Perjalanan Tim detikHikmah menyusuri jejak perjalanan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam kali ini adalah di Jabal Rahmah, Padang Arafah. Di sini pada 9 Zulhijah tahun ke-10 Hijriah Rasulullah SAW menyampaikan khutbah haji wada, kemudian turun surah Al Maidah ayat 3. Usai turunnya surah Al Maidah ayat 3 justru tangisan para sahabat pecah. Mengapa?
***
Dari atas puncak Jabal Rahmah, Syamsul seorang mukimin Arab Saudi, warga Indonesia yang sudah lama bermukim di Arab Saudi, yang puluhan tahun menjadi pembimbing ibadah umrah menunjuk ke arah bawah, ke sebuah tanah datar di samping tiga gundukan batu besar. Di titik itulah dipercaya sebagai tempat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menyampaikan khutbah haji wada, sekaligus lokasi diturunkannya surah Al Maidah ayat 3.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan dalam Hadits Riwayat Imam Bukhari pada tahun ke-10 Hijriah, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melaksanakan ibadah haji. Ini adalah haji yang pertama dan terakhir bagi Rasulullah SAW. Sebab, 3 bulan setelah itu Rasulullah SAW wafat. (Kisah wafatnya Nabi Muhammad SAW bisa dibaca di sini)
Ibadah haji Nabi Muhammad SAW dan para sahabat ketika itu kemudian dikenal dengan haji wada' disebut juga haji Islam atau haji akbar. Rasulullah SAW, kata Syamsul, pada hari Jumat 9 Zulhijah tahun ke-10 Hijriah berada di Arafah dan menyampaikan khutbah haji wada'.
Rasulullah SAW, sang penghulu para nabi itu khutbah dari atas sebuah batu. Pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk menghilangkan batu itu. Sebab banyak pengunjung yang kemudian bertindak tidak sesuai syariat Islam di titik bekas kanjeng nabi khutbah tersebut.
"Kemudian diganti dengan tanda kuning, itu pun masih banyak orang yang kemudian bertindak salah di situ. Akhirnya bekas tanda itu dihilangkan," kata Samsul, warga Madura yang sudah 20 tahun tinggal di Makkah Arab Saudi ini kepada Tim MCH, Rabu (12/7/2023).
Kini tak ada lagi penanda di titik di mana Rasulullah SAW menyampaikan khutbah haji wada. Disebutkan dalam Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, sebelum memulai khutbah dan melanjutkan ibadah hajinya, Rasulullah menjelaskan kepada kaum muslimin ketika itu tentang tata cara ibadah haji. Putra Abdullah bin Abdul Muthalib itu memperlihatkan, menjelaskan dan mengajari umat Islam tentang sunnah-sunnah haji.
Setelah itu, Nabi Muhammad menyampaikan khutbahnya. Isi lengkap Khutbah Haji Wada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bisa dibaca di sini.
Baca juga: Doa Sesudah Tawaf Wada |
Mustafa Adawi di dalam buku Fikih Akhlak menceritakan, saat di dalam khutbahnya Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya Allah memberi pilihan kepada seorang hamba antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya. Hamba itu memilih apa yang ada di sisi Allah," Abu Bakar Ash Shidiq tak kuasa menahan air mata. Ayahanda Sayyidah Aisyah menangis hingga tangis terdengar oleh Rasulullah dan beberapa sahabat.
Salah satunya Abu Said al-Khudri yang di dalam hatinya berkata, "Apa yang membuat orang tua ini menangis ketika Allah memberikan pilihan kepada seorang hamba antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya?"
Disebutkan dalam hadits Bukhari, Rasulullah juga sempat menegur Abu Bakar yang terlihat terus menangis. "Wahai Abu Bakar, jangan menangis. Sesungguhnya orang yang paling baik kepadaku dalam pergaulan dan hartanya adalah Abu Bakar. Andai aku harus menjadikan seseorang sebagai kekasih maka aku akan jadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi persaudaraan Islam dan cinta karena Islam adalah lebih utama."
Menurut Mustafa di antara para sahabat, Abu Bakar adalah yang paling cerdas dan cepat menangkap suatu pertanda. Salah satunya kata, 'hamba' dalam khutbah Rasulullah SAW tersebut. Yang dimaksud dengan hamba dalam ucapan Rasulullah SAW tidak lain adalah Rasulullah SAW sendiri.
Tak hanya Abu Bakar, sahabat Umar bin Khattab pun tak bisa membendung air matanya. Menurut Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Abdul Muiz Ali, tangis Umar bin Khattab pecah saat turun Surah Al Maidah ayat 3.
Saat melaksanakan haji wada, ketika wukuf di Arafah Rasulullah SAW membacakan firman Allah SWT yang merupakan Surah Al Maidah ayat 3. Bacaan lengkap surah Al Maidah ayat 3, Arab, latin, terjemahan dan tafsirnya bisa dibaca di sini.
Umar sudah terlihat sedih sejak awal saat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam membacakan firman Allah yakni surah Al Maidah ayat 3.
Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω Ψ§ΩΩΩΩ ΩΩΩΨͺΩ ΩΩΩΩΩ Ω Ψ―ΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ§ΩΨͺΩΩ ΩΩ ΩΨͺΩ ΨΉΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨΉΩΩ ΩΨͺΩΩΩ ΩΩΨ±ΩΨΆΩΩΩΨͺΩ ΩΩΩΩΩ Ω Ψ§ΩΩΨ§ΩΨ³ΩΩΩΨ§Ω Ω Ψ―ΩΩΩΩΩΨ§Ϋ
"..Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
"Sayyidina Umar menangkap isyarat, bahwa ayat yang dibacakan oleh Nabi tak ubahnya pesan terakhir, sekaligus ucapan perpisahan dari Nabi kepada Sayyidina Umar, keluarga, dan kepada para sahabat yang lain," tulis Abdul Muiz Ali dalam artikel kolom di detikHikmah.
Tangisan para sahabat tak hanya saat di Arafah, namun juga terbawa sampai ke rumah. Abu Bakar yang menangkap bahwa turunnya surah Al Maidah ayat 3 adalah sebuah isyarat Rasulullah SAW segera akan pergi meninggalkan sahabat untuk menghadap Allah subhanahu wa ta'ala, sedih dan menangis terus di kamarnya.
Sejumlah sahabat yang mengetahui hal itu kemudian mendatangi Abu Bakar. Mereka ingin tahu alasan Abu Bakar menangis. Padahal melalui Surah Al Maidah ayat 3, Allah subhanahu wa ta'ala telah menyempurnakan agama Islam.
Mendapat pertanyaan tersebut Abu Bakar menjawab, "Kalian semua tidak tahu bencana-bencana apakah kelak yang akan menimpa kita. Apakah kalian tak mengerti bahwa tidak ada sesuatu yang mencapai titik kesempurnaan, kecuali itu juga merupakan awal kemerosotan. Tak lama lagi Hasan dan Husein akan kehilangan kakeknya dan para istri nabi SAW akan menjadi janda."
Mendengar jawaban itu, para sahabat pun menjerit histeris dan menangis. Tangisan mereka terdengar oleh tetangga rumah Abu Bakar. Salah satu yang mendengar tangisan mereka adalah Ali bin Abi Thalib yang kemudian mendatangi Rasulullah SAW.
"Abu Bakar berkata kepada kami, 'Sesungguhnya aku mendengar isyarat kewafatan Nabi Muhammad SAWmelalui surah Al Maidah ayat 3' Apakah benar ayat ini merupakan bukti kepergianmu ya Rasulullah?" tanya Ali kepada Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Semua yang dikatakan Abu Bakar berkenaan dengan isyarat kewafatanku benar adanya. Telah dekat masa kepergianku dari kalian semua wahai sahabatku, dan dengan itu telah datang pula masa perpisahan diriku dengan kalian semua."
Para sahabat kian tertunduk sedih. Abu Bakar sempat pingsan, Ali bin Abi Thalib terduduk lemas tak bisa berkata apa apa, dan sahabat yang lain menangis histeris. Wallahu a'lam bishawab.
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana