Ketika melaksanakan ibadah sholat, biasanya kaum muslim membaca doa iftitah ketika memulainya, yakni setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca Surat Al-Fatihah. Lalu, apakah doa iftitah boleh dibaca pula saat menunaikan sholat sunah?
Nabi SAW dalam haditsnya dari Rifa'ah bin Rafi, beliau bersabda:
إِنَّهُ لَا تَتِمُّ صَلاةٌ لِأَحَدٍ مِنَ النَّاسِ حَتَّى يُكَبِرَ وَيَحْمَدَ اللَّهَ جَلَّ وَعَزَّ وَيُثْنِيَ عَلَيْهِ وَيَقْرَأَ بِمَا تَيَسَّرَ مِنَ القُرْآنِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Sesungguhnya tidaklah sholat seseorang menjadi sempurna sampai ia bertakbir (Allahu Akbar), dan dia bertahmid memuji Allah SWT dan memuliakan-Nya, kemudian membaca Al-Qur'an yang mudah baginya," (HR Abu Dawud & Hakim)
Muhammad Nashiruddin al-Bani dalam buku Sifat Shalat Nabi menyatakan bila hadits di atas menjadi sandaran para ulama dalam menganjurkan memuji Allah seperti membaca doa iftitah. Sebab hadits tersebut memerintah untuk bertahmid dan memuliakan-Nya pada antara takbiratul ihram dengan membaca Al-Qur'an.
Sayyid Sabiq dalam buku Fikih Sunnah Jilid 1 juga menerangkan bahwa disunnahkan bagi kaum muslim yang mendirikan sholat untuk melafalkan salah satu dari bacaan doa iftitah yang pernah diucapkan oleh Nabi SAW.
Apakah Doa Iftitah Berlaku dan Bisa Dibaca ketika Sholat Sunnah?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam buku Tuntunan Tanya Jawab, mengemukakan bahwa doa iftitah hukumnya sunnah, baik dalam sholat fardhu maupun sholat sunnah. Menurutnya, yang harus dibaca seseorang dalam doa iftitah adalah bacaan yang diriwayatkan oleh Nabi SAW
Pendapat yang sama juga dinyatakan oleh Imam Nawawi dalam Kitab Induk Doa dan Dzikir. Ia berpandangan bahwa bacaan tawajuh (doa iftitah) disunnahkan dalam sholat wajib juga sholat sunnah.
Imam Nawawi menambahkan, bila doa iftitah ditinggalkan pada rakaat pertama sholat, baik sengaja maupun lupa, maka tidak dianjurkan untuk membacanya pada rakaat kedua atau lainnya, lantaran sudah bukan pada waktunya lagi. Adapun jika dibaca pada rakaat kedua atau selainnya, hukumnya makruh tapi tidak membatalkan sholat.
Bacaan Doa Iftitah
Adapun redaksi doa iftitah terdapat banyak macamnya dalam sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh para sahabat. Di antaranya ada dua bacaan berikut ini yang dinukil dari buku Sifat Shalat Nabi:
Doa Iftitah dalam Hadits Abu Hurairah
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالتَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
Allahumma baa'id baini wa baina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghribi Allahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa yunaqqa ats-tsaubul abyadhu minad danasi Allahummaghsilnii min khathaayaaya bits tsalji wal maa'i wal baradi
Artinya: "Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dengan kesalahan-kesalahanku (dosa- dosaku) seperti Engkau menjauhkan antara ufuk timur dan ufuk barat. Ya Allah sucikanlah diriku dari segala dosa dan kesalahan seperti kain putih yang disucikan dari noda. Ya Allah sucikanlah diriku dari dosa-dosaku dengan air, salju, dan embun." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasa'i & Ahmad)
Doa Iftitah dari Hadits Riwayat Ali bin Abi Thalib
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا (مُسْلِمًا) وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِيْ ذُنُوبِي جَمِيعًا إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ. وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ. لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ وَالْمَهْدِى مَنْ هَدَيْتَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ (لَا مَنْجَا وَمَلْجَأَ مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ) تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Wajjahtu wajhiya lilladzi fathara as-samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin inna shalaatii wa nusukii wamahyaaya wa mamaatii lillahi rabbil 'aalamiin laa syariika lahu wa bidzalika umirtu wa anaa awwalul muslimiina
Allahumma antal maliku laa ilaaha illa anta, subhaanaka wa bihamdika anta rabbii wa anaa 'abduka dzhalamtu nafsii wa'taraftu bidzanbii faghfirlii dzunuubii jamii'an innahu laa yaghfiru adz-dzunuuba illa anta. Wahdinii liahsanil akhlaaqi laa yahdi liahsanihaa illa anta washrif 'annii sayyiahaa laa yashrifu 'anni sayyiahaa illa anta. Labbaika wa sa'daika wal khairu fi yadaika wasysyarru laisa ilaika wal mahdi man hadaita anaa bika wa ilaika laa manjaa wa malja'a minka illa ilaika tabaarakta wa ta'aalaita astaghfiruka wa atuubu ilaika.
Artinya: "Aku menghadapkan wajahku kepada Zat Yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus [dan berserah diri], dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadah-ibadahku, hidupku, dan matiku, kupersembahkan hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang yang pertama berserah diri. "
Ya Allah, Engkaulah Raja, tiada tuhan selain Engkau [Mahasuci Engkau dan segala puji bagi-Mu]. Engkaulah Tuhanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzhalimi diriku dan aku mengakui segala dosaku. Maka, ampunilah segala dosaku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Tunjukilah kepadaku sebaik-baiknya akhlak, tiada yang dapat menunjukkannya kecuali Engkau. Jauhkanlah dariku akhlak yang buruk, tiada yang dapat menjauhkannya dariku kecuali Engkau. Kusambut panggilan-Mu dan kuikuti perintah-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu, dan segala keburukan tidak akan kembali kepada-Mu. Aku berlindung dengan-Mu dan kepada-Mu [tidak ada keselamatan dan tempat berlindung dari-Mu melainkan kembali kepada-Mu]. Bertambah-tambahlah keberkahan-Mu dan bertambah- tambah pula ketinggian-Mu. Aku memohon ampunan-Mu dan bertobat kepada-Mu." (HR Muslim, Abu Dawud, Daruquthni, Tirmidzi, Baihaqi, & Ahmad)
Demikian penjelasan mengenai doa iftitah yang dibaca pada sholat sunnah, semoga bermanfaat!
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi