Ramadan merupakan momentum bagi umat Islam untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amalan. Salah satunya dengan membaca zikir ketika puasa.
Mengutip Kitab al-Adzkar karya Imam an-Nawawi, zikir ketika puasa dapat diucapkan ketika mendapat hinaan atau dipermalukan bodoh oleh seseorang. Jika hal itu terjadi, disunnahkan untuk mengucapkan:
inni shoimun
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Aku sedang berpuasa" sebanyak dua kali atau lebih.
Baca juga: Niat Puasa Ramadan, Kapan Sebaiknya Dibaca? |
Hal tersebut bersandar pada riwayat yang termuat dalam Kitab Shahih Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
Artinya: "Puasa adalah perisai, jika seorang di antara kalian berpuasa, maka hendaknya tidak berkata kotor dan berbuat bodoh, jika seseorang memusuhinya atau menghinanya hendaknya dia mengatakan: 'Sungguh aku sedang berpuasa, sebanyak dua kali.'"
Selain menyebutkan tentang zikir ketika puasa, Imam an-Nawawi juga memaparkan zikir atau doa berbuka puasa yang shahih. Berikut selengkapnya.
Zikir ketika Berbuka Puasa
Diriwayatkan dalam Kitab Sunan Abu Dawud dan An-Nasa-i, dari Ibnu Umar RA, dia berkata, "Jika Rasulullah SAW berbuka puasa beliau membaca,
ذَهَبَ الظُّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى
Arab latin: Dzahabadh dham-u wabtalatil 'uruuqu tsabatal ajru in syaa al-laahu ta'aalaa
Artinya: "Telah hilang rasa haus, telah basah urat nadi, dan telah tetap pahala jika Allah menghendaki."
Selain itu, sebagaimana diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dari Muadz bin Zuhrah, ketika berbuka puasa, Rasulullah SAW membaca doa berikut,
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Arab latin: Allahumma laka shumtu wa 'alaa rezekika afthartu
Artinya: "Ya Allah, untukmu aku berpuasa dan atas rezeki-Mu aku berbuka."
Muadz bin Zuhraj juga meriwayatkan doa buka puasa sebagaimana terdapat dalam Kitab Ibnu Sunni. Berikut doanya,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِي فَصَمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
Arab latin: Alhamdulillaahil ladzii a'aani fashamtu wa razaqanii faafthartu
Artinya: "Segala puji bagi Allah, yang telah menolongku sehingga aku dapat berpuasa dan telah memberikan rezeki kepadaku sehingga aku dapat berbuka."
Dalam kitab tersebut juga terdapat riwayat yang berasal dari Ibnu Abbas RA. Ia mengatakan, "Jika Rasulullah SAW berbuka puasa beliau membaca,
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْت السَّمِيعُ الْعَلِيم
Arab latin: Allaahumma laka shumnaa wa'ala rezekika aftharnaa fataqabbal minnaa innak antas samii'ul 'aliim
Artinya: "Ya Allah, kepada-Mu kami berpuasa dan atas rezeki-Mu kami telah berbuka, maka terimalah dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Menurut sebuah riwayat, doa orang yang berpuasa termasuk doa yang mustajab. Hal tersebut diriwayatkan dalam Kitab at-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,
"Tiga orang yang doa mereka tidak tertolak, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang teraniaya". Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan.
Kemudian, dalam Kitab Ibnu Majah dan Ibnu Sunni, terdapat riwayat dari Abdullah bin Abi Malikah, dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, dia berkata: "Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa, ketika dia berbuka terdapat doa yang tidak tertolak."
Ibnu Malikah mengatakan, "Aku mendengar Abdullah bin Amr ketika berbuka puasa mengucapkan,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَرَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي
Arab latin: Allaahumma innii as-aluka bi rahmatikan latii wasi'at kulla syain an taghfira lii
Artinya: Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu menjadikan luasnya pengampunan-Mu kepadaku."
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana