3 Hikmah Sa'i dalam Ibadah Haji, Bukan Sekadar Berjalan Bolak-balik 7 Kali

Kabar Haji 2025

3 Hikmah Sa'i dalam Ibadah Haji, Bukan Sekadar Berjalan Bolak-balik 7 Kali

Eny Kartikawati - detikHikmah
Senin, 02 Jun 2025 17:45 WIB
Pembimbing haji Aida Tourindo Wisata, Syekh Fikri Thoriq di Raudhah, Masjid Nabawi, Madinah, Rabu (28/5/2025).
Pembimbing haji Aida Tourindo Wisata, Syekh Fikri Thoriq. Foto: Eny Kartikawati/detikcom
Makkah -

Pelaksanaan ibadah haji dan umrah dilengkapi dengan sejumlah amalan rukun, wajib, serta sunah. Salah satu di antaranya adalah sa'i. Inilah tiga hikmah sa'i.

Pembimbing haji Aida Tourindo Wisata, Syeikh Fikri Thoriq, mengungkapkan sa'i merupakan sejarah perjalanan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS mencari air untuk putranya, Ismail. Siti Hajar berjalan kaki dari bukit Shafa menuju Marwah dan kembali ke Shafa sampai tujuh kali.

"Setelah sampai tujuh kali, Sayyidati Hajar mendengar suara air dari tumit putranya yaitu Nabi Ismail atau menurut beberapa riwayat dari ketukan kaki Malaikat Jibril atas perintah Allah SWT. Di mana ternyata air itu adalah air zam-zam," ujar Syeikh Fikri Thoriq saat ditemui di Mekkah, Minggu (1/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Syeikh Fikri Thoriq saat berjalan kaki hingga tujuh kali Shafa ke Marwah, Siti Hajar bukan sekadar mencari air. Sebab jika memang mencari air, bisa saja Siti Hajar berpindah ke tempat lain.

"Yang dicari Sayyidati Hajar apa? Dia berusaha mencari karunia Allah SWT," kata Syeikh Fikri.

ADVERTISEMENT

Dari sa'i yang merupakan sejarah perjalanan Siti Hajar berjalan tujuh kali antara Shafa dan Marwah mencari air untuk putranya ini menurut Syeikh Fikri ada tiga hikmah yang bisa diambil. Pertama adalah sebagai orang beriman, harus yakin tidak ada usaha yang sia-sia.

"Setiap usaha yang dibarengi dengan zikir dan doa, pasti membuahkan hasil yang luar biasa. Bahkan manfaatnya bisa lebih. Tergantung sebatas mana keyakinanmu dan usahamu," tutur Syeikh Fikri.

Hikmah yang kedua dari sa'i adalah setiap umat Islam yang telah melaksanakan sa'i seharusnya tidak lagi menjadi manusia yang mudah mengeluh. Sa'i membuat umat Islam menjadi mukmin yang kuat.

"Sebagai mukmin yang melaksanakan ibadah sa'i ini, harusnya setelah dia melaksanakan ibadah sa'i, menjadi mukmin yang tegar dalam menghadapi apapun di hadapannya. Terutama masalah rezeki. Orang-orang di akhir zaman ini, banyak yang khawatir, mengeluh masalah rezeki," kata Syeikh Fikri.

Menurut Syeikh yang kerap ceramah di televisi ini, umat Islam harus berkaca pada pengalaman Siti Hajar yang hidup hanya bersama Nabi Ismail. Saat itu Siti Hajar tinggal di Makkah dalam kondisi sangat prihatin.

"Peluang bisnis apa yang bisa digunakan Sayyidati Hajar. Tanaman tidak ada, air tidak ada. Tapi itulah, sebagai mukmin kita harus yakin bahwa tugas kita hanya berzikir, berdoa dan berusaha. Peluang rezeki itu Allah yang ciptakan," tegas Syeikh Fikri.

Setelah menjalani sa'i, hendaknya umat Islam tidak lagi menjadi hamba yang pesimistis. Justru sa'i seharusnya membuat umat Islam menjadi optimistis.

"Kalau saya terus berusaha, saya terus berzikir, pasti saya dapat peluang kebaikan dari Allah SWT," kata Syeikh Fikri Thoriq.

Hikmah ketiga dari sa'i adalah tentang perhatian orangtua terutama ibu kepada anak. Melalui sa'i, Allah SWT ingin menunjukkan kepada selurut umat bahwa seorang ibu akan melakukan apapun untuk melindungi anaknya.

"Sehingga setiap anak harus pandai bersyukur kepada Allah SWT dengan menghargai jasa orang tua, terutama ibu. Dan juga hikmah yang terbesarnya, setiap orang tua yang ingin mencari rezeki untuk anaknya, pasti dimudahkan oleh Allah SWT," pungkas Syeikh Fikri Thoriq.




(eny/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads