Haru Bahagia Bu Tutik Guru Ngaji Gunungkidul Bisa Haji Tanpa Daftar dan Antre

Telkomsel Kabar Haji 2024

Haru Bahagia Bu Tutik Guru Ngaji Gunungkidul Bisa Haji Tanpa Daftar dan Antre

Annisa Dayana Salsabilla - detikHikmah
Rabu, 12 Jun 2024 19:31 WIB
Ismi Widiastuti jemaah haji 2024 asal Gunungkidul, Yogyakarta.
Ismi Widiastuti jemaah haji 2024 asal Gunungkidul, Yogyakarta. Foto: Dok Pribadi Ismi Widiastuti
Jakarta -

Ismi Widiastuti (52), jemaah haji Embarkasi Solo (SOC) mengaku terharu bisa menjadi salah satu tamu Allah SWT dalam ibadah haji tahun ini. Ia sebelumnya tak pernah mendaftar haji dan menunggu antrean lama.

Wanita yang akrab disapa Bu Tutik ini merupakan seorang pedagang dan guru Taman Pendidikan Al-Qur'an asal Gunungkidul, Yogyakarta. Selain menjadi guru mengaji anak-anak, Tutik juga sering memimpin pelaksanaan tadarus dan kajian bersama ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya.

Kisah keberangkatan Tutik ke Tanah Suci berawal dari 2012. Pada tahun tersebut, ibunya yang bernama Sutingah didaftarkan haji oleh salah satu anaknya yang bernama Isni Wahyuningsih. Isni merupakan adik dari Tutik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ibu didaftarkan tahun 2012, rencana awalnya diberangkatkan tahun 2021. Tapi karena COVID (keberangkatannya) diundur jadi 2024," ujar Tutik saat dihubungi detikHikmah, Rabu (12/6/2024).

Akan tetapi, sang ibu berpulang ke rahmatullah pada 2022. Beberapa minggu setelah kepulangan sang ibu, Tutik dan saudara-saudaranya pun berunding mengenai pemindahtanganan atau pelimpahan nomor porsi haji milik mendiang ibu mereka. Tercapailah kesepakatan bahwa Tutik yang akan berangkat menggantikan ibunya.

ADVERTISEMENT

Tutik pun mempersiapkan segala berkas yang diperlukan dan berangkat ke Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) Gunungkidul. Ia mengaku proses pemindahtanganan porsi berlangsung simpel dan cepat.

"Berangkat ke PLHUT urus pelimpahan nomor porsi cukup satu kali. Prosesnya cepat karena kan sudah ketahuan di KK," ucap Tutik.

Berkas-berkas yang dibawa Tutik ke PLHUT Gunungkidul di antaranya Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, serta akta kematian dan lembar bukti pendaftaran haji milik sang ibu. Setelah proses pemindahtanganan, segala administrasi berganti menjadi atas namanya.

"Setelah itu saya tinggal bayar sisa BPIH pakai rekening saya," jelas Tutik.

Telah Umrahkan 4 Sanak Saudara

Sebagai jemaah gelombang kedua, dari Tanah Air Tutik langsung menuju ke Makkah bersama rombongannya. Selama masa tunggu di Makkah, Tutik mengaku telah mengumrahkan 4 sanak saudara, termasuk mendiang anak lelakinya yang meninggal dunia 8 tahun silam.

"Alhamdulillah sudah sempat umrahkan anak lanang (laki-laki), ibu, mertua, dan satu lagi kerabat. Insyaallah nanti setelah haji juga rencananya mau umrahkan bapak," ujar Tutik.

Menurut Tutik, pelaksanaan umrah sunah atau umrah untuk orang lain seperti yang ia lakukan ini tergantung fisik masing-masing orang.

"Kan kalau umrah ada tawaf dan sa'i yang butuh tenaga, jadi tergantung fisik masing-masing. Perlu juga istirahat untuk persiapan haji wajib," ucapnya.

Tutik juga berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan untuk haji tahun ini sudah sangat bagus. Salah satu yang berkesan menurutnya adalah bus shalawat.

"Kalau pakai bus shalawat, dari hotel ke Masjidil Haram hanya butuh 5 sampai 10 menit. Jadinya sangat memudahkan," ujarnya.

Ketika ditanya mengenai perasaan setelah menginjakkan kaki di Tanah Suci, Tutik mengaku sangat terharu.

"Tentunya terharu sekali. Setiap kali melihat Baitullah, saya merasa pasrah diri dan teringat akan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Saya juga berharap bisa istiqamah sampai akhir perjalanan," ucap Tutik.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads