Thaif, Ketabahan Dakwah Nabi Muhammad dan Turunnya Surah Al-Ahqaf Ayat 29

Menyusuri Jejak Nabi (2)

Thaif, Ketabahan Dakwah Nabi Muhammad dan Turunnya Surah Al-Ahqaf Ayat 29

Erwin Dariyanto - detikHikmah
Rabu, 12 Jul 2023 19:57 WIB
Rute dari Makkah menuju Thaif
Rute jalan dari Makkah menuju Thaif. Thaif, Ketabahan Dakwah Nabi Muhammad dan Turunnya Surah Al-Ahqaf ayat 29. (Foto: Wahyu - Tim MCH 2023)
Thaif -

Setelah dari Gua Hira di Jabal Nur Makkah, Tim detikHikmah menyusuri jejak kepahitan dakwah Nabi Muhammad di kota Thaif. Saat berdakwah di Thaif, Nabi Muhammad sempat dilempari batu hingga berdarah kakinya. Kembali dari Thaif Nabi Muhammad mampir di Naklah. Di sinilah turun Surah Al Ahqaf ayat 29. Seperti apa kisahnya?


***

Kesedihan yang luar biasa dialami Nabi Muhammad SAW di tahun kesepuluh kenabiannya. Kala itu sekitar tahun 619 Masehi, Siti Khadijah istri tercinta yang selalu mendukung dakwahnya wafat. Disusul oleh sang paman Abu Thalib yang selama ini membela Muhammad dari kejahatan orang kafir Quraisy juga meninggal dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepeninggal Siti Khadijah dan Abu Thalib, orang kafir Quraisy kian bertindak semena-mena kepada Rasulullah SAW. Tak hanya kepada Nabi Muhammad, bahkan para sahabat juga mendapat perlakuan serupa.

Sang penghulu Rasul itu akhirnya memutuskan pergi ke Thaif sebuah kota di dataran tinggi yang berjarak sekitar 60 mil dari Kota Makkah. Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam Sirah Nabawiyah menyebutkan, kepergian Nabi ke Thaif terjadi pada awal Juni tahun 619 Masehi atau 1.404 tahun lalu.

ADVERTISEMENT

Tujuan utama Muhammad ke Thaif adalah berdakwah. Kota ini dipilih lantaran wilayahnya yang sangat strategis. Bahkan kaum kafir Quraisy juga ingin menguasai Kota Thaif. Sebab selain strategis, Thaif memiliki sumber daya pertanian yang bagus dan melimpah. Produknya antara lain, anggur, kurma dan mawar.

Selain berdakwah, kepergian Nabi Muhammad ke Thaif adalah berharap mendapatkan dukungan dan perlindungan dari para pemuka Bani Tsaqif. Dari Makkah, Rasulullah pergi berjalan kaki hanya ditemani oleh salah seorang pembantunya Zaid bin Haritsah.

Di setiap daerah yang dilewati saat menuju Thaif, ayahanda Fatimah Az Zahra itu tak lupa mengajak warga memeluk agama Islam, beriman hanya kepada Allah SWT dan mengakui Muhammad SAW utusan-Nya. Namun tak satupun warga yang ditemui Nabi mau memeluk agama Islam.

Setiba di Thaif, Rasulullah SAW kemudian menemui tiga orang bersaudara pemimpin Bani Tsaqif anak-anak dari Amr bin Umair Ats-Tsaqfi. Mereka adalah: Abd Yalail, Mas'ud dan Hubaib.

Sejarahwan Islam Muhammad bin Umar Al Waqidi seperti dikutip dari arsip detikHikmah menyebut Nabi Muhammad berada di Thaif selama 10 hari. Selama itu juga putra Abdullah bin Abdul Muthalib itu berdakwah kepada pemuka Thaif dan juga warga di sana.

Namun tak satupun dari pemuka dan warga Thaif yang mau memeluk Islam. Para tokoh Bani Tsaqif khawatir ajaran Muhammad akan mempengaruhi generasi muda Thaif. Mereka pun mengusir Muhammad. "Wahai Muhammad, pergilah engkau dari negeri kami dan carilah pengikutmu di tempat lain," kata salah seorang tokoh di Thaif.

Tak hanya mengusir, mereka juga menghasut warga Thaif agar menyerang dan melempari Muhammad dengan batu. Mendapat serangan itu, Nabi Muhammad dan Zaid pergi ke balik sebuah gunung.

Namun warga Thaif yang sudah terhasut terus mengejar, menyerang dan melempari Nabi Muhammad dengan batu. Beberapa batu mengenai tubuh Rasulullah hingga menyebabkan kakinya terluka dan berdarah.

Jejak saat Nabi Muhammad saat dilempari batu oleh penduduk Thaif itu saat ini ditandai dengan sebuah bangunan persegi. Saat Tim detikHikmah berkunjung ke Thaif pada Minggu, 9 Juli 2023 terlihat sejumlah pengunjung yang umumnya adalah jemaah haji melihat bangunan tersebut. Mereka juga berfoto dengan latar belakang bangunan tersebut.

Masjid Addas dan Suasana ThaifTitik di mana Nabi Muhammad sempat diserang oleh warga Thaif (Foto: Erwin Dariyanto/detikcom)

Terlihat beberapa jemaah naik ke atas, ke sebuah gua persis di atas bangunan persegi itu. Di gua yang kini sudah ditutup dengan batu itu disebut Rasulullah sempat bersembunyi dari kejaran orang Thaif. Namun mereka terus mengejar dan menyerang Muhammad.

Orang-orang Thaif baru berhenti mengejar dan menyerang saat Nabi Muhammad dan Zaid masuk ke sebuah kebun anggur milik Utbah dan Syaibah, dari suku 'Abd Syams, keturunan Quraisy. Menurut tradisi Arab, orang yang sudah masuk ke dalam pekarangan orang lain dianggap telah mendapat perlindungan dari si pemilik lahan.

Rasulullah kemudian duduk di bawah rerimbunnya pohon anggur. Di sini putra tunggal Abdullah dan Siti Aminah itu menyeka keringat dan darahnya sambil mengucap doa:

"Ya, Allah, kepada-Mu juga aku mengadukan kelemahan kekuatanku, kekurangan siasatku dan kehinaan di hadapan manusia. Wahai Yang Paling Pengasih di antara para pengasih, Engkau adalah Rabb orang-orang yang lemah, Engkau Rabbku, kepada siapa hendak engkau serahkan diriku? Kepada orang jauh yang bermuka masam kepadaku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai urusanku? Aku tidak peduli asalkan Engkau tidak murka kepadaku, sebab sungguh teramat luas afiat yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung dengan cahaya Wajah-Mu yang menyinari segala kegelapan dan karenanya urusan dunia dan akhirat menjadi baik, agar Engkau tidak menurunkan kemarahan-MU kepadaku atau murka kepadaku. Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau Ridha. Tidak ada daya dan kekuatan

Doa cucu kesayangan Abdul Muthalib tersebut rupanya terdengar oleh Utbah dan Syaibah sang pemilik kebun. Mereka tak tega melihat Muhammad, saudara sekaumnya teraniaya.

Dari pinggir kebun, Utbah dan Syaibah pun memanggil seorang pembantunya, Addas yang beragama Nasrani.

"Ambil setandan buah anggur ini dan serahkan kepada orang itu," kata Utbah kepada Addas.

Addas bergegas mengambil setandan anggur dan kemudian menyerahkan kepada Muhammad Rasulullah. Setelah memetik sebutir anggur dan menyampaikan terimakasih kepada Addas, Nabi Muhammad mengucap, "Bismillah (Dengan nama Allah)."

Baru kemudian Nabi Muhammad memakan buah anggur itu. Addas yang baru pertama kali mendengar ucapan tersebut sempat bertanya kepada Rasulullah tentang kalimat Basmallah tersebut.

Rasulullah pun bertanya kepada Addas, "Dari negeri mana asalmu dan apa agamamu."

"Aku seorang Nasrani dari penduduk Ninawy (Nineveh)," Addas menjawab.

"Nineveh, kota tempat asal seorang hamba yang saleh, Yunus putra Matta," sabda Rasulullah.

Addas pun semakin kaget. Dia pun bertanya tentang Yunus bin Matta yang kemudian dijawab Rasulullah, "Beliau (Yunus) adalah saudaraku, Beliau seorang nabi begitu pula aku."

Pada akhirnya Addas memeluk Islam. Untuk mengenang peristiwa tersebut saat ini di bekas rumah Addas dibangun sebuah masjid. Masjid tersebut diberi nama Masjid Addas.

Masjid Addas dan Suasana ThaifMasjid Addas dan Suasana Thaif Foto: Erwin Dariyanto/detikcom

Kisah turunya Surah Al-Ahqaf ayat 29, klik halaman berikutnya untuk membaca

Turunnya Surah Al-Ahqaf ayat 29

Setelah sempat beristirahat dan makan buah anggur pemberian Addas, Rasulullah Muhammad SAW bersama Zaid kembali ke Makkah dengan penuh kesedihan. Sebab, tidak satupun dari warga Thaif dan yang mereka temui di jalan baik perempuan maupun laki-laki mau mengakui Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan Muhammad adalah Rasulullah.

Dari Thaif, Rasulullah SAW memutuskan singgah di Nakhlah. Di sini Nabi mengerjakan sholat Tahajud dan membaca surah Jin. Saat itu ada 7 jin yang berasal dari penduduk Nashaibin ingin mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an yang dibaca oleh Rasulullah SAW.

Namun, kedatangan mereka sama tak disadari oleh Nabi Muhammad SAW. Hingga akhirnya turunlah firman Allah SWT dalam surah Al-Ahqaf ayat 29,

وَاِذْ صَرَفْنَآ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَۚ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْٓا اَنْصِتُوْاۚ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ ٢٩

Artinya: "(Ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Nabi Muhammad) sekelompok jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an. Ketika menghadirinya, mereka berkata, "Diamlah!" Ketika (bacaannya) selesai, mereka kembali kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan."


Hide Ads