Tenda Jemaah Haji di Mina Padat, Waka MPR Usul Dibuat Bertingkat

Telkomsel Kabar Haji 2024

Tenda Jemaah Haji di Mina Padat, Waka MPR Usul Dibuat Bertingkat

Erna Mardiana - detikHikmah
Kamis, 20 Jun 2024 16:13 WIB
Jemaah haji di Mina tidur di lorong gegara tenda over kapasitas
Jemaah haji di Mina tidur di lorong gegara tenda over kapasitas. Foto: Mei Amelia/detikcom
Makkah -

Kepadatan jemaah di Mina pada puncak pelaksanaan ibadah haji membuat banyak pihak angkat bicara. Hal ini dilandasi dengan keluhan yang datang dari jemaah haji terkait minimnya fasilitas di Mina.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Yandri Susanto mengusulkan agar Pemerintah Arab Saudi dan otoritas terkait membuat skenario baru penempatan jemaah haji di Mina.

"Memang harus ada skenario baru karena Mina itu tidak bisa diperluas, dan memang tidak boleh diperluas. Artinya kalau diperluaskan bukan Mina lagi," ujarnya di Makkah, Rabu (19/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Yandri mengusulkan agar tenda-tenda di Mina bisa didesain dengan struktur bertingkat. Ia juga mengusulkan agar bisa dibuat seperti apartemen.

"Seperti apartemen atau setengah apartemen, sehingga mereka tidak numpuk di atas tanah biasa, atau di atas tenda, di bawah tenda, tapi bisa dinaikkan," usulnya.

ADVERTISEMENT

Usulan ini sebagai langkah untuk meningkatkan pelayanan. Terlebih lagi jika kuota jemaah nantinya ditambah.

Usulan terkait penyediaan tempat di Mina dengan kapasitas lebih banyak ini juga berkaitan dengan masa tinggal di Mina yang terbilang cukup panjang.

"Di Mina itu kan yang paling lama. Di Muzdalifah cuma berapa jam. Arafah cuma berapa jam. Tapi di Mina, orang mabit dan melontar jumrah, bisa ada yang dua hari, bisa ada yang tiga hari," jelas Yandri.

"Artinya, puncak haji dari sebelumnya itu kan Mina. Nah maka perlu menurut saya skenario besar dari komunitas Saudi," imbuhnya.

Usulan terkait tenda jemaah yang dibuat bertingkat ini karena melihat skenario sebelumnya di area lempar jumrah.

Yandri membeberkan, dahulu lontar jumrah hanya bisa dilakukan di area satu lantai. Sekarang dibuat empat lantai. "Kenapa misalkan tendanya tidak dibuat begitu?" tegas Yandri.

Dengan tenda yang lebih luas, usulan fasilitas toilet pun diharapkan bisa lebih banyak. "Mungkin kamar mandinya tidak seperti sekarang. Misalkan untuk satu kamar, kamar besar 25 orang, kamar mandinya lima, kan bisa. Itu artinya bisa membuat jamaah haji semakin nyaman beribadah," lanjutnya.

Dengan fasilitas yang lebih mumpuni, diharapkan bisa menekan resiko korban meninggal atau korban sakit.

Sebelumnya, usulan serupa juga datang dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. Ia menyoroti keluhan jemaah selama puncak haji 2024.

Pengamat Sosial Ekonomi dan Keagamaan ini juga mengusulkan kepada pemerintah Saudi agar dibuat bangunan bertingkat di Armuzna. Disebutnya hal ini dapat memperpendek antrean jemaah hingga mengurangi kasus jemaah berdesakan saat wukuf dan mabit.

"Tempat wukuf dan mabit di Muzdalifah dan Mina tidak lagi bersempit-sempit seperti sekarang ini di mana para jemaah kalau sama-sama tidur jelas sangat tidak nyaman," ujar Anwar.

Menurut Ketua PP Muhammadiyah itu, dengan mempertimbangkan pembangunan bangunan bertingkat di Armuzna juga mengurangi kemungkinan jemaah berdesakan saat lempar jumrah seperti sekarang.

Diberitakan detikNews, Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR juga mendapatkan sejumlah temuan terkait penyelenggaraan haji 2024. Temuan ini salah satunya soal tenda jemaah haji reguler yang sempit di Mina dengan ruang gerak kurang dari 1 meter.




(dvs/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads