Saat ini Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas sedang berada di Arab Saudi untuk mengurus persiapan pelaksanaan haji 1445 H/2024 M. Menag juga tengah mengupayakan jalur cepat bagi jemaah haji asal embarkasi Solo & Surabaya.
Banyak agenda yang dihadiri Gus Men selama berada di Arab Saudi. Termasuk mengurus rencana pembukaan fast track (jalur cepat) bagi jemaah embarkasi Solo (SOC) dan Surabaya (SUB) pada musim haji 1445 H / 2024 M. Rencana ini diketahui telah menemui titik terang.
Kabar ini disampaikan Menag usai bertemu dengan Direktur Jenderal Bidang Paspor Kementerian Imigrasi Saudi Sulaiman bin Abdul Aziz di Jeddah, Arab Saudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya baru bertemu dengan pihak imigrasi Saudi dan mereka secara prinsip telah menyetujui untuk membuka layanan fast track bagi jemaah Embarkasi Solo dan Surabaya," ujar Menag di Jeddah.
"Satu langkah lagi persetujuan untuk fast track akan diberikan setelah pihak Saudi melakukan survei lapangan di Solo dan Surabaya," lanjutnya.
Adanya layanan fast track ini dianggap penting bagi jemaah haji. Layanan fast track akan memudahkan jemaah haji dalam proses pengecekan dokumen keimigrasian, seperti visa dan paspor. Sebab, prosesnya sudah dilaksanakan di bandara asal jemaah haji.
"Fast track ini penting supaya nanti jemaah haji kita datang ke sini (Arab Saudi) sudah tidak melalui proses imigrasi. Ini akan sangat membantu jemaah haji kita. Mengurangi kelelahan setelah melakukan perjalan panjang dari Tanah Air," jelas Gus Men.
Untuk diketahui, layanan fast track kali pertama diberlakukan pada musim haji 1439H/2018M. Layanan ini diberikan kepada jemaah haji Indonesia yang berangkat melalui Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng.
Arab Saudi berharap adanya layanan fast track ini dapat mempercepat proses kedatangan jemaah haji asal Indonesia di bandara tujuan. Layanan ini berkaitan dengan proses free clearance dokumen-dokumen keimigrasian non bea cukai.
Tahapan imigrasi yang sudah dilakukan di Indonesia membuat jemaah tidak perlu antre lagi di imigrasi bandara tujuan. Fast Track hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit sampai satu jam, dibandingkan layanan biasa yang membutuhkan waktu sekitar satu sampai tiga jam
Tahun ini, Indonesia memperoleh kuota sebesar 241 ribu jemaah haji. Berdasarkan data Sistem Komputerisasi dan Informasi Haji Terpadu (SISKOHAT), jumlah jemaah asal Embarkasi JKG dan JKS yang akan menggunakan fast track berjumlah 53.353 jemaah.
Sementara untuk Embarkasi SOC dan SUB, masing-masing akan melayani fast track bagi 35.886 dan 39.226 jemaah. "Maka, kalau tahun ini layanan fast track dilaksanakan pada Embarkasi Solo dan Surabaya, ada 128.465 atau lebih dari 50% jemaah yang akan menikmati layanan ini," beber jubir Kemenag, Anna Hasbie.
Harapan Menag pada Pelayanan Haji 2024
Proses persiapan penyelenggaraan ibadah haji telah dilakukan dalam waktu belakangan. Menag berharap agar pelayanan bagi jemaah haji tahun ini bisa semakin detail.
Melansir laman resmi Kemenag, Kamis (11/1/2024) Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta agar layanan haji dapat disiapkan secara detail dan berorientasi pada jemaah.
Hal ini diungkapkan Menag saat memimpin Rapat Koordinasi Persiapan Penyelenggaraan Haji 1445 H / 2024 M, di Madinah, Arab Saudi.
"Saya minta, dalam menyiapkan layanan haji ini harus detail. Perhatikan semua hal, jangan sampai ada yang terlewat," kata pria yang akrab disapa Gus Men ini.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh beberapa pihak terkait, termasuk diantaranya Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, Staf Khusus Menteri Agama Isfah Abidal Aziz, Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie, serta jajaran pejabat Ditjen PHU.
Pelayanan Berorientasi pada Jemaah
Kesempatan ini juga dimanfaatkan Gus Men untuk menekankan bahwa penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/ 2024 M ini harus berlangsung dengan baik. Sama seperti tahun sebelumnya, penyelenggaraan ibadah haji tahun ini juga masih mengusung tema Haji Ramah Lansia.
"Kita juga tetap mengusung tema Haji Ramah Lansia. Ini salah satu hal yang menjadi legacy Presiden Joko Widodo," kata Menag.
Pelayanan para petugas haji juga diminta untuk berorientasi pada jemaah. Tentu saja pelayanan ini meliputi persiapan keberangkatan, proses keberangkatan, proses ibadah di Tanah Suci hingga proses kepulangan ke Tanah Air.
Setiap layanan yang diberikan, lanjut Menag, harus dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi jemaah dalam melaksanakan ibadah haji.
"Cara pandang kita dalam menyiapkan layanan ini adalah kepada jemaah, bukan pada hal lainnya. Ini harus dicamkan," tegas Menag.
(dvs/erd)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026