Mbah Murni (73 tahun) tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah SWT. Di tanah suci saat menunaikan ibadah haji dan dirinya jauh dari keluarga, banyak orang menolong ketika dia kesusahan.
Jemaah calon haji Lansia asal Pekan Baru itu pun berulang kali mengucapkan terimakasih kepada petugas yang telah membantunya. Salah satunya kepada Bayu, (nama samaran) petugas haji yang membantu dia saat tersandera kursi roda dan juga menggendongnya dari terminal Syib Amir ke Sektor Khusus di Masjidil Haram.
Pada Selasa, 6 Juni 2023 dini hari usai melaksanakan umrah wajib dan sholat Subuh berjamaah di Masjidil Haram, Mbah Murni terpisah dari rombongan. Orang Arab penyedia jasa kursi roda mendorongnya hingga ke terminal Syib Amir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Terminal Syib Amir, Mbah Murni tidak boleh pergi sebelum membayar jasa. Mbah Murni tidak tahu bahwa ternyata jasa layanan kursi roda itu harus bayar.
Meski dia membawa uang, namun dia takut salah jika harus membayar. Apalagi dia tidak tahu maksud dari pria penyedia jasa kursi roda itu karena bicara dengan bahasa Arab. Satu yang Mbah Murni pahami adalah kata, "fulus" yang dalam pemahamannya artinya minta uang.
"Dari tadi dia minta uang, fulus tidak saya kasih," kata Mbah Murni.
Baru setelah ketemu Bayu, -petugas haji yang sebenarnya akan sholat Subuh di Masjidil Haram-, dibantu petugas dari Sektor Khusus Masjidil Haram, Mbah Murni mau membayar. Setelah membayar sebesar 250 riyal Saudi, sekitar Rp 1 juta (kurs 1 riyal Saudi = Rp 4 ribu), Mbah Murni bisa pergi.
Persoalannya, Mbah Murni memiliki penyakit Asma yang menyebabkan dia susah jika harus berjalan jauh. "Saya jalan sedikit-sedikit istirahat," kata dia.
"Ya sudah mbah. Mbah saya gendong ya,anggap saya cucu mbah. Di sini banyak anak cucu mbah," kata Bayu.
Bayu pun menggendong Mbah Murni ke Kantor Sektor Khusus Masjidil Haram yang berjarak sekitar 150-an meter dari tempat semula dia tersandera kursi roda. Di kantor Seksus Masjidil Haram, Mbah Murni dicek kesehatannya oleh petugas haji 2023.
Selasa pagi itu, Mbah Murni berpisah dengan Bayu, petugas yang menolong dan menggendongnya saat dia terpisah dari rombongan. Namun, takdir menemukan mereka kembali.
Sehari setelahnya, yakni pada Rabu 7 Juni 2023 Mbah Murni secara tidak sengaja bertemu dengan Bayu di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Rupanya setelah diantar Bayu ke Sektor Khusus Masjidil Haram, Mbah Murni dibawa ke KKHI akibat penyakit Asma yang dia derita.
Mbah Murni sempat masuk ruang ICU atau (intensive care unit) di KKHI. Pada Rabu siang itu, Mbah Murni sudah membaik dan bisa dipindahkan ke ruang perawatan biasa.
Jemaah Lansia kelahiran Magelang, Jawa Tengah itu kian bersyukur. Sebab meski dalam keadaan sakit, ibadah wajibnya tidak pernah bolong.
Kementerian Agama melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyediakan Pendamping Ibadah Jemaah Uzur (PIJU) bagi jemaah calon haji. PPIH Arab Saudi menempatkan beberapa petugas PIJU di KKHI untuk membantu jemaah calon haji yang karena uzur syar'i harus melakukan ibadah di tempat tidur pasien.
Para petugas PIJU itu membantu jemaah mulai dari bersuci, baik wudhu maupun tayamum, hingga sholat selesai. Mbah Murni terharu dan kian merasa tenang serta bahagia. Termasuk rekan-rekannya yang kemarin kebingungan karena Mbah Murni terpisah dari rombongan.
![]() |
Mbah Murni juga senang karena dipertemukan lagi dengan petugas haji 2023 yang kemarin membantu dan menggendongnya. "Saya cerita, kemarin ada yang gendong saya. Orang Boyolali," cerita Mbah Murni.
Berkali-kali Mbah Murni mengucap terimakasih kepada Bayu, petugas PIJU dan petugas yang ada di Klinik Kesehatan Haji Indonesia.
"Maturnuwun Gusti, matur nuwun nggih mas, matur nuwun," kata Mbah Murni.
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana