Di Bawah Naungan Ka'bah Aku Berbuka, Kisah Buka Puasa di Depan Baitullah

Laporan dari Tanah Suci

Di Bawah Naungan Ka'bah Aku Berbuka, Kisah Buka Puasa di Depan Baitullah

Erwin Dariyanto - detikHikmah
Rabu, 13 Mar 2024 19:10 WIB
Buka puasa Ramadan di Baitullah, Maret 2024.
Suasana menjelang buka puasa Ramadan di depan Ka'bah, Maret 2024. Foto: Erwin Dariyanto/detikHikmah
Makkah -

Putaran jemaah yang melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah berhenti saat azan Magrib selesai berkumandang di Masjidil Haram, Makkah Senin 11 Maret 2024. Mereka berhenti sejenak untuk berbuka di hari pertama puasa di Arab Saudi.

Tak ada makan berat, hanya beberapa butir kurma dan air zamzam untuk menu buka puasa jemaah. Namun rasa syukur jemaah begitu dalam. Beberapa kali dari sejumlah sudut detikHikmah mendengar ucapan hamdalah, lafaz takbir diucapkan sebagai ungkapan syukur, berbuka puasa di depan Ka'bah.

Soal makanan untuk buka puasa di dalam Ka'bah, tak perlu khawatir. Tim detikHikmah bersama rombongan dari Jennaira Group Operated by Tima Wisata yang berada di dalam pelataran Ka'bah sejak sebelum azan Asar bahkan tak membawa bekal apapun. Sebab rencananya, setelah Asar kami kembali dan balik lagi ke Masjidil Haram menjelang Magrib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun melihat padatnya jemaah yang menuju Masjidil Haram dan penuhnya orang di pelataran Ka'bah ketika itu, niat tersebut kami urungkan. Bukan perkara mudah untuk bisa mencapai pelataran Ka'bah dari tempat kami menginap.

Aparat keamanan Arab Saudi (Askar) sudah melakukan penjagaan sejak di depan hotel tempat kami menginap yang berjarak kurang lebih 500 meter dari Masjidil Haram. Para Askar mengatur alur lintasan jemaah yang sudah ramai menuju Masjidil Haram bahkan sejak sebelum Asar.

ADVERTISEMENT
Suasana Ramadan di Baitullah, Maret 2024.Suasana Ramadan di Baitullah, Maret 2024. Foto: Erwin Dariyanto/detikHikmah

Dari tempat kami menginap jemaah tak bisa langsung mengambil lurus di jalur kanan jalan untuk rute terpendek ke Masjidil Haram melalui WC nomor 4. Namun jemaah diarahkan di jalur sebelah kiri. Di sini melintasi dua pintu ke pelataran Masjidil Haram yakni samping kiri WC 6 dan samping kanan WC 7.

Namun tak semua bisa diizinkan masuk pelataran melalui WC 6. Siang itu di bawah suhu 34 derajat jemaah diarahkan masuk pelataran Masjidil Haram ke depan pintu 104 dan 105. Akibatnya jarak tempuh jemaah pun semakin jauh.

Di pelataran depan pintu 104 dan 105 ada dua alternatif bagi jemaah. Bagi yang ingin ke pelataran Ka'bah bisa mengambil ke kanan menyusuri pelataran Masjidil Haram untuk masuk melalui pintu 79, namun ini hanya untuk jemaah perempuan dan jemaah pria yang mengenakan kain ihram.

Bagi jemaah pria yang tak mengenakan kain ihram hanya boleh di area depan pintu 104, 105 atau masuk ke area perluasan Masjidil Haram di pintu 100.

Hari itu menjelang Ashar Tim detikHikmah masuk melalui pintu 79 dan sampai di pelataran Ka'bah yang sudah penuh oleh jemaah. Tim detikHikmah bertahan hingga menantikan azan Magrib untuk merasakan momen buka puasa di bawah naungan Ka'bah.

Menjelang azan Magrib beberapa jemaah dermawan membagikan kurma. Ada juga yang mengambilkan air zamzam untuk jemaah lain. Saat azan berkumandang jemaah berbuka dengan menu kurma dan air zamzam.

Buka puasa Ramadan di Baitullah, Maret 2024.Buka puasa Ramadan di Baitullah, Maret 2024. Foto: Erwin Dariyanto/detikHikmah

Tim detikHikmah memilih mencari tempat yang agak lega untuk bisa duduk, berbuka puasa sambil memandang Ka'bah. Saat baru duduk bersila seorang Ibu jemaah asal Pakistan memberikan sebuah bungkusan berisi makanan takjil. "Halal ya haji, halal. Iftar," kata dia. Yang maksudnya kurang lebih dia mempersilakan kami untuk menikmati buka puasa dari takjil yang dia berikan.

Setelah mengucap terimakasih Tim detikHikmah kembali bersila menghadap Ka'bah, mengucap doa buka puasa. Kami berbuka sambil menatap Ka'bah, berharap bisa mendapatkan rahmat atas Baitullah.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Thabrani, Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Setiap sehari semalam Allah menurunkan seratus dua puluh rahmat atas Baitullah. Enam puluh rahmat untuk yang melakukan tawaf, empat puluh untuk yang melakukan salat, dan yang dua puluh untuk yang memandang Ka'bah."

Wallahu a'lam bishawab.




(erd/kri)
Umrah Ramadan di Tanah Suci

Umrah Ramadan di Tanah Suci

15 konten
Melaksanakan ibadah umrah di bulan Ramadan menjadi hal yang istimewa. Berpuasa di Tanah Suci juga menjadi sesuatu yang berbeda dan tentu akan meraih banyak pahala.

Hide Ads