Bayu dan Rudi (bukan nama sebenarnya) terpaksa mengurungkan niatnya untuk duduk di dalam Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi persis saat Adzan Subuh berkumandang. Dua petugas haji 2023 itu terpaksa berhenti hanya beberapa langkah setelah turun dari Bus Shalawat di Terminal Syib Amir, Makkah pada Selasa 6 Juni 2023 dini hari.
Seorang pria Arab petugas kursi roda memanggil mereka. Dia bicara dalam bahasa Arab sambil menunjuk seorang pria jemaah calon haji Lansia Indonesia yang masih mengenakan kain ihram duduk di atas kursi roda.
Tangan kanan jemaah Lansia berusia 87 tahun itu bergerak lemah mencoba meraih tangan Rudi. "Saya terpisah dari rombongan. Saya tidak bawa uang sama sekali," kata jemaah tersebut dengan bibir gemetar. (Nama jemaah sengaja tidak kami tuliskan di sini).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tenang Pak. Bapak dari mana?" Rudi bertanya.
Jemaah Lansia tersebut mengaku dari Binjai, Sumatera Utara. Dia tidak membawa identitas lain. Satu satunya tanda pengenal adalah gelang jemaah yang dia kenakan di tangan.
Sementara di samping jemaah tersebut pria penyedia layanan kursi roda terus bicara menggunakan bahasa Arab dengan nada tinggi. "Tadi saya didorong pakai kursi roda ini, terpisah dari rombongan. Saya tidak bawa uang sama sekali," kata si Jemaah.
Hanya berjarak 1,5 meter dari jemaah Lansia pria tersebut ada seorang jemaah lansia wanita duduk di atas kursi. Jemari tangan kanannya memutar biji tasbih. Sementara bibirnya bergerak pelan mengucap dzikir.
Di sampingnya ada seorang pria Arab duduk di atas kursi roda. Setelah melihat petugas haji Indonesia dia mencoba bicara dalam bahasa Arab. Tangannya bergerak menunjuk ke jemaah Lansia wanita tersebut dan kursi roda mencoba memberi isyarat.
"Saya tadi di dorong pakai kursi roda sama dia. Dia minta uang. Saya belum kasih," kata jemaah Lansia wanita asal Pekanbaru berusia 73 tahun itu mencoba menjelaskan kepada petugas haji Indonesia.
Dini hari itu di titik dan waktu yang sama Bayu dan Rudi menemui dua kasus jemaah Lansia terpisah dari rombongan. Mereka juga tersandera kursi roda. Sebab orang Arab yang memberikan jasa kursi roda tersebut tak mau melepaskan mereka sebelum dibayar.
Bayu dan Rudi yang baru satu hari di Makkah kemudian berkoordinasi dengan PPIH Arab Saudi Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram. Rusni, seorang petugas sektor khusus pun datang membantu Bayu dan Rudi utamanya terkait persoalan komunikasi.
Rusni, mukimin yang sudah lama tinggal di Saudi mahir berbicara bahasa Arab. Dia menerjemahkan kata-kata dari penyedia jasa kursi roda tersebut.
"Jadi mereka (penyedia layanan kursi roda) ini belum dibayar. Sehingga bapak dan ibu ini tidak dilepas," kata Rusni.
Jemaah Lansia yang pria terang-terangan mengaku tak membawa uang. Sementara jemaah Lansia yang perempuan memang membawa uang. "Dari tadi dia memang minta fulus, tapi tidak saya kasih. Saya takut," kata dia.
Setelah penyedia jasa kursi roda dibayar sesuai tarif yakni 250 riyal Saudi atau setara Rp 1 juta (dengan kurs 1 riyal Saudi = Rp 4 ribu), jemaah calon haji Lansia pun dilepas. Pria Arab penyedia jasa kursi roda pun pergi.
Tapi masih ada satu persoalan, si bapak jemaah calon haji Lansia asal Binjai masih tersandera. Sebab dia tak membawa uang untuk membayar kursi roda. Padahal si bapak sudah lebih dari satu jam menunggu.
"Ini mestinya ketua rombongannya yang menangani (pembayaran)," kata Rusni.
Karena tak tega melihat jemaah calon haji Lansia yang lama menunggu, Bayu dan Rudi pun berinisiatif untuk patungan membayar jasa kursi roda tersebut.
Rusni tak menyarankan Bayu dan Rudi patungan untuk membayar layanan kursi roda tersebut. Sebab biasanya jemaah sudah menitipkan biaya kepada ketua rombongan. "Kasus seperti ini banyak, dan pasti akan terjadi lagi nanti. Ini kita telpon ketua rombongannya saja," kata dia.
Namun melihat si bapak yang sudah lebih dari satu jam menunggu di atas kursi roda, Bayu dan Rudi tetap patungan. "Biar bapak bisa tenang dan segera istirahat. Habis tawaf, sa'i pasti capek," kata Bayu.
Setelah dibayar, pria Arab penyedia layanan kursi roda pun 'dibebaskan'. Dia kemudian dibawa ke Kantor Sektor Khusus Masjidil Haram untuk istirahat.
Dua jemaah calon haji Lansia terbebas dari sandera penyedia jasa kursi roda. Bayu dan Rudi pun lega, meski niatnya duduk di dalam Masjidil Haram tepat saat Adzan berkumandang tak terwujud hari itu.
Keterangan
Atas permintaan, nama narasumber dalam artikel ini disamarkan.
Dengan pertimbangan kenyamanan jemaah dan keluarga di tanah air, nama jemaah tidak disebutkan.
(erd/nwk)
Komentar Terbanyak
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Iran-Israel Memanas, PBNU Minta Kekuatan Besar Dunia Tak Ikut Campur