Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji yang Benar

Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji yang Benar

Alvin Setiawan - detikHikmah
Senin, 29 Apr 2024 10:15 WIB
Ilustrasi haji
Ilustrasi haji (Foto: Getty Images/Shakeel Sha)
Jakarta -

Tata cara pelaksanaan ibadah haji penting diketahui umat Islam. Ibadah haji merupakan rukun Islam ke-5 dan wajib dikerjakan bagi muslim yang mampu.

Perintah untuk melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci juga telah disampaikan dalam surah Ali 'Imran ayat 97. Allah SWT berfirman,

ΩˆΩŽΩ„ΩΩ„Ω‘Ω°Ω‡Ω ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω†Ω‘ΩŽΨ§Ψ³Ω حِجُّ Ψ§Ω„Ω’Ψ¨ΩŽΩŠΩ’Ψͺِ Ω…ΩŽΩ†Ω Ψ§Ψ³Ω’Ψͺَطَاعَ Ψ§ΩΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω‡Ω Ψ³ΩŽΨ¨ΩΩŠΩ’Ω„Ω‹Ψ§ Ϋ— ΩˆΩŽΩ…ΩŽΩ†Ω’ ΩƒΩŽΩΩŽΨ±ΩŽ ΩΩŽΨ§ΩΩ†Ω‘ΩŽ Ψ§Ω„Ω„Ω‘Ω°Ω‡ΩŽ ΨΊΩŽΩ†ΩΩŠΩ‘ΩŒ ΨΉΩŽΩ†Ω Ψ§Ω„Ω’ΨΉΩ°Ω„ΩŽΩ…ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "(Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam."

Dikutip dari buku Etika Beribadah Berdasarkan Alquran dan Sunnah karya Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi, apabila muslim telah memenuhi syarat wajib haji, maka diperintahkan untuk bersegera melaksanakan ibadah haji.

ADVERTISEMENT

Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa ingin haji maka hendaklah ia melakukannya dengan segera. Karena boleh jadi ia nanti sakit, kendaraannya hilang, dan ada keperluan baru." (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Dalam tata cara pelaksanaan ibadah haji, ada beberapa rangkaian ibadah yang harus dilakukan oleh jemaah haji. Rangkaian ini harus dilakukan secara benar, urut dan bebas dari kemaksiatan.

Muslim yang menunaikan ibadah haji, lalu ibadahnya diterima Allah SWT maka mereka akan mendapat predikat haji mabrur. Brilly El- Rasheed di dalam bukunya Kamus Kecil Karakter Islami, menjelaskan keutamaan muslim yang mendapat predikat haji mabrur ialah mendapat ganjaran surga Allah SWT.

Sebagaimana dalam sebuah riwayat, Nabi SAW bersabda, "Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain aurga." (HR Bukhari dan Muslim)

Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji yang Benar

Merangkum buku Fikih karya Harjan Syuhada dan Sungarso dan buku Fiqih karya Udin Wahyudin, dkk, berikut uraian tata cara pelaksanaan ibadah haji yang benar.

1. Ihram dari Miqat

Haji diawali dengan mengenakan pakaian iαΈ₯ram dan berniat karena Allah SWT. IαΈ₯ram harus dimulai dari miqat yang telah ditetapkan. Miqat memiliki arti batas waktu dan batas tempat. Batas tempat dinamakan miqat makani, sedangkan batas waktu dinamakan miqat zamani.

Miqat zamani untuk iαΈ₯ram yaitu dari awal bulan Syawal sampai terbit fajar pada hari raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah sebelum waktu wukuf habis. Lalu, miqat makani (batas tempat), untuk tempat memulai ibadah haji terletak di beberapa kota dan menyesuaikan tempat kedatangan jemaah haji.

Mengenai urutan pelaksanaan ihram ialah sebagai berikut:

  • Mandi sunnah
  • Berwudhu
  • Mengenakan pakaian ihram
  • Salat sunnah ihram
  • Membaca niat haji
  • Pergi menuju Arafah sambil membaca talbiyah

2. Wukuf di Padang Arafah

Wukuf di Padang Arafah Wukuf artinya berdiam diri di Padang Arafah dengan pakaian iαΈ₯ram sambil sambil berzikir dan mengucapkan lafaz talbiyah. Semua jemaah haji wajib hadir di padang Arafah pada 10 Dzulhijjah. Jika tidak hadir ibadah hajinya batal.

Saat sedang wukuf, jemaah haji dapat mengerjakan beberapa amalan berikut,

  • Salat Dzuhur dan Ashar dengan cara qashar dan jamak di awal waktu
  • Menyimak khotbah wukuf
  • Memperbanyak membaca zikir dan doa
  • Membaca Al-Qur'an
  • Salat Maghrib dan Isya dengan cara qashar dan jamak di awal waktu

3. Bermalam atau Mabit di Muzdalifah

Setelah tengah malam, jemaah haji akan menuju Mina dari Arafah. Sebelum sampai ke Mina, jemaah haji akan bermalam atau mabit di Muzdalifah. Muzdalifah berlokasi antara Arafah dan Mina.

Diwajibkan menunggu sampai tengah malam bagi jemaah haji yang datang lebih awal. Pasalnya, mabit ini dilaksanakan saat tengah malam sampai terbit fajar. Ketika berada di Muzdalifah, ada beberapa amalan yang bisa dikerjakan seperti berikut.

  • Membaca lafaz talbiyah
  • Berzikir, beristighfar, dan berdoa
  • Membaca Al-Qur'an
  • Mencari kerikil sebanyak 7, 49, dan 70 butir

4. Melontar Jumrah Aqabah di Mina

Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah haji akan melontar jumrah aqabah saat siang. Jemaah haji harus menyiapkan 7 butir kerikil. Jumrah aqabah merupakan tugu batu yang terletak di Bukit Aqabah di Mina.

5. Tahallul Pertama

Tahallul adalah melepaskan diri dari ihram haji setelah mengerjakan amalan-amalan haji. Tahallul memiliki dua tahapan, yakni pertama dilaksanakan usai melontar jumrah aqabah dengan cara mencukur sekurang-kurangnya tiga helai rambut. Setelahnya, jemaah haji dapat mengerjakan semua hal yang dilarang pada waktu ihram, kecuali melakukan hubungan suami istri.

6. Tawaf Ifadah di Masjidil Haram

Selanjutnya, jemaah haji akan langsung menuju Makkah untuk melaksanakan tawaf ifadah. Tawaf ifadah dilakukan dengan mengelilingi sebanyak 7 kali. Adapun beberapa hal lain yang dapat dikerjakan sebagai berikut.

  • Masuk ke Masjidil Haram lewat pintu Babussalam
  • Mengerjakan thawaf ifadah sambil membaca talbiyah
  • Mencium Hajar Aswad (disunahkan)
  • Salat sunnah dua rakaat di dekat makam Ibrahim
  • Berdoa di Multazam
  • Salat sunah dua rakaat di Hijir Ismail

7. Sa'i antara Bukit Safa dan Marwah

Sa'i antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Imam Syafi'i, Maliki, dan Hanbali berpendapat sa'i adalah salah satu rukun haji yang harus dikerjakan setiap jemaah. Jika meninggalkannya maka ibadah hajinya tidak sah.

Tata cara melakukan sa'i adalah dengan berjalan dimulai dari Bukit Safa dan berakhir di Bukit Marwah. Sunahnya berjalan biasa kecuali di sepanjang lampu hijau, jemaah laki-laki disunahkan berjalan cepat (berlari-lari kecil), sedangkan jemaah haji perempuan tidak disunnahkan berlari-lari kecil.

8. Tahallul Kedua

Pada tahallul kedua, jemaah haji akan menggunting sekurang-kurangnya tiga helai rambut. Setelahnya, jemaah haji dapat mengerjakan hal-hal yang dilarang selama ihram, termasuk melakukan hubungan suami istri.

9. Bermalam atau Mabit di Mina

Usai melaksanakan tahallul, jemaah haji akan kembali ke Mina untuk bermalam pada hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

10. Melontar Jumrah

Menjelang siang pada setiap hari Tasyrik, jemaah haji akan melontar tiga jumrah yang masing-masing sebanyak tujuh kali. Tiga jumrah tersebut adalah jumrah ula, wusta, dan aqabah.

11. Nafar atau Meninggalkan Mina

Jemaah haji diperkenankan untuk meninggalkan Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah setelah melempar jumrah, hal ini disebut dengan nafar awwal. Sementara, jemaah haji yang meninggalkan Mina pada 13 Dzulhijjah itu lebih sempurna. Jemaah haji akan melontar jumrah selama tiga hari dalam hari Tasyrik yang disebut juga sebagai nafar tsani.

Setelah itu, jemaah haji akan kembali ke Makkah dan seluruh rangkaian ibadah haji sudah selesai.

12. Tawaf Wada

Setelah itu, jemaah haji akan melaksanakan tawaf wada atau tawaf perpisahan. Ketika tawaf wada sudah dikerjakan, jemaah haji pun diperbolehkan untuk pulang ke kampung halaman atau ke Madinah bagi yang belum melakukan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.

Berakhirnya tawaf wada menandai selesainya rangkaian pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.




(aeb/kri)

Hide Ads