Hadits tentang Orang yang Amalnya Lebih Buruk dari Kemarin

Hadits tentang Orang yang Amalnya Lebih Buruk dari Kemarin

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Jumat, 07 Apr 2023 15:00 WIB
selective focus. Muslim mans hand reading quran at night .
Ilustrasi. Ini hadits tentang orang yang amalnya lebih buruk dari kemarin. (Foto: Getty Images/iStockphoto/towfiqu ahamed)
Jakarta -

Sebagai umat dari Rasulullah SAW, umat Islam diingatkan oleh Rasulullah SAW agar tiap waktunya menjadi orang yang lebih baik. Perubahan ini dilandaskan pada hadits orang yang amal usahanya lebih buruk dari hari kemarin menurut hadits nabi termasuk orang yang celaka.

Landasan hadits yang dimaksud adalah sebagai berikut. Rasulullah SAW bersabda,

من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون.( رواه الحاكم)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, (dan) barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan bahkan, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka." (HR Al Hakim)

Orang yang selalu berusaha lebih baik dianggap sebagai orang yang beruntung ini menjadi motivasi sekaligus pengingat Rasulullah SAW kepada umatnya dalam hal umur rata-rata kehidupan manusia. Rasulullah SAW menyebut umur umatnya berkisar di antara 60 hingga 70 tahun,

ADVERTISEMENT

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

Artinya: "Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang mampu untuk melampaui umur tersebut." (HR Ibnu Majah)

Hadits di atas menjadi pengingat yang secara spesifik kepada kaumnya yang mulai menyamai bahkan melebihi usia Rasulullah SAW. Dikutip dari tulisan Muhammad Taqwa Yunus dalam buku Jangan Suruh Nina Bobo bahwa kita sebagai umat Rasulullah SAW harus mulai muhasabah diri.

Muhasabah artinya adalah mengintrospeksi diri atau berkaca. Hal ini dilakukan agar kita bisa mengukur amal ibadah kita dan senantiasa merasa khawatir kalau usia kita semakin berkurang sedangkan amal kita tidak bertambah.

Hal ini juga didukung dengan selalu mengingat bahwa bisa kapan saja ruh kita dipisahkan dari raga kita dengan bagaimana cara dan waktunya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita bahwa orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian sekaligus mempersiapkan diri untuk menghadapi kedatangannya.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads