Ketua Tim Pengawas Haji (Timwas) DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menyoroti pentingnya kesiapan dan simulasi sistem transportasi yang akan digunakan dalam fase puncak ibadah haji, khususnya saat pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah, serta dari Muzdalifah ke Mina (Armuzna).
"Ini catatan besar untuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), bahwa simulasi yang saya maksud adalah rencana kontinjensi. Kita berharap skenario terburuk tidak terjadi, namun tetap harus dipersiapkan. Misalnya ketika bus terlambat datang, hal seperti ini tidak boleh sampai terjadi saat perpindahan dari Arafah menuju Muzdalifah yang terikat dengan batas waktu yang ketat," ujar Cucun saat meninjau Keberangkatan Jemaah Jawa Barat ke Arafah pada Selasa (4/6/2025).
Cucun menjelaskan bahwa saat ini waktu masih relatif fleksibel, seperti saat keberangkatan tarwiyah yang bisa dilakukan hingga malam hari. Namun berbeda dengan fase puncak haji, di mana waktu sangat terbatas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika dari Arafah menuju Muzdalifah, lalu ke Mina, itu sudah dibatasi waktu. Jika ada keterlambatan, jemaah bisa saja terlambat tiba di Muzdalifah, atau bahkan dari Muzdalifah diangkut ke Mina pada siang hari. Ini tentu akan merugikan jemaah," tegasnya.
Timwas DPR RI, lanjutnya, akan segera melakukan evaluasi bersama PPIH. Ia juga menekankan pentingnya komunikasi tegas dengan pihak penyedia layanan atau syarikah.
"Jangan sampai kita sudah melakukan kontrak kerja sama, tapi jemaah Indonesia malah dianggap harus ikut saja aturan syarikah. Padahal semua layanan sudah dibayar. Hal ini juga sudah saya sampaikan langsung ke Pak Menteri dan Pak Dirjen," kata Cucun, politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Cucun menyoroti adanya perbedaan kualitas pelayanan antar perusahaan layanan dalam hal ini, transportasi. Ia menyebut masih ditemukan bus yang tidak layak digunakan untuk mengangkut jemaah selama fase masyair (Arafah-Muzdalifah-Mina).
"Simulasi keberangkatan bus yang dijanjikan pukul 08.00, tapi kenyataannya baru bisa jalan pukul 10.00, karena alasan teknis seperti antrean keluar dari pool atau kendala internal perusahaan, harus ditinjau ulang. Tidak semua perusahaan bermasalah, memang ada beberapa yang lancar, tapi sebagian lainnya harus menjadi catatan serius untuk evaluasi ke depan," ungkapnya.
Ia berharap, PPIH di setiap sektor dan bidang, khususnya yang menangani transportasi, benar-benar memastikan kelancaran pergerakan jemaah selama fase puncak ibadah haji.
"Kami ingin PPIH betul-betul menjamin bahwa jemaah, mulai dari keberangkatan dari hotel di Makkah, hingga Arafah, Muzdalifah, dan Mina, semua dalam pengawasan dan pelayanan terbaik," pungkasnya.
(lus/erd)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026