Tim tersebut disebar ke tiga titik penting. Yakni Makkah, Madinah, dan Jeddah. Mereka bekerja setiap hari dan melaporkan hasil pengawasan langsung kepada Menteri Agama.
"Kami bentuk tim pemantau total 17 orang. Terdiri dari 14 auditor, dua wakil penanggung jawab, dan satu penanggung jawab," kata Irjen Kemenag Khairunas, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
"Setiap ada temuan di lapangan, langsung kami lakukan tindakan korektif," lanjutnya.
Temuan Itjen Kemenag di Arab Saudi
Selama bertugas, tim pengawas mencatat sejumlah persoalan yang langsung ditindaklanjuti. Salah satunya adalah masalah konsumsi. Tim menemukan nasi berbau tak sedap karena dicampur di karung goni dan plastik.
"Ada temuan nasi berbau goni, karena dicampur di karung goni dan plastik. Kami langsung tegur pihak katering dan juru masaknya. Besoknya langsung diperbaiki," ungkap Khairunas.
Masalah lain muncul dari sisi transportasi. Ada jemaah yang tersasar karena hal ini. "Ada jemaah yang tidak bisa dibawa dari bandara ke hotel karena beda syarikah. Kami langsung koordinasi dengan pihak transportasi untuk cari solusi saat itu juga," imbuhnya.
Dokumen haji juga menjadi perhatian. Masih ada jemaah yang belum menerima kartu Nusuk saat hendak masuk ke Makkah dari Madinah.
"Kami arahkan agar jemaah memfotokopi paspor dan visa sebagai antisipasi," tambahnya.
Tim Itjen juga menemukan sejumlah kasus jemaah lansia terpisah dari pendamping atau pasangan suami istri tidak satu rombongan. Pihaknya langsung mengusulkan agar dilakukan penggabungan.
"Kami sampaikan ke PPIH Arab Saudi, dan Alhamdulillah langsung keluar surat edaran," lanjut Khairunas.
Dalam hal akomodasi, mereka juga mendapat laporan kamar yang tidak layak huni dan tidak sesuai kontrak. Bahkan ada kamar yang tidak tersedia perlengkapan kamar mandinya.
"Tim Pemantau Itjen Kemenag telah memberikan rekomendasi untuk melakukan penanganan sesegera mungkin atas laporan kamar yang tidak layak huni dan tidak sesuai kontrak, termasuk tidak tersedianya perlengkapan kamar mandi bagi jemaah," tutur Khairunas.
Khairunas juga menyoroti pelayanan terhadap jemaah lanjut usia (lansia) yang dinilai masih perlu perbaikan.
"Pelayanan lansia yang kurang baik langsung kami evaluasi. Kami tegaskan bahwa mereka harus diprioritaskan," katanya.
Meski ditemukan sejumlah kendala teknis, Khairunas memastikan belum ada kejadian luar biasa yang bersifat meresahkan selama pelaksanaan haji tahun ini.
"Kejadian luar biasa belum ada. Kalaupun ada masalah, semuanya bersifat teknis dan bisa segera ditangani," tegasnya.
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana