![]() |
Sejak awal menikah dengan Ditto, 17 April 2016, Aci sudah punya keinginan kuat untuk menunaikan rukun Islam kelima, haji. Namun, sang suami yang justru masih merasa belum siap secara mental. Salah satu yang memberatkan adalah waktu yang dibutuhkan untuk ibadah haji cukup lama sehingga khawatir bisnisnya akan terganggu.
"Dia selalu bilang kalau umrah siap menemani karena waktunya lebih pendek, tapi kalau haji aku rida kalau kamu pergi sendiri," kata Stachy mengenang pergulatan batinnya saat ditemui di Hotel Der Al Tawhid Intercontinental, Makkah.
Diberi pilihan seperti itu, giliran Aci yang galau. Akhirnya dia memutuskan untuk menanti sampai suaminya siap. "Pokoknya saya terus berdoa agar bisa berhaji barengan suami, Alhamdulillah sekarang Allah kabulkan," imbuh Aci.
Momen kesediaan suami untuk mendampinginya ke tanah suci muncul ketika menjelang akhir 2023, Ditto menghadapi suatu masalah cukup pelik dalam bisnisnya. "Saat nyaris putus asa, saya bernazar bila urusan dapat diatasi akan mendampingi dia menunaikan haji," ujar Ditto sambil mengerlingkan mata kanannya ke arah sang istri. Aci mengaku sempat khawatir mendengar nazar tersebut karena dinilainya sangat berat. "Tapi Alhamdulillah dalam tempo sekitar dua bulan masalah yang dihadapinya mendapatkan solusi terbaik," kata Aci dengan mata berkaca-kaca. Ditto yang sebetulnya juga tampak terharu segera menyodorkan selembar tisu kepada belahan jiwanya itu.
Selama berbincang dengan detikHikmah, Ditto yang sehari-hari menjadi professional di CT Corp lebih banyak menyimak penuturan sang istri. Sesekali dia tersenyum tanda setuju. Atau menggenggam mesra telapak tangan belahan jiwanya itu.
![]() |
Perjalanan haji ini, menurut Aci, antara lain mengajarkan bagaimana sikap seorang istri yang harus patuh terhadap suami. Sekalipun niat istri baik, bila suami tak rida sebaiknya tidak dilanjutkan. Ia mencontohkan saat berada di Madinah ngotot ingin salat berjemaah di Masjid Nabawi. Ditto kurang setuju karena menyadari suhu sangat panas, 43-45 derajat. Padahal Aci diketahuinya mengidap kelainan darah, talasemia. Dia tak boleh terlalu lelah dan terpapar matahari langsung, apalagi dengan suhu ekstrem.
"Eh, ternyata bener dong. Karena aku ngeyel tetap ke Nabawi, eh pulangnya langsung ambruk dan mendapat perawatan dokter," aku Aci.
Sebaliknya saat akan menunaikan umrah begitu tiba di Makkah dari Madinah pada 10 Juni lalu, Aci dan Ditto mengaku mendapat keajaiban. Semula jadwal umrah adalah pukul 03.00 dini hari, tapi karena di dalam Masjidil Haram sangat padat akhirnya mundur ke pukul 09.00. Suhu di Makkah di jam segitu sudah menyengat. Keduanya pun berdoa agar diberi kekuatan menghadapi panas yang ekstrem tersebut.
"Ternyata udaranya sangat bersahabat, sejuk sampai tidak ada keringat yg menetes dan aku tetap bugar selama menjalani tawaf dan sa'i. Begitu selesai umrah, aku tarik dia untuk melakukan sujud syukur," kenang Aci.
Adakah doa spesial yang dipanjatkannya saat wukuf di Arafah akhir pekan lalu? Sambil tersenyum manja Stachy antara lain menyebut dua yang dipanjatkannya, yakni segera diberi momongan dan diizinkan suami untuk tetap berhijab. Ditto kembali tersenyum dan menggenggam erat kedua telapak tangan Aci.
Soal hijab, Aci mengaku sudah mulai berlatih mengenakannya selama berhaji. Dia membawa cukup banyak busana muslimah lengkap dengan jilbabnya untuk dikenakan sehari-hari selama di Madinah dan Makkah. "Aku sih sudah merasa nyaman ya, semoga diberi kekuatan untuk istikamah," ujarnya sambil melirik Ditto, seolah berharap mendapatkan rida dari sang suami.
Amin, semoga Allah SWT kabulkan ya Aci...
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana