banyak kegembiraan," ujarnya.

Meski sebagian besar jemaah memilih cukur rambut di salon resmi, banyak juga yang memilih potong di pinggir jalan. Di berbagai sudut Mina dan Makkah, jalanan berubah jadi "barbershop dadakan". Mulai dari saling mencukur antar sesama jemaah, hingga aksi mencukur sambil berjalan.

Hani Abdel Samih, seorang jemaah asal Mesir, mengaku sudah tak sabar mengganti pakaian ihram yang dikenakannya selama tiga hari terakhir. Ia mengaku lelah setelah menjalani puncak ibadah haji. Tapi baginya, potong rambut adalah momen penting yang tak boleh dilewatkan.

"Iblis yang dirajam di jamarat membutuhkan usaha besar dan kami telah mengenakan pakaian ini sepanjang hari," tuturnya.

"Kami ingin memakai pakaian sehari-hari kami dan merasa nyaman, jadi kami pergi ke barbershop terdekat dari jamarat," lanjut Hani Abdel Samih.

Meski lelah, wajah Hani berseri-seri penuh kegembiraan. Ia tak keberatan menunggu antrean demi sebuah ritual yang punya tempat spesial dalam perjalanan spiritualnya.

"Saya bersemangat, tentu saja! Karena ini adalah sunnah dari Nabi, damai sejahtera baginya," tutur Hani, merujuk pada ajaran Nabi Muhammad SAW.

"Kami menyukai (ritual ini) dan kami tidak bisa melanggarnya," pungkasnya.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads